BUDIDAYA IKAN LELE PEMBENIHAN SECARA TRADISIONAL
Budidaya ikan lele pembenihan merupakan kegiatan awal dalam usaha ternak lele. Tanpa kegiatan pembenihan, maka kegiatan lain seperti, pendederan dan pembesaran tidak mungkin terlaksana. Kegiatan pembenihan ikan lele yang akan diuraikan disini merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh para pelaku usaha pembenihan baik secara semi-intensif maupun intensif. Secara garis besar, kegiatan pembenihan meliputi pemeliharaan induk, pemilihan induk ikan lele siap pijah, pemijahan, dan perawatan larva ikan lele atau benih.

Budidaya Ikan Lele Pembenihan Secara Tradisional

Kegiatan pembenihan ikan lele saat ini telah berkembang pesat, terutama di pulau Jawa. Kebanyakan kegiatan pembenihan ikan lele oleh petani masih dilakukan dengan peralatan dan cara yang sederhana. Biasanya hanya memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat dengan harga yang terjangkau. Disamping itu, tenaga kerja yang digunakan cukup dengan memanfaatkan tenaga anggota keluarga petani yang bersangkutan.

Budidaya ikan lele seperti kebiasaan petani ini berkembang terutama di daerah dataran rendah sepanjang pantai utara Jawa (pantura), dari Bekasi, Indramayu, hingga sekitar Cirebon.

Cara atau kebiasaan yang dilakukan petani ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah dapat dilakukan secara sederhana di belakang rumah dengan biaya yang terjangkau. Sementara itu, kelemahannya adalah produk yang dihasilkan belum sesuai dengan yang diharapkan, karena teknologi yang mereka terapkan belum intensif. Kadang-kadang keuntungan yang diperoleh sangat kecil, bahkan tidak jarang mereka mengalami kerugian.

Karakteristik budidaya ikan lele pembenihan secara tradisional yang dilakukan petani tersebut sebagai berikut.

a. Kolam Pemeliharaan Induk - Budidaya Ikan Lele Pembenihan Tradisional

Pada budidaya ikan lele pembenihan secara tradisional, kolam yang digunakan untuk memelihara induk ikan lele tidak disediakan secara khusus. Kolam-kolam tersebut bisa memanfaatkan kolam yang ada dipekarangan rumah. Luas kolam juga tidak ditentukan, biasanya hanya menyesuaikan dengan luas dan bentuk pekarangan yang tersedia. Dalam budidaya ikan lele pembenihan secara tradisional ini, tetap diperlukan adanya pemisahan antara induk jantan dan induk betina, sehingga untuk kolam pemeliharaan induk minimal dibutuhkan dua buah kolam.

Pembuatan sistem pengairannya pun cukup sederhana. Biasanya hanya terdiri dari saluran pemasukan air atau inlet dan saluran pembuangan atau outlet. Kolam ini mirim dengan comberan, air yang digunakan untuk mengairi kolam bisa memanfaatkan pembuangan dari rumah tangga, misalnya air dari tempat cucian, pembuangan air dari kamar mandi, dan pada saat musim hujan bisa memanfaatkan suply air dari hujan. Induk ikan lele yang dipelihara juga tidak terlalu banyak. Kepadatan penebaran hanya 1-2 kg/m² dengan memanfaatkan pakan dari sisa-sisa dapur maupun limbah peternakan ayam, seperti ayam yang mati digunakan sebagai pakan dengan cara dibakar terlebih dahulu. Ada juga pembudidaya ikan lele secara tradisional yang memberikan pakan tambahan berupa keong mas, bekicot, cicak, tikus, maupun pakan alami lain yang bisa didapat.

Induk yang akan dipijahkan telah memenuhi persyaratan untuk dipijahkan. Kriterianya adalah sudah berumur minimal 1 tahun. Baik induk ikan lele betina maupun induk ikan lele jantan yang digunakan tersebut, kondisinya telah matang kelamin.

b. Pemijahan - Budidaya Ikan Lele Pembenihan Tradisional

Pembuatan Kolam Pemijahan - Budidaya Ikan Lele Pembenihan Tradisional

Pada budidaya ikan lele pembenihan secara tradisional ini, pemijahan dapat dilakukan dalam bak atau kolam tembok maupun kolam terpal. Pemijahan ikan lele yang dilakukan dalam kolam tembok harus dibuat secara khusus dan biasanya menghabiskan biaya yang mahal. Pembuatan kolam terpal jauh lebih murah, yaitu dengan memanfaatkan plastik terpal yang disusun atau dibentuk hingga seperti kolam. Pembuatan kolam terpal ini dapat dilakukan dengan menyusun batu bata atau batako dengan bentuk persegi empat yang dibuat seolah-olah seperti tanggul kolam. Plasti terpal tersebut kemudian ditempatkan diantara pasangan batu bata atau batako tersebut. Cara lain dapat dilakukan dengan menggunakan papan untuk membuat tanggul atau dinding kolam. Untuk memijahkan sepasang induk ikan lele, maka dibutuhkan kolam pemijahan seluas 2 m².

Sebelum digunakan, kolam pemijahan harus dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu beberapa hari. Maksudnya untuk mempercepat terjadinva proses pemijahan. Selanjutnya, bak diisi air jernih dan bersih setinggi 50-60 cm. Jika air yang digunakan tersebut kotor atau keruh, telur-telur ikan lele akan tertutup oleh lapisan lumpur sehingga tidak bisa menetas.

Untuk tempat penempelan telur, di dalam kolam pemijahan harus disediakan kakaban yang terbuat dari ijuk. Ukuran kakaban disesuaikan dengan ukuran kolam pemijahan. Namun, ukuran yang biasa digunakan panjangnva 75-100 cm dan lebarnya 30-40 cm. Sebagai patokan, untuk 1 pasang induk ikan lele dengan berat induk betina 500 gram, dibutuhkan kakaban sebanyak 4 buah. Jika kurang, dikhawatirkan telur yang dikeluarkan ketika pemijahan tidak tertampung seluruhnya atau menumpuk di kakaban, sehingga mudah membusuk dan tidak menetas.

Selanjutnya, kakaban yang telah disiapkan dipasang rata menutupi seluruh permukaan dasar kolam pemijahan. Cara pemasangannya adalah dengan menindihkan batu pada kakaban sebagai pemberat. Hal ini dimaksudkan agar telur-telur ikan lele hasil pemijahan dapat tertampung di kakaban dan seluruh bagiannva tetap dalam kondisi terendam air.

Pelepasan Induk - Budidaya Ikan Lele Pembenihan Tradisional

Setelah tempat pemijahan dipersiapkan, induk ikan lele jantan dan betina ditangkap dari kolam induk dengan menggunakan waring (jaring yang bermata kecil). Penangkapan induk ikan lele tersebut harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak stress. Induk ikan lele yang sudah ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam kolam pemijahan. Untuk satu kolam pemijahan berukuran 2 m², jumlah induk yang dipijahkan cukup 1 pasang. Jika induk yang dipijahkan lebih dari 1 pasang, dikhawatirkan selama proses pemijahan berlangsung akan terjadi perkelahian antara induk-induk tersebut, sehingga proses pemijahan tidak dapat berlangsung dengan sempurna. Di samping itu, kerugian lainnya adalah induk yang terlibat perkelahian akan mengalami luka-luka dan kondisinya lemah.

Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah kondisi tubuh induk-induk ikan lele yang akan dipijahkan harus telah memenuhi persyaratan standar. Persyaratan tersebut di antaranva adalah harus matang kelamin dan berumur tidak kurang dari 1 tahun.

Ciri-ciri induk ikan lele betina yang telah siap untuk dipijahkan sebagai berikut.
  1. Bagian perut tampak membesar ke arah anus dan jika diraba terasa lembek.
  2. Lubang kelamin berwarna kemerahan dan tampak agak membesar.
  3. Jika bagian perut secara perlahan diurut ke arah anus, akan keluar beberapa butir telur berwarna kekuning-kuningan dan ukurannya relatif besar.
  4. Pergerakannya lamban dan jinak.
Ciri-ciri induk ikan lele jantan yang telah siap untuk dipijahkan sebagai berikut.
  1. Alat kelamin tampak jelas dan lebih runcing.
  2. Warna tubuh agak kemerah-merahan.
  3. Tubuh ramping dan gerakannya lincah.
Induk ikan lele jantan dan betina yang telah matang kelamin atau matang gonad dimasukkan ke dalam kolam pemijahan. Untuk memberikan waktu penyesuaian dengan keadaan di kolam pemijahan, pelepasan induk ikan lele sebaiknya dilakukan sebelum pukul 10.00 pagi. Untuk menghindari agar induk ikan lele yang sedang dipijahkan tidak meloncat keluar, maka bagian atas kolam pemijahan harus diberi penghalang, misalnya dengan menggunakan papan, triplek, atau bilah bambu. Pemasangan penghalang tersebut jangan terlalu dekat dengan permukaan air kolam, sehingga tidak mengganggu proses pemijahan. Pemijahan biasanya akan terjadi pada malam hari menjelang pagi, yaitu sekitar pukul 24.00-04.00.

Proses pemijahan terjadi secara alami. Induk ikan lele betina akan melepaskan telurnya pada kakaban yang sudah disiapkan. Pada saat yang sama induk ikan lele jantan akan melepaskan sperma untuk membuahi telur ikan lele betina tersebut. Pembuahan tersebut terjadi diluar tubuh ikan lele. Pemijahan secara tradisional ini memiliki beberapa kendala, diantaranya adalah ketidakpastian induk ikan lele tersebut akan memijah. Pemijahan dengan cara ini bisa berlangsung dalam satu malam, tetapi juga bisa berlangsung pada malam kedua, bahkan kadang-kadang induk ikan lele tidak memijah sama sekali selama beberapa malam. Ketidak pastian tersebut biasanya dipengaruhi oleh tingkat kematangan kelamin induk yang tidak sempurna atau manipulasi kondisi lingkungan yang kurang tepat sehingga penyesuaian induk terhadap tempat pemijahan menjadi terhambat.

c. Penetasan Telur Ikan Lele

Pembuatan Kolam Penetasan Telur - Budidaya Ikan Lele Pembenihan Tradisional

Kolam penetasan telur ikan lele dibuat dan dipersiapkan bersamaan dengan pembuatan dan persiapan kolam pemijahan. Setelah proses pemijahan selesai, telur-telur ikan lele tersebut, yang menempel pada kakaban yang telah dipersiapkan sebelumnya, harus segera dipindahkan agar tidak dimakan kembali oleh induk ikan lele yang kehabisan energi setelah memijah.

Untuk menghemat biaya, biasanya para petani pembudidaya ikan lele membuat kolam penetasan dengan menggunakan plastik terpal seperti pada kolam pemijahan di atas. Kolam penetasan harus dibuat dengan ukuran yang lebih besar daripada kolam pemijahan, karen kolam penetasan ini sekaligus digunakan sebagai kolam pemeliharaan benih atau larva ikan lele tersebut. Luas kolam penetasan telur ikan lele dari seekor induk ikan lele betina yang beratnya 500 gram adalah 2 x 3 x 0,25 m.

Kolam penetasan sebaiknya dibuat dan ditempatkan di tempat yang teduk, tidak terkena sinar matahari langsung dan air hujan. Jika kolam penetasan dibuat di tempat terbuka dikhawatirkan akan terjadi perbedaan suhu yang cukup tajam antara siang dam malam hari, apa lagi jika turun hujan. Perbedaan suhu yang signifikan akan mengakibatkan benih atau larva ikan lele stress sehingga tingkat kematian benih atau larva ikan lele tersebut sangat tinggi.

Pembuatan kolam penetasan telur pada budidaya ikan lele pembenihan ini tidak terlalu sulit dilakukan dan biaya yang dibutuhkan pun tidak terlalu besar. Pembuatan kolam penetasan telur ikan lele ini dapat dilakukan dengan cara:
  1. Buatlah denah atau gambar kolam penetasan dengan ukuran disesuaikan dengan jumlah induk betina yang dipijahkan dan berbentuk persegi empat.
  2. Tancapkan tiang atau patok bambu atau kayu sedikit lebih tinggi daripada tinggi kolam, kurang lebih sekitar 30 cm dari permukaan tanah.
  3. Buat kerangka kolam yang dihubungkan ke setiap tiang yang telah ditancapkan. Agar lebih kuat, kerangka tersebut sebaiknya dipaku ke setiap tiang.
  4. Setelah kerangka kolam siap, maka langkah selanjutnya adalah memasang plastik terpal yang akan digunakan sebagai tempat penampung air. Ukuran plastik terpal disesuaikan dengan ukuran kolam. Jika menggunakan plastik terpal yang terlalu lebar maka akan menghabiskan banyak biaya. Plastik terpal tersebut dipasang di bagian dalam kerangka dan diikatkan ke kerangka yang sudah dipasang. Agar lebih kuat, ikatan dibuat dengan jarak tidak lebih dari 20 cm, sehingga plastik terpas yang sudah terpasang dapan menahan beban air yang mendesak keluar kolam.
  5. Ketinggian air dalam kolam penetasan antara 15-20 cm. Ketinggian tersebut dengan pertimbangan bahwa benih atau larva ikan lele masih berukuran sangat kecil. Sehingg dengan ketinggian tersebut diperkirakan cukup untuk menopang pertumbuhan benih atau larva ikan lele hingga pendederan. Selain itu, jika ketinggian air kolam penetasan terlalu tinggi, dikhawatirkan akan terjadi perbedaan atau perubahan suhu yang signifikan, sehingga benih atau larva ikan lele banyak yang mati.

Perawatan Telur - Budidaya Ikan Lele Pembenihan Tradisional

Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa telur ikan lele yang menempel di kakaban harus segera diangkat, untuk menghindari telur tersebut dimakan oleh induknya yang kehabisan energi pasca pemijahan. Pengangkatan telur pada kakaban harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak banyak telur yang terbuang. Kakaban dimasukkan pada kolam penetasan yang telah dipersiapkan dengan posisi rata. Hal yang harus diperhatikan saat meletakkan kakaban ke dalam kolam penetasan adalah seluruh permukaan kakaban harus terendap air sehingga seluruh telur bisa terndam air. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya telur ikan lele yang tidak menetas karena tidak terendam air.

Selama proses penetasan telur ikan lele dan benih atau larva ikan lele, harus dilakukan pengontrolan terhadap kolam agar binatang atau predator tidak masuk kedalam kolam. Predator yang dapat memangsa telur atau benih ikan lele antara lain ular atau kodok. Jika predator tersebut masuk ke dalam kolam penetasan, bisa dipastikan telur atau benih ikan lele banyak yang hilang.

Telur-telur ikan lele tersebut akan menetas dalam waktu 22-124 jam setelah pemijahan. Untuk mencukupi kebutuhan oksigen, usahakan ada sedikit aliran air, misalnya dengan menggunakan selang aerator yang biasa digunakan pada aquarium. Selain untuk mencukupi kebutuhan oksigen, aliran air tersebut dimaksudkan untuk menjaga kualitas air agar tidak menimbulkan bau, karena kaualitas air yang jelek dan berbau tidak sedap akan mengakibatkan benih ikan lele banyak yang mati.

Benih ikan lele yang baru menetas biasanya akan berkumpul di dasar kolam. Benih-benih tampak berwarna kehijauan, kecokelatan, atau kehitaman. Setelah diperkirakan telur-telur sehat sudah menetas, kakaban harus segera diangkat, agar telur ikan lele yang tidak menetas tidak membusuk dan mencemari air kolam. Jika air kolam tercemar dan kualitasnya menurun maka hal tersebut dapat membahayakan keselamatan benih atau larva ikan lele yang baru menetas.

d. Pemeliharaan Larva - Budidaya Ikan Lele Pembenihan Tradisional

Benih atau larva ikan lele akan dipelihara pada kolam penetasan yang sudah dipersiapkan sekaligus sebagai kolam perawatan benih. Benih-benih tersebut harus dirawat dan dipelihara dengan baik. Perawatan dan pemeliharaan benih ikan lele tersebut terutama dilakukan dengan cara menjaga kualitas air agar tetap baik dan mencukupi kebutuhan pakan.

Untuk menjaga kualitas air, maka perlu dilakukan penggantian air kolam setiap dua hari sekali, atau dengan mempertimbangkan tingkat penurunan kualitas air. Penggantian dilakukan dengan cara membuang seperempat bagian air kolam, kemudian diisi kembali dengan air yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu.

Pemberian pakan pada benih atau larva ikan lele dilakukan setelah benih tersebut berumur tiga hari setelah menetas. Selama tiga hari pertama, benih ikan lele masih mengandalkan cadangan makanan berupa kuning telur yang terdapat pada tubuhnya. Pakan tambahan yang diberikan setelah benih berumur tiga hari disesuaikan dengan ukuran mulut benih. Pakan tambahan yang paling sesuai adalah pakan alami, yaitu berupa pakan hidup dan plankton. Salah satu pakan hidup yang disukai benih atau larva ikan lele adalah kutu air atau yang lebih dikenal dengan sebutan (Daphnia sp.). Di samping kutu air, pakan alami lain yang cocok untuk benih ikan lele adalah cacing sutera.

Pemberian pakan tambahan tersebut harus dilakukan secara terukur, tidak berlebihan, dan diberikan sebanyak dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Pemberian pakan yang terukur akan menjaga kualitas air tetap baik. Pakan tambahan untuk benih ikan lele yang masih kecil lebih diutamakan berupa pakan alami. Kelebihan pakan alami ini adalah memiliki nutrisi yang cukup lengkap jika dibanding dengan pakan buatan.

Pakan alami benih ikan lele berupa kutu air (Daphnia sp.) daoat diperoleh dari comberan atau genangan air. Penangkapan kutu air (Daphnia sp.) menggunakan scopnet berukuran kecil. Sebelum diberikan, kutu air (Daphnia sp.) harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran atau lumpur yang menempel. Sementara itu, pakan alami benih ikan lele berupa cacing sutera dapat diperoleh dengan cara melakukan penangkapan cacing sutera tersebut pada saluran pembuangan air yang banyak mengandung bahan organik, seperti sisa makanan rumah tangga. Saluran air atau comberan yang banyak mengandung bahan organik biasanya banyak terdapat cacing sutera.

Benih lele dipelihara selama 2-3 minggu dalam kolam penetasan, dan selanjutnya benih-benih ikan lele tersebut dipindahkan dan didederkan di kolam pendederan. Kolam pendederan ini bisa menggunakan kolam tembok atau jaring apung (japung). Pemanenan benih dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu masih rendah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya stres pada benih. Benih yang ditetaskan menggunakan kolam plastik, cara pemanenannya cukup praktis, yakni hanya dengan mengangkat beberapa sudut dari plastik tersebut. Dengan cara ini, secara perlahan-lahan air di dalam kolam pemeliharaan benih akan terbuang atau berkurang dan benih akan berkumpul di salah satu sudut. Di sudut pembuangan dipasang scop net yang berfungsi untuk menampung benih ikan lele yang terbawa aliran air. Selanjutnya scop net diangkat dengan hati-hati dan benih ikan lele dipindahkan ke tempat pendederan. Untuk setiap ekor induk yang beratnya sekitar 500 gram akan diperoleh benih ikan lele sebanyak 10.000-15.000 ekor.

Baca Artikel Terkait :
  • Budidaya Ikan Lele Pembenihan Semiintensif

    Salah satu kegiatan pokok atau kegiatan inti yang dilakukan pada budidaya ikan lele pembenihan semiintensif ini adalah induk yang akan dipijahkan (dikawinkan), baik jantan maupun betina, dirangsang terlebih dahulu menggunakan kelenjar hipofisa melalui penyuntikan. Jadi, pemijahan secara semiintensif tidak dilakukan secara alami. Keuntungan yang diperoleh dari budidaya ikan lele pembenihan semiintensif antara lain dapat diperkirakan jumlah ...
  • Budidaya Ikan Lele Pembesaran

    Budidaya ikan lele merupakan salah satu budidaya agribisnis yang perlu mendapat perhatian serius. Selain karena permintaan pasar untuk ikan lele sangat tinggi, baik konsumsi nasional maupun ekspor, budidaya lele juga bisa dilakukan di lahan sempit. Budidaya ikan lele tahap ini merupakan teknik budidaya lele untuk membesarkan bibit ikan lele berukuran 1-3 cm menjadi bibit ikan lele berukuran 3-5 cm dengan waktu budidaya selama 2-3 minggu.


terkait dengan BUDIDAYA IKAN LELE PEMBENIHAN SECARA TRADISIONAL :

  • BUDIDAYA IKAN LELE PEMBENIHAN SECARA TRADISIONAL
  • MENGENAL IKAN GURAMI
  • BUDIDAYA IKAN NILA
  • BUDIDAYA IKAN LELE
  • CARA MEMBUAT KOLAM IKAN
  • HAMA PENYAKIT IKAN LELE
  • PAKAN ALTERNATIF IKAN LELE
  • MENGENAL IKAN LELE
  • BUDIDAYA IKAN HIAS
  • BUDIDAYA IKAN LELE PENDEDERAN
  • KUTU AIR (Daphnia sp.)
  • SIDAT (Anguillidae)
  • CARA MERAWAT KOLAM IKAN
  • NUTRISI DAN PAKAN IKAN
  • BUDIDAYA IKAN LELE PEMBENIHAN SEMIINTENSIF

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar