DURIAN Durio zibethinus

MENGENAL DURIAN

Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad ke-7 M. Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Kemudian, tanaman ini mulai menyebar ke rah Barat, yaitu ke Thailand, Birma, India, dan Pakistan. Buah ini memiliki nama latin Durio zibethinus yang berasal dari kata duri dan zhibet atau civet yang berarti musang, karena memang durian dianggap memiliki bau yang menyerupai musang.

Jenis tanaman durian diperkirakan mencapai 30 jenis. Dari 30 jenis tersebut, hanya Durio zibethinus yang ditanam untuk dikonsumsi sebagai buah-buahan. Tanaman durian merupakan jenis pohon hutan basah yang memiliki tinggi mencapai 30-40 m dan garis tengah 2-2,5 m. Walaupun umumnya tidak dikenal di negara barat, durian adalah sebuah komoditas berharga di Asia Tenggara yang memberikan pengaruh pada kultur dan sejarah dunia. Durian merupakan jenis buah yang cukup lama ada di dunia. Di Malaysia, nilai ekspor durian tercatat di atas 40%. Sementara di Indonesia, panen beras pernah gagal hanya karena waktu tanamnya bersamaan dengan panen durian.

Oleh karena durian merupakan buah asli nusantara, sehingga keragaman genetik buah durian di Indonesia sangat besar. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi durian unggul paling tinggi di dunia. Hingga tahun 2009 telah ditetapkan sebanyak 71 buah durian dengan varietas unggul. Jumlah ini terbilang sangat tinggi, jika dibandingkan dengan Thailand yang hanya memiliki 4 varietas unggul, yaitu monthong, kra dum thong, chanee, dan puang manee.

Asal-usul Durian

Durian merupakan buah asli Indonesia, dengan pusat keanearagaman varietas di Pulau Kalimantan. Kata durian diambil dari bentuk kulit buahnya yang berduri. Pada awalnya, durian merupakan tanaman liar di hutan. Namun, karena rasa buah ini cukup banyak digemari oleh masyarakat, sehingga tanaman durian berkembang menjadi tanaman pekarangan dan tanaman sela di tegalan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan konsmen, saat ini duriaan mulai dikebunkan dan menjadi tanaman budidaya. Di Thailand durian berkembang pesat menjadi tanaman budidaya komersial. Hal ini disebabkan karena durian memiliki pangsa pasar yang cukup luas. Bahkan Thailand adalah negara yang paling dikenal sebagai pengekspor durian. Negara ini telah berhasil mengembangkan kultivar durian bermutu tinggi dengan sistem budi daya yang baik. Selain Thailand, beberapa negara pengekspor durian antara lain adalah Mindanao (Filipina), Queensland (Australia), Kamboja, Laos, Vietnam, India, dan Sri Lanka.

Di Indonesia, durian mulai dikembangkan secara intensif menjadi tanaman budidaya. Pangsa pasar yang cukup luas dan nilai ekonomis yang tinggi menjadikan tanaman ini sebagai pilihan komoditas bagi para petani. Persepsi masyarakat yang cukup tinggi terhadap buah durian menjadikan harga buah ini terbilang cukup mahal dan menjadi buah yang cukup mewah. Perdagangan durian di pasar modern selama ini masih dipenuhi oleh durian monthong dari Thailand. Hal ini disebabkan oleh mutu buah yang lebih sesuai dengan selera pembeli, konsistensi mutu, dan sistem pasokan yang lebih baik.

Sentra Penanaman Durian di Indonesia

Indonesia memiliki wilayah andalan sentra produksi durian. Wilayah tersebut adalah Nangroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.

Upaya peningkatan produksi durian di dalam negeri sebenarnya masih bisa dilakukan melalui perbaikan sistem produksi sehingga jumlah pasokan durian dengan mutu baik dapat ditingkatkan. Indonesia memiliki potensi produsen durian yang bagus mengingat varietas durian dan agroklimat yang beragam sehingga durian dapat dihasilkan sepanjang tahun.

Standar Mutu Buah Durian

Dengan diberlakukannya pasar global, persaingan di pasar buah makin ketat. Oleh karenanya, pembudidaya durian perlu meningkatkan mutu buah sehingga memiliki daya saing di pasar. Peningkatan mutu huah juga akan memberikan keuntungan yang berkelanjutan karena produksi dilakukan secara efisien. Buah durian yang bermutu tinggi akan diterima dengan baik oleh pasar dan konsumen sehingga akan layak mendapatkan harga jual yang tinggi.

Mutu merupakan gabungan dari sifat-sifat yang memberikan nilai pada durian. Mutu tidak hanya diperuntukkan pada produk, tetapi termasuk juga pelayanan, seperti kesesuaian isi kemasan dengan label dan ketepatan waktu pengiriman. Mutu merupakan suatu konsep dinamis yang mampu memuaskan konsumen, terdiri dari unsur spesifik mengenai penampilan tertentu suatu produk sesuai dengan persepsi konsumen.

Setiap pasar memiliki tuntutan terhadap mutu buah durian yang berbeda-beda. Hal ini akan berpengaruh terhadap pembentukan standar mutu durian yang diproduksi. Oleh karenanya, terdapat standar mutu minimal durian yang semestinya dipenuhi oleh setiap pembudidaya durian. Standar mutu tersebut sebagai berikut :
  • Ukuran buah sedang dengan bobot 1,6-2,5 kg/buah.
  • Daging buah berwarna kuning muda hingga kuning tua/tembaga.
  • Rasa daging buah manis legit/manis legit sedikit pahit.
  • Tekstur daging buah pulen (lembut dan kering).
  • Porsi edibel/jumlah daging minimal 30% dengan ketebalan daging buah minimal 10 mm.
  • Biji kempes/kecil dengan berat maksimal 15 g/biji.
  • Buah bisa dipetik di pohon (± 5 hari sebelum jatuh) (rasa = durian jatuh).
  • Buah tahan disimpan minimal 7 hari setelah jatuh.
Dengan masuknya durian impor, terbentuk konsumen baru yang menuntut kriteria lain pada standar mutu durian. Standar mutu yang diinginkan untuk durian impor adalah daging buah tebal, biji kempes, daging buah tidak lengket di tangan, aroma yang tidak kuat,warna daging buah yang lebih merah, dan buah dapat diperam tanpa mengurangi kualitas (durian buah klimakterik). Tuntutan konsumen baru tersebut cenderung dipenuhi oleh durian monthong sehingga upaya pemuliaan buah durian di Indonesia perlu ditingkatkan lagi.

ASEAN dan Indonesia juga memiliki standar mutu buah durian yang sedikit berbeda. Standar mutu tersebut sebagai berikut:
  • Penampilan luar tampak segar, bebas dari kotoran dan benda asing, serta tidak ada bagian yang busuk.
  • Bebas dari kerusakan yang tampak walaupun tidak berpengaruh pada isi buah.
  • Bebas dari serangan hama dan penyakit serta kerusakan yang mempengaruhi penampilan buah.
  • Bebas dari kerusakan yang disebabkan oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
  • Bebas dari bau dan rasa selain durian.
  • Pada saat matang, tidak boleh ada bagian daging buah yang mengeras, ujungnya menghitam, serta bebas dari daging berair (water core). Apabila hal tersebut terjadi, kerusakan tidak boleh lebih dari 5% dari daging buahnya.

Klasifikasi ilmiah buah durian

Kingdom : Plantae - Plants
Subkingdom : Tracheobionta - Vascular plants
Superdivision : Sperrnatophyta - Seed plants
Division (phylum) : Magnoliophyta - Flowering plants
Kelas : Magnoliopsida - Dicotyledons
Subkelas : Dilleniidae
Order : Malvales
Keluarga : Bombacaceae - Kapok-tree family
Genus : Durio Adanson - durio
Spesies : Durio zibethinus Murray – durian

Morfologi Tanaman

Tanaman durian merupakan jenis pohon tahunan, hijau abadi (pengguguran daun tidak tergantung musim); tetapi ada saat tertentu untuk menumbuhkan daun-daun baru (periode flushing atau peronaan) yang terjadi setelah masa berbuah selesai. Ketinggian tanaman dapat mencapai 25-50 m, tergantung spesiesnya. Pohon durian sering memiliki banir (akar papan). Pepagan (kulit batang) berwarna cokelat kemerahan, mengelupas tak beraturan. Tajuknya rindang dan renggang.

Daun Durian

Daun durian berbentuk jorong hingga lanset dengan panjang 10-15 (-17) cm dan lebar 3-4,5 (-12,5) cm. Daun umumnya terletak berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau tumpul dan berujung lancip melandai. Sisi bagian atas berwarna hijau terang, sedangkan nisi bawah tertutup sisik-sisik berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu bintang.

Bunga Durian

Bunga durian muncul langsung dari batang (cauliflorous) atau cabang-cabang yang tua di bagian pangkal (proximal) secara berkelompok. Bunga-bunga tersebut berkelompok dalam karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunganya membulat, diameternya sekitar 2 cm, dan bertangkai panjang. Kelopak bunga berbentuk tabung sepanjang kurang lebih 3 cm. Daun kelopak tambahan terpecah menjadi 2-3 cuping, berbentuk bundar telur. Mahkota berbentuk sudip, panjangnya kira-kira 2 kali panjang kelopak, berjumlah 5 helai, dan berwarna keputih-putihan. Benang sarinya banyak, terbagi ke dalam 5 berkas. Sementara kepala putiknya membentuk bongkol dengan tangkai yang berbulu. Bunga muncul dari kuncup dorman, umumnya mekar pada sore hari dan bertahan hingga beberapa hari. Sementara pada siang hari, bunga menutup. Bunga durian menyebarkan aroma wangi yang berasal dari kelenjar nektar di bagian pangkalnya untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya. Kajian di Malaysia pada tahun 1970-an menunjukkan bahwa penyerbuk durian adalah kelelawar Eonycteris spelaea. Penelitian tahun 1996 lebih jauh menunjukkan bahwa hewan lain, seperti burung madu Nectariniidae dan lebah turut serta dalam penyerbukan tiga kerabat durian lainnya.

Buah Durian

Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat telur, hingga lonjong dengan panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm. Kulit buahnya tebal serta berwarna hijau kekuning-kuningan, kecokelatan, hingga keabu-abuan. Permukaan kulit durian bersudut tajam ("berduri") walaupun duri ini bukan duri dalam pengertian botani. Oleh karena itu, buah ini disebut"durian”. Buah akan berkembang setelah pembuahan dan memerlukan 4-6 bulan untuk pemasakan. Pada masa pemasakan, terjadi persaingan antarbuah pada satu kelompok sehingga hanya satu atau beberapa buah yang akan mencapai kemasakan, sedangkan sisanya gugur. Buah akan jatuh sendiri apabila masak. Pada umumnya berat buah durian dapat mencapai 1,5-5 kg. Setiap buah memiliki lima ruang ("kamar") yang menunjukkan jumlah daun buah yang dimiliki. Masing-masing ruangan terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih. Biji tersebut berbentuk lonjong dengan panjang kira-kira 4 cm. Warnanya merah muda kecokelatan dan tampak mengilap. Biji terbungkus oleh arilus (salut biji, daging buah) berwarna putih hingga kuning terang dengan ketebalan yang bervariasi. Pada kultivar unggul, ketebalan arilus ini dapat mencapai 3 cm. Biji dengan salut biji dalam perdagangan disebut pongge.

Manfaat Durian

Durian memang memberikan banyak manfaat. Selain daging buahnya yang enak untuk dinikmati, tanaman, kulit, dan biji durian juga ternyata memberikan nilai manfaat.

Manfaat Tanaman Durian

Durian merupakan buah yang tanamannya berupa pohon. Oleh karenanya, tanaman ini bisa digunakan sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring. Selain itu, batangnya juga kerap digunakan sebagai bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kualitas kayu durian setaraf dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.

Manfaat Daging Buah Durian

Bagian utama yang dimanfaatkan dari durian adalah daging buahnya. Umumnya, daging buah durian berwarna kuning atau putih kekuningan. Daging buah ini menyelimuti atau melindungi biji. Setiap ruang terisi oleh beberapa biji, biasanya berjumlah tiga. Ketebalan daging buah biasanya beragam, tergantung varietas, tetapi pada kultivar unggul dapat mencapai 3 cm. Rasa dan aroma daging buah sangat dipengaruhi oleh kandungan gula, alkohol, dan asam amino aromatik lainnya. Selain rasanya yang lezat dan legit untuk dimakan, ternyata durian juga memiliki khasiat untuk meremajakan kulit. Buah beraroma kuat ini dapat mencegah dampak dari penuaan. Dengan dicampur bahan lainnya, durian mampu mengatasi tanda penuaan di area kelopak mata seperti kerutan (crow's feet), garis halus, kendur, serta lingkar hitam. Formula berbahan dasar durian juga sangat baik untuk memperbaiki tekstur kulit, mengatasi sel kulit mati, merangsang regenerasi kulit, serta meningkatkan fungsi kolage untuk kekencangan kulit. Durian merupakan jenis buah yang kaya akan fitonutrient, yaitu omega 3 dan omega 6, fitosterol, polifenols, komponen organosulfur unik, protein, dan triptofan. Sebagai buah asli nusantara, durian juga dikenal sebagai obat berbagai penyakit, antara lain obat antimalaria (dengan meminum perasan kulit buahnya), obat cacing, obat kuning (dengan berendam pada godogan daun durian), serta antidiabetes (diduga dapat meningkatkan kandungan insulin dalam darah). Khaisat yang paling menarik adalah sebagai afrodisiak. Durian diakui memiliki zat afrodisiak yang tinggi, yaitu rumphius 1,741; baillon 1.875; ridley 1.902; dan popham 1.979. Karena itulah, terdapat ungkapan "when the durians come down, the sarongs come on atau when the durian fall, the sarong also fall".

Manfaat Biji Dan Kulit Durian

Umumnya, biji durian dinikmati sebagai makanan kecil. Cara memasaknya umumnya dengan direbus atau dibakar. Oleh karena kandungan patinya cukup tinggi, biji durian berpotensi sebagai alternatif pengganti makanan. Pengolahannya dengan dibuat bubur dan biasanya dicampur dengan daging buahnya. Kulit buah bisa dikeringkan dan digunakan sebagai bahan bakar, terutama untuk mengasapi ikan. Selain itu, kulit durian juga dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus. Caranya dengan menjemurnya hingga kering dan membakarnya sampai hancur. Kulit durian juga bisa digunakan untuk menghilangkan bau buah durian yang menyengat. Caranya, berikan air di bagian dalam kulit durian yang bentuknya cekung. Kemudian, air tersebut digunakan untuk cuci tangan sehabis makan durian. Zat-zat dalam kulit durian akan bercampur dengan air yang kemudian akan menetralkan bau durian.
More aboutDURIAN Durio zibethinus

LALAT BUAH (Bactrocera sp.)


Lalat Buah

LALAT BUAH (Bactrocera sp.)

Lalat buah (Bactrocera sp.) adalah hama yang banyak menyerang buah-buahan dan sayuran. Anggota ordo Diptera ini kerap menggagalkan panen yang dinanti petani buah dan sayur. Sayuran seperti kubis dan seledri pun menjadi target serangan. Bahkan saai ini serangan lalat buah meluas ke tanaman hias adenium dan aglaonema.

Morfologi Lalat Buah

Lalat buah berukuran 1-6 mm, berkepala besar, berleher sangat kecil. Warnanya sangat bervariasi, kuning cerah, oranye, hitam, cokelat, atau kombinasinya dan bersayap datar. Pada tepi ujung sayap ada bercak-bercak coklat kekuningan. Pada abdomennya terdapat pita-pita hitam, sedangkan pada thoraxnya terdapat bercak-bercak kekuningan. Disebut Tephtridae-berarti bor-karena terdapat ovipositor pada lalat betina. Bagian tubuh itu berguna memasukkan telur ke dalam buah. Ovipositornya terdiri dari tiga ruas dengan bahan seperti tanduk yang keras.

Daur Hidup Lalat Buah

Dengan ovipositornya, lalat buah betina menusuk kulit buah atau sayur untuk meletakkan telurnya. Jumlah telur sekitar 50-100 butir. Setelah 2-5 hari, telur akan menetas dan menjadi larva. Larva tersebut akan membuat terowongan di dalam buah dan memakan dagingnya selama lebih kurang 4-7 hari. Larva yang telah dewasa meninggalkan buah dan jatuh di atas tanah, kemudian membuat terowongan sedalam 2-5 cm dan berubah menjadi pupa. Lama masa pupa 3-5 hari. Lalat dewasa keluar dari dalam pupa, dan kurang dari satu menit langsung bisa terbang. Total daur hidupnya antara 23-34 hari, tergantung cuaca. Dalam waktu satu tahun lalat ini diperkirakan menghasilkan 8-10 generasi. Lalat buah sering menyerang dan menghancurkan tanaman saat musim penghujan karena kelembapan memicu pupa untuk keluar menjadi lalat dewasa.

Klasifikasi Lalat Buah

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Diptera
Family : Tephritidae
Genus : Bactrocera
Subgenus : Bactrocera

Gejala Serangan Lalat Buah

Lalat betina menusuk buah atau sayur mengunakan ovipositornya untuk meletakkan telurnya dalam lapisan epidermis. Setelah telur menetas, larva akan menggerek buah dan menyebabkan buah membusuk di bagian dalam. Bila diamati, pada buah yang terserang akan tampak lubang kecil kehitaman bekas tusukan. Buah menjadi rusak, lembek, busuk dan akhirnya rontok. Lalat buah juga meletakkan telurnya tidak hanya di dalam buah, tetapi juga pada bunga dan batang. Batang yang terserang menjadi benjolan seperti bisul sehingga buah yang dihasilkan kecil-kecil dan menguning.

Akibat Serangan Lalat Buah

Sebagai contoh akan kita bahas serangan lalat buah pada tanaman cabai. Pada buah cabai terserang terdapat luka tusukan dalam ukuran kecil, seperti tertusuk jarum. Buah menjadi busuk lunak dan menghitam. Luka akibat tusukan menimbulkan infeksi sekunder berupa busuk buah, baik yang disebabkan oleh cendawan maupun bakteri. Buah cabai yang terkena tusukan lalat buah ini akan rontok. Jika buah dibelah akan terlihat biji-biji berwarna hitam dan terdapat belatung yang merupakan larva lalat buah.

Pengendalian Serangan Lalat Buah

Pengendalian lalat buah secara kultur teknis

  1. Sanitasi lingkungan, yaitu pengumpulan buah-buah yang terserang, baik yang jatuh maupun yang masih di pohon. Kemudian dimusnahkan dengan menimbun yang terserang kedalam tanah (pastikan bahwa kedalaman tanah tidak memungkinkan larva dapat berkembang menjadi pupa).
  2. Tanah di sekitarnya dicangkul dan dibalik agar pupa yang bersembunyi terkena sinar matahari dan mati.
  3. Tanaman perangkap, yaitu menanam selasih di sekeliling kebun.
  4. Pengasapan dengan membakar sampah kering dan bagian atasnya ditutupi sampah basah, agar dapat dihasilkan asap dan tidak sampai terbakar. Kepulan asap yang menyebar ke seluruh bagian tanaman akan mengusir keberadaan hama.
  5. Pembungkusan buah dengan kertas atau kantong.
  6. Penggunaan perangkap atraktan (bahan penarik lalat buah) dalam alat perangkap yang terbuat dari botol bekas air minum mineral yang diberi lubang untuk masuknya lalat buah. Bahan atraktan: metil eugenol (ME), protein hidrolisa, atau selasih.

Bioinsektisida

Bioinsektida adalah mikroorganisme pengendali serangga. Selain penyakit, kendala utama dalam budidaya tanaman adalah serangan hama. Pada awal infeksi bakteri, serangga akan menunjukkan penurunan aktivitas makan dan cenderung mencari perlindungan di tempat tersembunyi (dibawah daun). Sementara larva serangga akan mengalami diare, mengeluarkan cairan dari mulutnya, dan mengalami kelumpuhan pada saluran makanan.

Pemanfaatan musuh alami

Pengendalian hama Lalat buah (Bactrocera sp.) dengan memnfaatkan keanekaragaman hayati dalam agroekosistem. Pengendalian Bractocera dorsalis yang sudah dilakukan adalah dengan pemanfaatan musuh alami sebagai agen pengendali. Di mana dalam aplikasinya perlu ditunjang oleh beberapa hal, yaitu teknik perbanyakan inangnya yaitu B. dorsalis dengan menggunakan pakan buatan; eksplorasi, identifikasi musuh alami, yakni parasitopid B. Dorsalis, seperti Famili Braconidae (Biosteres sp. dan Opius sp.) serta peranannya dalam pengelolaan hama lalat buah; dan manipulasi musuh alami melalui praktik agronomis agar efektif sebagai agen pengendali hayati. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) di Bogor telah melakukan serangkaian penelitian pengendalian hama tersebut. Pengendalian yang dipilih menggunakan Minyak Cemara Hantu (Melaleuca braceata) dan minyak selasih (Ocimum sanctum) yang berpeluang menjadi atraktan karena mengandung metil eugenol yang cukup tinggi. Sifatanya sebagai atraktan dapat menarik lalat buah. Akan tetapi tidak membunuhnya.

Pengendalian kimia

Pengendalian lalat buah secara kimiawi dapat dilakukan dengan memasang alat perangkap yang terbuat dari botol aqua dengan jarak ± 10 meter. Dalam perangkap tersebut diberi buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Penyemprotan menggunakan insektisida sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dan dicampur dengan gula pasir sebanyak dua sendok makan per-tangki untuk memancing lalat memakan pestisida tersebut.
More aboutLALAT BUAH (Bactrocera sp.)

pH TANAH

DERAJAT KEASAMAN TANAH (pH TANAH)

Kunci Kesuburan Tanah

Tanah merupakan media tumbuh alami yang menyediakan makanan (unsur hara) bagi kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan (tanaman). Agar tanaman mampu berproduksi optimal berkesinambungan, kualitas tanah harus tetap dipertahankan. Kesalahan-kesalahan dalam pengolahan tanah dapat mengakibatkan kerusakan pada tanah, berakibat menurunkan produktifitas tanaman. Produktifitas tanah dalam menghasilkan produk pertanian sangat tergantung pada kemampuan suatu tanah dalam menyediakan unsur hara yang berimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Tingkat kesuburan tanaman pada masing-masing tempat tidak sama. Pada tanah asam serta miskin unsur hara, pertumbuhan tanaman akan terganggu sehingga dapat menurunkan produksi secara signifikan, apalagi jika ketersediaan air tidak terpenuhi dengan baik. Tanah asam merupakan jenis tanah dengan nilai pH rendah. Terhambatnya pertumbuhan tanaman akibat tanah asam pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai reaksi tanah pada pH rendah tersebut dan dapat merupakan kombinasi dari keracunan aluminium (Al), mangan (Mn), keracunan besi (Fe), serta defisiensi (kahat) unsur P (fosfor), Ca (kalsium), Mg (magnesuim), dan kahat K (kalium). Akan tetapi, faktor yang paling dominan penyebab buruknya pertumbuhan tanaman adalah keracunan Al dan kekurangan unsur P (kahat fosfor).

Disamping terhambatnya pertumbuhan tanaman akibat keracunan Al dan kahat unsur hara tersebut, hambatan faktor fisik juga menjadi penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman pada tanah asam. Hambatan faktor fisik yang utama meliputi tekstur tanah kasar akibat erosi, kapasitas memegang air yang sangat rendah, serta adanya lapisan yang padat pada tanah sehingga sukar ditembus akar. Hambatan faktor fisik ini tidak kalah penting dengan hambatan faktor kimia dan bahkan lebih sulit penanganannya.

Secara umum para ahli mengemukakan bahwa masalah tanah asam dapat diatasi dengan teknologi pengapuran, karena pengapuran dapat menaikkan pH tanah dan mengurangi keracunan Al yang meracuni secara tepat dan akurat. Akan tetapi pengapuran saja tidaklah cukup karena defisiensi (kahat) unsur hara perlu diatasi dengan cara pemupukan, sedangkan masalah daya ikat air yang rendah perlu diatasi dengan penambahan bahan organik pada tanah.

Pada prakteknya di lapangan, pemupukan menggunakan pupuk kandungan nitrogen (N) dan fosfor (P) tinggi ternyata dapat menurunkan pH tanah sehingga tanah menjadi asam. Oleh karena itu, penggunaan pupuk kandungan N dan P tinggi harus diimbangi dengan pengapuran yang tepat.
Penggunaan bahan organik yang belum selesai melapuk juga dapat menurunkan pH tanah meskipun hanya sementara. Jika pelapukan telah selesai, pH tanah akan meningkat kembali. Untuk itu, penggunaan bahan organik sebaiknya setelah melapuk karena dapat meningkatkan pH tanah. Jika menggunakan bahan organik segar, sebaiknya diberi masa inkubasi yang cukup dengan tanah, berkisar antara 4-6 minggu untuk menghindari reaksi memasamkan tanah. Di daerah pegunungan dengan suhu rendah, pemberian bahan organik segar terkadang malah diperlukan untuk meningkatkan suhu tanah.

Nilai pH Tanah

Nilai pH tanah merupakan ciri kimia tanah yang sangat penting dalam menentukan kesuburan tanh karena ketersediaan unsur hara bagi tanaman sangat berkitan dengan nilai pH tanah. Semakin tinggi nilai pH tanah berarti semakin asam tanah tersebut. Populasi dan kegiatan mikroorganisme di dalam tanah juga sangat dipengaruhi oleh pH tanah. Pengukuran pH tanah dapat dengan berbagai cara, yaitu menggunakan kertas lakmus, pH meter dan pH tester.

Pada tanah asam (pH rendah), tanah didominasi oleh ion Al, Fe, dan Mn. Ion-ion ini akan mengikat unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman, terutama unsur P (fosfor), K ( kalium), S (sulfur), Mg (magnesium) dan Mo (molibdenum) sehingga tanaman tidak dapat menyerap makanan dengan baik meskipun kandungan unsur hara dalam tanahnya banyak. Pada kondisi ini, derajat keasaman tanah bernilai <7. Selain ion-ion Al, Fe, dan Mn mengikat unsur hara, ion-ion tersebut juga meracuni tanaman. Pada tanah asam, kandungan unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga (Cu) dan kobalt (Co) juga tinggi sehingga meracuni tanaman. pH netral bernilai 7, pada kondisi ini kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air sehingga tanaman dapat dengan mudah menyerap unsur hara. Pada tanah basa dengan nilai derajat keasaman (pH>7) unsur P (fosfor) akan banyak terikat oleh Ca (kalsium), sementara unsur mikro molibdenum (Mo) berada dalam jumlah banyak. Unsur Mo pada tanah basa menyebabkan tanaman keracunan.

Pengukuran pH Tanah

Pengukuran pH tanah dapat dilakukan dengan berberapa cara, yaitu mengunakan kertas lakmus, pH tester dan pH meter. Pengukuran bisa secara diagonal maupun zigzag asal sudah mewakili. Tentukan beberapa titik sampel yang akan diukur pH-nya secara acak, setelah itu dilakukan pengukuran lalu dihitung rata-ratanya.

Kertas Lakmus

Siapkan wadah berisi air secukupnya, ambil sampel tanah yang akan diukur pH-nya. Kocok hingga bercampur rata. Ambil lapisan atas campuran tersebut dan pindahkan ke wadah yang baru. Pengambilan bisa menggunakan pipet tetes atau jarum suntik. Masukkan kertas lakmus ke dalam wadah terakhir. Kemudian cocokkan warna kertas lakmus dengan warna standar yang menunjukkan angka pH tanah. Jika kertas lakmus berwarna biru berarti tanah bersifat basa, sedangkan kertas lakmus berwarna merah berarti tanah bersifat asam.

pH Meter

Tentukan beberapa titik sampel secara acak, misal 10 atau 20 titik tergantung luas lahan yang akan diukur. Basahi permukaan tanah yang akan diukur pH-nya sampai jenuh (kapasitas lapang). Tancapkan pH meter, tunggu beberapa saat. Jarum akan bergerak perlahan sampai akhirnya berhenti (stabil). Angka pada kondisi ini merupakan nilai pH. Lakukan untuk semua titik sampel, kemudian ambil rata-ratanya.

pH Tester

Alat pH tester terdiri dari 1 botol kecil cairan kimia penguji pH tanah, cawan porselen tempat pengujuan, dan kartu pengamatan perbandingan skala pH dengan warna indikator. Cara menentukan pH tanah menggunaakn pH tester hampir sama dengan menggunakan kertas lakmus. Hanya saja cairan tanah yang bening dipisahkan dari tanah, kemudian diteteskan pada cawan porselen. Pada cairan taqanah tersebut ditambahkan 2 tetes cairan kimia dan diaduk rata. Tunggu beberapa saat lalu amati warnanya. Cocokkan warna yang ditimbulkan dengan kartu pengamatan perbandingan skala pH.

Menetralkan pH Tanah

Derajat keasaman tanah (pH tanah) pada kondisi netral mempunyai banyak keuntungan. Tanaman mampu tumbuh dengan baik sehingga produksinya dapat optimal. Tanaman mampu menyerap unsur hara dengan baik karena pada kondisi ini unsur hara mudah larut dalam air terutama sekali unsur makro P (fosfor) tidak terikat oleh unsur Al, Fe, dan Mn sehingga unsur P (fosfor) pada kondisi tersedia. Unsur P (fosfor) tersedia ini sangat dibutuhkan tanaamn trutama pada fase pertumbuhan awal. Pembentukan akar menjadi sempurna. Penyerapan unsur K (kalium) juga sempurna sehingga tanaman tahan terhadap serangan hama penyakit dan tahan terhadap kekeringan.

Pada tanah dengan pH rendah (tanah asam) dapat ditingkatkan nilai pH-nya dengan cara pengapuran, sedangkan pada tanah basa (pH tinggi), penetralan pH dapat dilakukan dengan penambahan belerang (S).
More aboutpH TANAH

TUNGAU (MITES)


TUNGAU

TUNGAU

Tungau adalah sekelompok hewan kecil bertungkai delapan yang menjadi anggota superordo Acarina. Tungau berbeda dengan serangga (Insecta), tetapi lebih dikategorikan pada laba-laba. Hingga saat ini terdapat puluhan jenis tungau yang sudah ditemukan, tetapi taksonomi tungau belum stabil karena masih ditemukan banyak perubahan.

Dalam kondisi kering dengan suhu optimal 27° C tungau dapat menetas dalam waktu 3 hari, dan menjadi dewasa secara seksual dalam waktu 5 hari. Satu ekor tungau betina dapat bertelur hingga 20 butir per hari dan dapat hidup selama 2-4 minggu dan dapat meletakkan ratusan telur. Seekor tungau betina tunggal dapat menurunkan populasi hingga satu juta ekor tungau dalam waktu satu bulan. Tingkat reproduksi yang sangat cepat memungkinkan populasi tungau untuk beradaptasi dan melawan pestisida, sehingga metode pengendalian secara kimia menjadi kurang efektif ketika pestisida dengan bahan aktif yang sama digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Tungau betina bersifat diploid tungau sedangkan tungau jantan bersifat haploid. Artinya, tungau betina merupakan keturunan dari telur yang dibuahi oleh tungau jantan, sendangkan tungau jantan merupakan keturunan dari telur yang tidak dibuahi. Ketika melakukan perkawinan, tungau betina akan menghindari terjadinya pembuahan pada beberapa butir telur untuk menghasilkan tungau jantan. Telur yang dibuahi akan menghasilkan betina diploid. Sementara telur yang tidak dibuahi akan menghasilkan tungan jantan haploid.

Tungau menyerang tanaman dengan cara menusuk permukaan daun dan menghisap cairannya. Kerusakan akibat serangan tungau tidak bisa disepelekan. Selain merusak daun, tungau juga berpotensi menyerang batang dan buah. Hama ini menyerang tanaman pada berbagai musim karena memiliki kemampuan beradaptasi di berbagai habitat, seperti lumut, tanah, rumput, bahkan hingga gudang penyimpanan. Tungau bersifat polyfag, semua jenis tanaman diserang.

Jenis Tungau Yang Sering Menyerang Tanaman

Polyphagotarsonemus latus

Hama ini dikenal dengan nama tungau kuning. Polyphagotarsonemus latus sering menyerang tanaman cabai, tomat, karet, dan teh.

Tetranychus bimaculatus dan Tetranychus cinnabarinus

Hama ini dikenal dengan nama tungau merah. Tungau muda yang baru menetas berwarna merah jambu, mengalami beberapa kali pergantian kulit, selongsong kulitnya menempel pada daun. Tungau muda berwarna putih kekuningan dan tungau dewasa berwarna merah. Siklus hidup tungau merah diselesaikan dalam waktu sekitar 15 hari. Tungau ini sering menyerang tanaman cabai maupun tomat.

Steneotarsonemus bancofti

Steneotarsonemus bancofti menyerang tanaman tebu.

Pyemotes spp

Pyemotes spp menyerang tanaman lada.

Gejala Serangan Tungau

Umumnya tungau bersembunyi di balik daun dan menghisap cairan daun dalam jaringan mesofil hingga jaringan itu rusak. Akibatnya klorofil menjadi rusak dan menghambat proses fotosintesis tanaman. Serangan ditandai dengan munculnya bintik kuning di permukaan daun. Bintik tersebut lama-kelamaan melebar lalu berubah menjadi kecokelatan dan akhirnya menghitam. Daun menjadi terpelintir (distorsi), menebal, berbentuk seperti sendok terbalik, serta bagian bawah daun berwarna seperti tembaga dan terdapat benang-benang putih halus.
More aboutTUNGAU (MITES)

KANDUNGAN DAN MANFAAT TOMAT

KANDUNGAN TOMAT

Tomat merupakan salah satu jenis tanaman yang mempunyai manfaat ganda, yaitu sebagai buah dan sayur. Tanaman tomat banyak dikonsumsi sebagai buah karena rasanya enak, segar dan kaya akan nilai gizi. Buah tomat yang berasa agak asam ini lebih banyak disukai orang ketika telah masak dan berwarna merah. Dan tenyata buah tomat berwarna merah lebih banyak mengandung vitamin A dan vitamin C lima kali lebih banyak daripada buah tomat berwarna hijau. Tingkat kematangan buah tomat menentukan kandungan vitamin C-nya. Semakin matang buah tomat semakin banyak mengandung vitamin C. Selain mengandung vitamin A dan vitamin C, buah ini juga mengandung vitamin B sekalipun dalam jumlah kecil.

Pigmen warna merah pada tomat banyak mengandung lycopene. Lycopene merupakan zat antioksidan yang berfungsi menghancurkan radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas dalam tubuh bisa disebabkan karena polusi udara, sinar ultraviolet, serta akibat rokok.

MANFAAT TOMAT

Manfaat tomat ternyata banyak sekali, tidak hanya sebagai lalapan dan tambahan masakan saja, melainkan mempunyai manfaat dan khasiat dalam menjaga kesehatan tubuh. Tomat berasa asam karena mengandung asam sitrat. Rasa keasaman ini justru menambah kesegarannya. Kandungan asam sitrat pada buah tomat dapat meningkatkan selera makan. Manfaat tomat bagi kesehatan diantaranya buah tomat baik dikonsumsi untuk penderita penyakit wasir (haemorrhoid), buah tomat juga baik digunakan untuk perawatan kecantikan karena air tomat dapat melicinkan kulit, terutama kulit muka. Selain itu, manfaat tomat dan khasiat lainnya yaitu mampu mengobati berbagai macam penyakit seperti sembelit, demam, sariawan, gusi berdarah, menurunkan tekanan darah tinggi, radang usus buntu (sakit kuning), melawan stroke dan penyakit jantung, memulihkan fungsi lever, mengobati bisul, memar akibat terbentur, serta mampu mengembalikan kulit yang terbakar sinar matahari. Meskipun demikian konsumsi tomat tidak dianjurkan bagi orang yang menderita sakit perut maupun sakit maag.

Anjuran Konsumsi

Konsumsi tomat segar setiap pagi sebanyak satu sampai dua buah dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan menekan radikal bebas terutama penyebab kanker. Akan tetapi lebih dianjurkan untuk mengkonsumsinya dalam bentuk olahan segar. Karena ternyata konsumsi tomat dicampur dengan masakan atau dihancurkan terlebih dahulu sebelum dimakan lebih banyak mengandung lycopene. Studi menyatakan, lycopene yang dikeluarkan buah tomat olahan lebih banyak dibandingkan dengan buah tomat segar yang langsung dimakan tanpa diolah terlebih dahulu.

Namun demikian pada olahan tomat yang telah dicampur dengan bahan tambahan pangan seperti pewarna, pengawet sintetis justru dapat merangsang munculnya radikal bebas yang dapat memicu terserangnya penyakit kanker.



Artikel Terkait
  • MANFAAT SIRSAK

    Sirsak merupakan tanaman tropis dengan buah berasa dan beraroma. Selain mengandung berbagai vitamin, sirsak banyak mengandung mineral dan zat fitrokimia. Manfaat dan khasiat kandungan sirsak ini sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Buah sirsak terdiri dari 67,5 persen daging buah, 20 persen kulit buah, 8,5 persen biji buah, serta 4 persen inti dalam sirsak adalah karbohidrat. Salah satu jenis karbohidrat pada buah sirsak adalah gula pereduksi (glukosa dan fruktosa) dengan kadar 81,9 – 93,6 persen dari kandungan gula total. Secangkir sirsak mengandung karbohidrat hampir 38 g, merupakan sumber energi utama tubuh. Asupan karbohidrat harian Anda harus mencapai 45-65 persen dari kalori tubuh, yaitu 225-325 gram per hari untuk diet 2.000 kalori....
  • MANFAAT PISANG

    Buah pisang mempunyai kandungan gizi yang baik, antara lain menyediakan energi yang cukup tinggi dibanding buah-buahan lainnya. Pisang kaya akan mineral seperti kalium, magnesium, besi, fosfor, dan kalsium. Disamping itu buah pisang juga mengandung vitamin B, B6, dan C serta mengandung serotin yang aktif sebagai neutransmitter untuk kelancaran fungsi otak. Bila dibandingkan dengan buah apel, nilai energi pisang jauh lebih tinggi, yaitu 136 kal/100 g, sedangkan apel hanya 54 kal/100 g. Karbohidrat pada pisang mampu menyuplay energi lebih cepat dibanding nasi dan biskuit, sehingga para atlet olah raga banyak yang mengkonsumsi pisang pada saat jeda istirahat untuk mengganti energi mereka....
  • MANFAAT PEPAYA

    Pepaya yang dikenal dengan Caricapapaya adalah salah satu jenis buah yang kaya manfaat dan penuh nutrisi. Pepaya membutuhkan suhu rendah untuk pertumbuhan dan sangat cocok di daerah tropis, karena itu populasi pohon pepaya sangat banyak di negara kita. Sehari-hari kita pasti dengan mudah mendapatkan buah pepaya....
  • MANFAAT MANGGIS

    MANFAAT MANGGIS - Queen of fruits – ratu dari segala buah – itulah julukan buah manggis. Buah ini sangat berkhasiat bagi kesehatan dan kecantikan apalagi didukung dengan rasanya yang manis, lezat, serta lembut, membuat buah manggis banyak disukai orang. Semua bagian dari buah manggis kaya akan manfaat, mulai dari daging buah, biji bahkan kulit buah sekalipun, kecuali bagi wanita hamil. Konsumsi buah manggis setiap hari sangat dianjurkan untuk menjaga kesegaran tubuh kita....
  • MANFAAT KOPI

    Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab: qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini....
  • MANFAAT JERUK

    Buah jeruk merupakan buah yang paling banyak dijumpai di seluruh kota. Buah ini sudah sangat dikenal oleh berbagai lapisan masyarakat. Selain enak, buah jeruk juga memiliki banyak manfaat. Namun, dari berbagai jenis jeruk masing-masing mempunyai manfaat yang berbeda-beda....
  • MANFAAT CABE

    Cabai merupakan salah satu komoditas pertanian yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Komoditas cabai mengandung senyawa-senyawa serta gizi yang sangat berguna bagi tubuh. Kandungan senyawa cabai meliputi : kapsaikin, flavenoid, kapsisidin, kapsikol, dan minyak esensial....
  • MANFAAT BUAH DAN SAYUR

    Buah dan sayur memiliki banyak kandundan nutrisi atau zat kimia lain yang memiliki manfaat untuk menopang kesehatan tubuh. Kita semua tahu, bahwa kesehatan sangat mahal harganya, hal ini terbukti ketika kita dalam keadaan sakit yang membutuhkan perawatan medis, berapa biaya yang harus kita keluarkan selama di rumah sakit, belum lagi untuk membeli obat selama masa pemulihan, tentunya akan memakan biaya yang tidak sedikit. Setiap orang menginginkan hidup sehat, terbebas dari segala macam penyakit. Jika demikian, maka kita harus pandai menjaga pola makan dan pola hidup agar kesehatan kita selalu terjaga....
More aboutKANDUNGAN DAN MANFAAT TOMAT

THRIPS


thrips

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Subclass : Pterygota
Ordo : Thysanoptera

Hama thrips sangat mudah ditemukan di areal pertanaman. Bentuk tubuhnya langsing dengan panjang 1-2 mm, berwarna hitam dengan bintik-bintik atau garis merah. Telur thrips berbentuk oval. Telur menetas menjadi nimfa, tidak bisa terbang dan hanya meloncat-loncat. Thrips muda (nimfa) biasanya berwarna agak keputihan, kekuningan, hingga kemerahan. Serangga dewasa (imago) berwarna kuning pucat, coklat atau hitam. Thrips akan berubah warna menjadi lebih gelap pada suhu rendah. serangga betina memiliki dua pasang sayap kecil dan terdapat rambut berumbai di bagian samping tubuhnya, sedangkan serangga jantannya tidak bersayap. Thrips memiliki mulut asimetris yang berfungsi untuk menusuk dan menghisap tanaman, terutama pada bagian daun muda, kuncup atau tunas, bunga, dan buah muda. Masing-masing tanaman memiliki ketahanan yang berbeda terhadap spesies thrips, tergantung pada ketebalan epidermisnya.

Bagian tanaman yang dihisap cairannya akan menampakkan bercak berwarna putih keperakan yang selanjutnya bercak berubah warna menjadi kecoklatan. Pada serangan parah, daun tanaman tampak menggulung dan mengeriting. Kebanyakan spesies thrips mengeluarkan embun madu yang berpotensi mengundang datangnya serangan cendawan jelaga.

Pada kelembaban udara 70% dan suhu 27-32°C thrips berkembang biak sangat cepat karena pada kondisi demikian akan memicu produksi homon seks sehingga terjadi perkawinan masal, selain thrips itu sendiri mampu bereproduksi secara partenogenesis. Saat musim kemarau, jumlah populasi meningkat dan akan berkurang bila terjadi hujan lebat. Tekanan air hujan yang besar mampu menghanyutkan thrips. Penyebaran hama thrips dari satu tanaman ke tanaman lain berlangsung sangat cepat dengan bantuan angin maupun manusia.

Karakteristik Beberapa Spesies Thrips Thysanoptera


Taeniothrips simplek

Spesies ini memiliki tanaman inang utama gladiol. Nimfa menyerang bunga dan kuncup bunga serta mampu berkembang biak dalam umbi di gudang penyimpanan. Suhu optimal untuk perkembangbiakannya adalah 27°C dengan jumlah telur 130 butir/imago. Siklus hidupnya kurang lebih 33 hari, tetapi jika berada di dalam umbi hanya 10-19 hari.

Thrips tabaci

Thrips tabaci dikenal juga dengan nama onion thrips (thrips bawang), Thrips palmi. Bersifat kosmopolitan (tersebar luas hampir di seluruh dunia) dan polifag (mempunyai tanaman inang yang banyak) dengan jumlah telur 80 butir/imago. Spesies ini memiliki tanaman inang utama cabai, tomat, bawang merah, semangka, kentang, bayam, kapas, tembakau, labu dan tanaman dari famili Cruciferae. Perkembangan optimal terjadi pada kelembaban 70% dan jika merasa terganggu akan bersembunyi di dalam tanah. Pada tanaman bawang merah, spesies ini berkembang sempurna umur 7-12 hari. Merupakan vektor penular virus yang sangat aktif terutama pada tanaman tomat dan cabai.

Thrips parvispinus

Thrips parvispinus bersifat polifag. Tanaman inang utama meliputi tembakau, kopi, kacang panjang dan ubi jalar. Serangan awal terjadi pada daun bagian bawah atau daun tua kemudian akan menjalar ke bagian atas. Berkembang biak optimal saat suhu udara kering dengan siklus hidup satu generasi selama 9 hari. Populasi akan menurun saat musim hujan.

Heliothrips haemorrhoidalis

Spesies ini tidak memiliki tanaman inang utama karena hampir segala jenis tanaman akan diserang, bersifat polifag dan bereproduksi secara patrenogenesis. Perkembangbiakan optimal terjadi pada suhu 26-28°C dengan siklus hidup satu generasi selama 33 hari. Jumlah telur sebanyak 50 butir/imago.

Selenothrips rubrocinctus

Spesies ini memiliki tanaman inang utama yaitu mangga, salam, mete, dan kakao. Habitat utamanya di daerah tropis dan menyerang daun muda.

Dichromothrips smithi

Spesies ini memiliki tanaman inang utama yaitu anggrek (arachnis, cattleya, dendrobium, vanda). Menyerang tangkai daun, tangkai bunga dan petal bunga. Serangan parah terjadi saat musim kemarau.

Baliothrips biformis

Spesies ini memiliki tanaman inang utama yaitu tanaman jagung dan pembibitan padi. Serangnnya menimbulkan efek seperti kekeringan, serta bersifat partenogenesis.

Gejala

Thrips menghisap cairan tanaman melalui daun, pucuk, bunga, dan buah. Serangan pada daun, thrips menyerang dengan cara memakan permukaan bawah daun menggunakan mulut yang telah mengalami modifikasi menjadi penusuk penghisap. Daun tanaman yang dihisap meninggalkan bekas berwarna keperakan sebagai akibat dari jaringan daun yang dihisap cairannya menjadi kosong dan terisi udara. Perpaduan antara udara dan zat besi sebagai salah satu komponen pembentuk klorofil mengakibatkan warna keperakan tersebut berubah menjadi cokelat. Daun terserang akhirnya berkerut dan mengeriting.

Disamping itu, thrips juga bersarang di bunga. Bunga yang terserang akan layu dan gugur karena thrips menghisap cairan kaya karbohidrat dari tangkai bunga yang berperan membentuk kelopak dan polen. Serangan pada buah mengakibatkan buah mengecil dan keriput, karena jaringan dalam buah rusak.
More aboutTHRIPS

CABE (Capsicum annum)

MENGENAL TANAMAN, KANDUNGAN DAN MANFAAT, BUDIDAYA, HAMA PENYAKIT TANAMAN, ANALISA USAHATANI



cabe

TANAMAN cabe

Tanaman cabe pada dasarnya terbagi atas dua golongan utama, yaitu cabe besar (Capsicum annum L.) dan cabe rawit (Capsicum frutescens L.) cabe besar terbagi menjadi dua golongan, yaitu cabe pedas (hot pepper) dan cabe paprika (sweet pepper). Pada artikel ini yang akan diulas adalah cabe besar pedas (Capsicum annum var. longum L.)

Asal Usul dan Perkembangan Tanaman cabe

Tanaman cabe (hot pepper) berasal dari daratan Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Tanaman cabe tumbuh kira-kira sejak 2500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat yang pertama kali memanfaatkan dan mengembangkan cabe adalah orang Inca di Amerika Selatan, orang Maya di Amerika Tengah, dan orang Aztek di Meksiko. Mereka memanfaatkannya sebagai bumbu masakan. Christopher Colombus yang mendarat di pantai San Salvador pada tanggal 12 Oktober 1492 menemukan penduduk setempat banyak yang menggunakan buah merah menyala berasa pedas sebagai bumbu masakan. Kemudian Columbus membawa cabe dari benua Amerika ke Spanyol untuk dipersembahkan kepada Ratu Isabella sebagai hasil temuannya di benua Amerika. Pada tahun 1500-an, bangsa Portugis mulai memperdagangkan cabe ke Makao dan Goa, kemudian masuk ke India, Cina, dan Thailand. Sekitar tahun 1513 kerajaan Turki menduduki wilayah Portugis di Hormuz, teluk Persia. Saat Turki menduduki Hongaria, cabe pun dibudidayakan di Hongaria.

Hingga sekarang belum ada data yang pasti mengenai kapan cabe dibawa masuk ke Indonesia. Menurut dugaan kemungkinan cabe dibawa oleh saudagar-saudagar dari Persia ketika singgah di Aceh. Sumber lain menyebutkan bahwa cabe masuk ke Indonesia dibawa oleh bangsa Portugis.

Morfologi Tanaman cabe

Tanaman cabe termasuk tanaman semusim (annual) yang berbentuk perdu, tumbuh tegak dengan batang berkayu dan bercabang banyak. Tinggi tanaman dewasa antara 65 – 170 cm dan lebar tajuk 50 – 100 cm.

Dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Plantarum),tanaman cabe tergolong dalam tumbuhan yang menghasilkan biji (Spermatophyta). Biji cabe tertutup oleh kulit buah sehingga termasuk dalam golongan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Lembaga pada biji cabe terbagi dalam dua daun lembaga, sehingga dimasukkan dalam kelas tumbuhan berbiji belah (Dicotyledoneae). Hiasan bunganya termasuk lengkap, yaitu terdiri atas kelopak dan mahkota, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan menjadi satu, sehingga dimasukkan dalam sub-kelas Sympetalae. cabe termasuk dalam keluarga terung-terungan (Solanaceae).

Klasifikasi Tanaman cabe

Kingdom  : Plantae
Divisi       : Spermatophyta
Subdivisi  : Angiospermae
Kelas       : Dicotyledoneae
Subkelas  : Sympetalae
Ordo        : Tubiflorae (Solanales)
Famili      : Solanaceae
Genus      : Capsicum
Spesies    : Capsicum annum L.

Anatomi Tanaman cabe

Akar Tanaman cabe

Perakaran tanaman cabe merupakan akar tunggang yang terdiri atas akar utama (primer) dan akar laterl (sekunder). Dari akar lateral keluar serabut-serabut akar (akar tersier). Panjang akar primer berkisar 35 – 50 cm. Akar lateral menyebar dengan panjang berkisar 35 – 45 cm.

Batang Tanaman cabe

Batang utama tanaman cabe tegak lurus dan kokoh, tinggi sekitar 30 – 40 cm, dan diameter batang sekitar 1,5 – 3,0 cm. Batang utama berkayu dan berwarna cokelat kehijauan. Pada budidaya cabe intensif pembentukan kayu pada batang utama mulai terjadi pada umur 30 – 40 hari setelah tanam (HST). Pada setiap ketiak daun akan tumbuh tunas baru yang dimulai pada umur 10 – 15 HST. Namun pada budidaya cabe intensif, tunas-tunas baru itu haru dirempel. (Lihat artikel Budidaya cabe).

Dilihat dari pertumbuhannya, pertambahan panjang tanaman cabe diakibatkan oleh pertumbuhan kuncup secara terus-menerus. Pertumbuhan seperti ini disebut pertumbuhan simpodial. Cabang primer akan membentuk percabangan sekunder dan cabang sekunder membentuk percabangan tersier terus- menerus. Pada budidaya cabe secara intensif akan terbentuk sekitar 11 – 17 percabangan pada satu periode pembungaan.

Daun Tanaman cabe

Daun tanaman cabe berwarna hijau muda sampai gelap. Daun ditopang oleh tangkai daun. Tulang daun berbentuk menyirip. Secara keseluruhan bentuk daun tanaman cabe besar adalah lonjong dengan ujung daun meruncing.

Bunga dan Buah cabe

Seperti umumnya famili Solanaceae, bunga tanaman cabe berbentuk terompet (hyporcrateriformis). Bunga tanaman cabe tergolong bunga yang lengkap (completus) karena terdiri dari kelopak bunga (calyx), mahkota bunga (corrola), benang sari (stamen), dan putik (pistillium). Alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik) pada tanaman cabe terletak dalam satu bunga sehingga disebut berkelamin dua (hermaphroditus). Bunga cabe tumbuh di percabangan (ketiak daun), terdiri dari 6 helai kelopak bunga berwarna hijau dan 5 helai mahkota bunga berwarna putih.

Tangkai putik berwarna putih dengan kepala putik berwarna kuning kehijauan. Dalam satu bunga terdapat satu putik dan enam benang sari. Tangkai sari berwarna putih dengan kepala sari berwarna biru keunguan. Setelah penyerbukan akan terjadi pembuahan. Pada saat pembentukan buah, mahkota bunga rontok tetapi kelopak bunga tetap menempel pada buah.
Bentuk buah bervariasi, tergantung pada varietasnya.

Kandungan dan Manfaat cabe Bagi Kesehatan Manusia

cabe merupakan salah satu komoditas pertanian yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Komoditas cabe mengandung senyawa-senyawa serta gizi yang sangat berguna bagi tubuh. Kandungan senyawa cabe meliputi : kapsaikin, flavenoid, kapsisidin, kapsikol, dan minyak esensial.

Kandungan Gizi cabe per 100 gram

Kalori : 31,0 kal
Protein : 1,0 g
Lemak : 0,3 g
Karbohidrat : 7,3 g
Kalsium : 29,0 mg
Fosfor : 24,0 mg
Serat : 0,3 g
Besi : 0,5 mg
Vitamin A : 470 SI
Vitamin B1 : 0,05 mg
Vitamin B2 : 0,03 mg
Vitamin C : 18,0 mg
Niasin : 0,2 mg
Dari berbagai sumber, diolah.

Manfaat cabe

cabe selain mengandung gizi seperti tersebut di atas, juga sangat bermanfaat bagi mahluk hidup. Bagi manusia, selain sebagai penyedap masakan, penggugah selera makan, cabe juga sangat berkhasiat bagi kesehatan. Bagi hewan, Zat kapsaikin pada cabe mampu merangsang burung ocehan untuk gemar bernyanyi (mengoceh). cabe kering dapat merangsang ayam dan itik untuk bertelur.

Sebagai penyedap masakan, cabe banyak digunakan untuk memasak berbagai jenis masakan, bahkan sebagian daerah di Indonesia, seperti Sumatera Barat (Padang) buah cabe merupakan bumbu wajib untuk setiap masakan. Umumnya selain sebagai bumbu masakan, cabe juga dikonsumsi dalam bentuk sambal serta bentuk olahan cabe, seperti cabe kering, saos cabe, pasta cabe, dll.

cabe yang dipanaskan, diambil bijinya kemudian diberi air jeruk nipis + garam, dapat menggugah selera makan. Gabungan rasa panas serta pedas yang disebabkan alkaloid kapsaikin, dihasilkan kelenjar dalam plasenta di pangkal buah cabe, membuat orang yang memakannya berkeringat dan bercucuran air mata, namun beberapa saat kemudian akan timbul rasa nyaman. Khasiat penggugah selera makan tersebut sebenarnya dirangsang oleh minyak atsiri (ditimbulkan cabe saat dikunyah), atau oleh aromanya yang terhirup hidung sebelum disantap. Kapsaikin berfungsi merangsang keluarnya air liur di mulut, juga merangsang kerja lambung sehingga pencernaan menjadi lancar.

cabe sangat bermanfaat bagi kesehatan. Disamping memperlancar sirkulasi darah ke jantung, sifatnya yang analgesik mampu mengobati kejang otot dan rematik. Kandungan utama kapsaikin berfungsi sebagai antialergi, karena mampu menumpulkan kepekaan saraf tepi. Selain itu kapsaikin juga dapat mengurangi dan mengeluarkan lendir dari paru-paru sehingga cabe dapat menyembuhkan bronkitis, influensa, sinusitis, dan asma. Kapsaikin juga berfungsi menstimulir detektor panas dalam kelenjar hipotalamus sehingga menghasilkan perasaan sejuk meskipun di udara panas. Selain itu, kapsaikin dapat menghalangi bahaya pada sel trachea, bronchial, dan bronchoconstiction yang disebabkan oleh asap rokok dan polutan lainnya. Kandungan flavonoid dan antioksidan pada cabe berfungsi melindungi tubuh dari kanker. cabe mampu memperlancar sekresi asam lambung dan mencegah infeksi sistem pencernaan karena adanya kandungan kapsisidin. Kapsikol dalam cabe dapat mengurangi pegal-pegal, sakit gigi, sesak napas, dan gatal-gatal. Oleh karena itu cabe banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri obat-obatan koyo. Kandungan kalium dan fosfor tinggi pada cabe dapat membantu pertumbuhan tulang dan sel baru.

Mengkonsumsi cabe secara teratur juga dapat menunda kerentaan tubuh. Akan tetapi bagi mereka yang sangat sensitif terhadap cabe, apabila dipaksakan dapat mengalami kejang perut dan diare. Meskipun kondisi tubuh cukup kuat menerima masakan pedas, tapi jika berlebihan dapat berakibat fatal bagi kesehatan. Konsumsilah cabe dalam jumlah terukur, sesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing.

BUDIDAYA cabe

TEKNIK DAN CARA MENANAM cabe

Budidaya cabe merupakan pilihan agribisnis bernilai ekonomis tinggi, untuk itu cara menanam cabe yang tepat, baik cara pengendalian hama penyakit maupun teknik budidaya cabe sangat menentukan keberhasilan budidaya. Cara menanam cabe yang saya uraikan di sini sudah disesuaikan dengan kondisi di lapangan pada saat ini. Saya rangkai sedemikian rupa sehingga cara menanam cabe cabe ini sangat praktis dan mudah diterapkan terutama bagi petani pemula.

SYARAT TUMBUH TANAMAN cabe

Tanah

Tanah tempat penanaman cabe harus gembur dengan kisaran pH 6,5 – 6,8.

Air

Tanaman cabe (cabai) memerlukan air cukup untuk menopang pertumbuhannya. Air berfungsi sebagai pelarut unsur hara, pengangkut unsur hara ke organ tanaman, pengisi cairan tanaman cabe, serta membantu proses fotosintesis dan respirasi. Tetapi pemberian air tidak boleh berlebihan.

Iklim

Angin sepoi-sepoi cocok untuk budidaya cabe. Curah hujan tinggi berpengaruh terhadap kelebihan air. Intensitas sinar matahari sangat dibutuhkan tanaman cabe (cabai), berkisar antara 10 – 12 jam per hari. Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman cabe 24 derajat C -28 derajat C.

PERSIAPAN TEKNIS BUDIDAYA cabe

Pemilihan Lokasi Budidaya cabe

Lokasi budidaya cabe sebaiknya dipilih yang strategis, transportasi mudah, dekat sumber air, jauh dari area penanaman cabe (cabai) lain/tanaman sefamili. Sejarah lahan sangat penting untuk diperhatikan, paling baik lahan tidak ditanami tanaman cabe selama minimal 2 tahun terakhir agar diperoleh hasil optimal.

Pengukuran pH Tanah Budidaya cabe

Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag.

Persiapan Sarana Prasarana Budidaya cabe

  1. Pengadaan tanah untuk media semai.
  2. Pengadaan pupuk kandang, pupuk kimia, dan kapur pertanian.
  3. Pengadaan benih dan mulsa PHP (Plastik Hitam Perak).
  4. Pengadaan Pestisida.
  5. Pengadaan ajir, bambu penjepit mulsa PHP, dan tali pertanian.
  6. Pengadaan peralatan.
  7. Persiapan tenaga kerja.

PELAKSANAAN BUDIDAYA cabe

Persiapan Lahan Budidaya cabe

  1. Pembajakan dan penggaruan.
  2. Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm, lebar parit 50-70 cm.
  3. Pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP untuk tanah dengan pH di bawah 6,5.
  4. Pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP.
  5. Pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah. Rapikan bedengan.
  6. Pemasangan mulsa PHP.
  7. Pembuatan lubang tanam.
  8. Jarak tanam ideal musim kemarau 60 cm x 60 cm dan musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm. Tujuannya untuk menjaga kelembaban udara di sekitar pertanaman cabe.
  9. Pemasangan ajir.

Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya cabe

  1. Rumah atau sungkup pembibitan.
  2. Pembuatan media semai. Komposisi media semai adalah 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media semai dimasukkan ke dalam polibag semai.
  3. Penyemaian benih cabe (cabai).
  4. Pemeliharaan bibit. Pembukaan sungkup dimulai jam 07.00 - 09.00, kemudian sungkup dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah, dilakukan setiap pagi. Penyemprotan pestisida dilakukan pada umur 15 hss (hari setelah semai). Dosis ½ dari dosis dewasa.
  5. Pindah tanam. Bibit cabe (cabai) berdaun sejati 4 helai siap pindah tanam ke lahan.

PEMELIHARAAN TANAMAN cabe

Penyulaman Budidaya cabe

Penyulaman budidaya cabe dilakukan sampai umur tanaman 3 minggu. Apabila umur tanaman cabe sudah terlalu tua dan masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabe tidak seragam. Berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.

Perempelan dan Pengikatan Tanaman Budidaya cabe

Perempelan tunas samping. Perempelan tunas samping dilakukan pada tunas yang keluar di ketiak daun. Bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman, agar tanaman cabe (cabai) tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban saat tanaman cabe sudah dewasa. Dilakukan sampai pembentukan cabang utama, ditandai munculnya bunga pertama.

Perempelan daun. Perempelan daun dilakukan umur 80 hst (hari setelah tanam) pada daun-daun di bawah cabang utama dan daun tua/terserang penyakit.

Sanitasi Lahan Budidaya cabe

Sanitasi lahan budidaya cabe meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, tanaman cabe terserang hama penyakit disingkirkan dari area penanaman.

Pengairan Budidaya cabe

Pengairan budidaya cabe diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.

Pemupukan Susulan Budidaya cabe

Pupuk akar

Diberikan dengan cara pengocoran :
  • Umur 15 hst dan 30 hst, dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabe (cabai) 200ml.
  • Umur 45 hst dan 60 hst, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabe (cabai) 200ml.
  • Umur 75 hst, 90 hst dan 105 hst, dosis 5kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabe (cabai) 200ml.

Pupuk daun

  • Kandungan Nitrogen tinggi diberikan umur 14 hst dan 21 hst.
  • Kandungan Phospat, Kalium dan Mikro tinggi diberikan umur 35 hst dan 75 hst.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN cabe

HAMA TANAMAN cabe


Hama Gangsir (Brachytrypes portentosus) - Gambar Gangsir

Hama ini menyerang tanaman cabe muda yang baru saja pindah tanam. Serangannya dilakukan pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah. Gangsir ini membuat liang di dalam tanah sampai kedalaman 90 cm. Gangsir merusak tanaman cabe muda dengan cara memotong pangkal batang tapi tidak memakannya. Pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

Hama Ulat Tanah (Agrotis ipsilon) - Gambar Ulat Tanah

Hama jenis ini menyerang tanaman cabe muda pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman cabe muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam atau pemberian umpan beracun, yaitu dedak yang diberi insektisida berbahan aktif metomil, kemudian diberikan pada lubang tanam pada sore hari. Pemberian umpan beracun cukup efektif untuk mengendalikan Agrotis ipsilon.

Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura) - Gambar Ulat Grayak

Hama ini menyerang bagian daun tanaman cabe secara bergerombol. Daun yang terserang berlubang dan meranggas. Pada serangan parah, daun tanaman cabe hanya tinggal eidermis saja. Ulat grayak disebut juga dengan nama ulat tentara. Seperti halnya jenis hama ulat lain, hama ini menyerang tanaman cabe pada malam hari, sedang siang harinya beresembunyi di balik mulsa atau di dalam tanah. Hama ini bersifat polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Hama Ulat Buah (Helicoverpa sp) - Gambar Ulat Buah

Hama ulat buah pada tanaman cabe adalah Helicoverpa sp. Hama ini menyerang buah cabe muda maupun tua dengan cara membuat lubang dan memakannya. Ulat buah bersifat polifag. Pengendalian hama ulat buah dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Hama Thrips (Thrips parvispinus) - Gambar Thrips

Thrips merupakan hama utama tanaman cabe. Hama ini menyerang tanaman cabe adalah Thrips parvispinus. Serangan hama thrips ditandai dengan adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman cabe. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun tanaman cabe mengeriting, akhirnya tanaman menjadi kerdil. Hama thrips berkembangbiak secara partenogenesis (tak kawin) sehingga populasinya berkembang sangat cepat. Selain bersifat polifag, hama thrips juga merupakan serangga vektor penular berbagai macam virus tanaman. Pengendalian hama ini dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Hama Kutu Daun (Myzus persiceae) - Gambar Kutu Daun

Hama kutu daun pada tanaman cabe adalah Myzus persiceae. Hama ini mengisap cairan tanaman cabe terutama pada daun muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun tanaman mengalami klorosis(kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman cabe menjadi kerdil. Pengendalian hama ini dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Hama Kutu Kebul (Bemisia tabaci) - Gambar Kutu Kebul

Hama kutu kebul pada tanaman cabe adalah Bemisia tabaci. Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Hama kutu kebul menyerang dan menghisap cairan daun tanaman sehingga sel-sel dan jaringan daun tanaman rusak. Pengendalian hama ini dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Hama Tungau (Polyphagotarsonemus lotus) dan (Tetranychus cinnabarinus) - Gambar Tungau

Hama tungau pada tanaman cabe adalah tungau kuning (Polyphagotarsonemus lotus) dan tungau merah (Tetranychus cinnabarinus). Tungau bersembunyi di balik daun dan menghisap cairan daun tanaman. Daun tanaman cabe terserang berwarna kecoklatan dan terpelintir, serta pada permukaan bawah daun terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning. Pengendalian hama tungau dengan penyemprotan insektisida akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan

Hama Lalat Buah (Dacus dorsalis) - Gambar Lalat Buah

Hama lalat buah pada tanaman cabe adalah Dacus dorsalis. Lalat betina dewasa menyerang dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah cabe, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur ini akhirnya menggerogoti buah cabe sehingga buah cabe menjadi busuk. Pengendalian hama ini dapat menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan pada botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat pula menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Hama Nematoda (Meloidogyne incognita) - Gambar Nematoda

Serangan nematoda ditandai adanya daun tanaman cabe menguning, pertumbuhan tanaman terhambat, tanaman layu, serta ujung tanaman mati. Apabila tanaman dicabut terdapat bintil-bintil pada akar tanaman cabe. Nematoda merupakan cacing tanah yang berukuran sangat kecil, hama ini adalah cacing parasit, menyerang bagian akar tanaman. Bekas gigitan nematoda berpotensi menimbulkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. Cara pengendalian hama ini adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

PENYAKIT TANAMAN cabe

Penyakit Rebah semai - Gambar Rebah Semai

Penyakit ini menyerang tanaman cabe disebabkan oleh cendawan Pythium debarianum dan Rhizoctonia Solani. Penyakit rebah semai biasa menyerang tanaman cabe pada fase pembibitan dan tanaman cabe muda setelah pindah tanam. Cendawan ini tergolong patogen tular tanah. Serangan penyakit rebah semai banyak terjadi pada suhu rendah serta tanah masam. Serangan pada persemaian bisa mengakibatkan bibit tidak berkecambah atah tanaman cabe tiba-tiba rebah. Pada pangkal batang terdapat infeksi cendawan berwarna cokelat hitam kebasah-basahan. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan

Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas sp) - Gambar Layu Bakteri

Bakteri penyebab layu pada tanaman cabe adalah Pseudomonas sp. Penyakit ini sering menggagalkan budidaya. Penyakit layu bakteri banyak ditemukan pada areal budidaya cabe dataran rendah. Tanaman cabe terserang mengalami kelayuan pada daun yang diawali dari daun-daun muda. Bila batang, cabang atau pangkal batang tanaman cabe dibelah maka akan terlihat berkas pembuluh pengangkut berwarna cokelat tua dan membusuk. Pada umumnya sulit membedakan antara layu bakteri dan layu fusarium. Cara untuk membedakan sebagai berikut, ambil air jernih, potong secara melintang bagian tanaman cabe terserang, masukkan potongan tersebut ke dalam air. Tunggu beberapa menit, bila dari potongan tersebut keluar cairan berwarna putih, menyerupai asap, dapat dipastikan tanaman cabe terserang layu bakteri. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman terserang, saluran pembuangan air harus betul-betul rapi, pastikan tidak ada air menggenang di areal pertanaman cabe, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.

Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum) - Gambar Layu Fusarium

Cendawan penyebab layu pada tanaman cabe adalah Fusarium oxysporum. Tanaman cabe terserang mengalami kelayuan dimulai pada daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan menguning. Secara umum mirip dengan penyakit layu bakteri. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman terserang, saluran pembuangan air harus betul-betul rapi, pastikan tidak ada air menggenang di areal pertanaman cabe, melakukan penggiliran tanaman, serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.

Penyakit Busuk Phytophtora (Phytopthora infestans) - Gambar Busuk Phytophtora

Cendawan penyebab serangan pada tanaman cabe adalah Phytopthora infestans. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman cabe. Batang tanaman cabe terserang ditandai dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman layu. Daun tanaman cabe terserang seperti tersiram air panas. Buah cabe terserang ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Penyakit Busuk Kuncup (Choanephora cucurbitarum) - Gambar Busuk Kuncup

Penyakit busuk kuncup pada tanaman cabe adalah Choanephora cucurbitarum. Penyakit ini menyerang bunga, tangkai bunga, pucuk dan ranting tanaman. Ranting terserang akan berwarna coklat kehitaman, cepat menyebar sehingga mematikan ujung tanaman, sedangkan bagian lainnya masih tegar. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf, dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.

Penyakit Bercak Cercospora (Cercospora capsici) - Gambar Bercak Cercospora

Cendawan penyebabnya adalah Cercospora capsici. Penyakit ini menyerang daun, tangkai buah batang dan cabang tanaman. Gejala serangannya ditandai adanya bercak bulat kecil kebasah-basah, bercak dapat meluas dengan diameter 0,5 cm, pusat bercak berwarna pucat sampai putih dengan tepi berwarna lebih tua. Serangan parah pada daun menyebabkan daun tanaman menguning dan gugur. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.

Penyakit Bercak Bakteri (Xanthomonas campestris) - Gambar Bercak Bakteri

Penyakit ini menyerang daun, buah dan batang tanaman cabe. Penyakit bercak bakteri dikenal juga dengan sebutan Bacterial spot. Serangan pada daun tanaman cabe terdapat bercak kecil kebasah-basahan kemudian menjadi nekrotis kecoklatan pada bagian tengahnya. Serangan parah akan mengakibatkan daun tanaman cabe gugur. Serangan pada buah cabe terdapat bercak putih dikelilingi warna cokelat kehitaman. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan aplikasi fungisida berbahan aktif tembaga atau bakterisida golongan antibiotik. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Penyakit Antraknosa (Patek) - Gambar Antraknosa

Penyakit antraknosa disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan Gloeosporium piperatum. Penyakit ini sering juga diistilahkan dengan nama patek. Colletotrichum capsici menginfeksi buah cabe dengan membentuk bercak cokelat hitam kemudian meluas menjadi busuk lunak. Serangan berat menyebabkan buah cabe mengering keriput. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam dari koloni cendawan. Gloeosporium piperatum menyerang tanaman cabe mulai buah cabe masih hijau. Biasanya mengakibatkan mati ujung. Pada buah cabe terserang terlihat bintik-bintik kecil kehitaman dan berlekuk. Bintik-bintik ini pada bagian tepi berwarna kuning, membesar dan memanjang. Pada kondisi lembab, cendawan membentuk lingkaran memusat berwarna merah jambu. Buah cabe terserang harus dimusnahkan dari area penanaman. Pengamatan terhadap tanaman harus dilakukan setiap hari, terutama pada saat musim hujan. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Penyakit Virus - Gambar Virus

Virus yang menyerang tanaman cabe adalah TMV, TEV, TRV, CMV, TRSV, CTV dan PVY. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama pada musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai dengan pertumbuhan tanaman yang mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama pada saat pemangkasan. Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (karena gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman yang sudah terserang, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman.

Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya cabe (cabai)

Pengendalian hama gangsir, ulat tanah, nematoda dilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida, yaitu 1gram per lubang tanam.

Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, thrips, tungau, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).

PANEN

cabe atau cabe merah dapat dipanen pada umur 90-110 hst. Buah dipanen adalah buah 80% masak.

ANALISA USAHATANI

More aboutCABE (Capsicum annum)

HAMA PENYAKIT TANAMAN KENTANG

HAMA PENYAKIT TANAMAN KENTANG

Tanaman kentang tergolong tanaman yang sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Penanaman kentang pada musim hujan sangat rentan terhadap serangan busuk Phytophthora dan layu Fusarium. Sebaliknya, jika penanaman dilakukan pada musim kemarau, tanaman kentang rentan terhadap serangan hama thrips, ulat, dan lalat penggorok daun. Pola tanam yang tidak menggunakan sistem rotasi tanaman dan berlangsung terus-menerus dalam waktu lama menyebabkan hama penyakit tersebut kini berpotensi menggagalkan panen di segala musim. Berikut kami uraikan tentang berbagai jenis hama dan penyakit yang berpotensi menyerang tanaman kentang beserta cara pengendaliannya.

HAMA TANAMAN KENTANG

Uret Phyllophaga (Holotricia) javana

Uret dikenal juga dengan naman white grub. Bentuk binatang ini menyerupai kumbang berwarna cokelat gelap dengan panjang 2-2,5 cm. Hama ini biasanya banyak terdapat ditumpukan bahan organik yang belum difermentasi. Sehingga aplikasi pupuk kandang yang belum difermentasi juga berpotensi menjadi penyebab serangan uret. Phyllophaga (Holotricia) javana menyerang tanaman kentang dengan cara melubangi umbi yang berpotensi membuat umbi tersebut busuk. Selain itu uret juga menyerang akar tanaman, sehingga jika serangan parah dapat mengakibatkan tanaman kentang mati.

Pengendalian hama uret bisa dilakukan dengan aplikasi agensia hayati, yaitu Metarrhizium anisoplae yang bisa didapatkan di kios pertanian terdekat.

Anjing Tanah Gryllotalpa sp.

Anjing tanah atau dalam bahasa jawa dikenal dengan orong-orong memiliki kaki yang sangat kuat. Hama ini selain menyerang umbi kentang juga sering ditemukan pada tanaman padi yang masih muda. Selain itu, Gryllotalpa sp. juga banyak ditemukan menyerang tanaman sayuran lain saat masih muda. Hama ini tinggal di dalam tanah dan menyerang pada malam hari.

Untuk saat ini anjing tanah belum menjadi hama yang serius pada budidaya kentang. Tetapi jika ditemukan serangan hama tersebut, maka segera ditaburkan insektisida berbahan aktif karbofuran, dengan dosis 0,5 gram/tanaman.

Thrips tabaci

Thrips berukuran sangat kecil, kurang lebih 1 mm sehingga sulit untuk dilihat mata. Hama ini bergerak lincah dengan radius serangan hingga 1 km. Thrips menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan daun, sehingga daun tanaman terserang tampak mengeripun dan keriting. Bagian bawah daun berwarna keperakan karena bagian dalam daun berongga setelah cairannya terhisap. Daun tua yang terserang tampak menggulung ke bagian bawah. Hama ini akan berkembang biak dengan baik dan menyerang ganas terutama pada kelembaban udara berkisar 70%. Thrips memiliki daur hidup antara 7-12 hari. Kutu muda berwarna putih, kekuningan, hingga kemerahan. Serangga dewasa memiliki dua pasang sayap kecil dan terdapat rambut pada bagian tepi tubuhnya. Bagian mulutnya berfungsi untuk menusuk dan menghisap bagian tanaman, seperti daun, bunga, buah, dan kuncup tunas.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalian serangan hama kutu daun adalah sebagai berikut :
  1. Menerapkan strip planting atau tanaman perangkap di sekeliling areal pertanaman sebagai tanaman pagar. Tanaman yang bisa digunakan sebagai tanaman perangkap adalah tanaman yang pertumbuhannya lebih tinggi dibanding tanaman utama antara lain jagung, kacang panjang, atau buncis. Tanaman perangkap ditanaman dua minggu sebelum penanaman kentang. Saat daun tanaman perangkap terserang, harus segera diambil dan dimusnahkan.
  2. Penggiliran tanaman dengan tanaman yang bukan sefamili dan tanaman inang.
  3. Sanitasi lahan, yaitu pengendalian gulma dan pemusnahan bagian tanaman terserang.
  4. Pengendalian secara organik lebih diutamakan, yaitu dengan penyemprotan insektisida nabati atau agensia hayati. Insektisida nabati dapat dibuat dari beberapa bahan nabati yang memiliki daya bunuh terhadap serangga, misalnya daun nimbau, umbi gadung, cabai, atau pohon jenu.
  5. Upaya pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, profenofos, dimehipo, asetamiprid, atau imidakloprid. Dosis/konsentrasi penyemprotan sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Kutu Daun

Kutu daun yang umumnya menyerang tanaman kentang adalah Aphis gossypii, berwarna hijau kehitaman sampai kuning kecokelatan, dan Myzus persicae, sayapnya berwarna kehitaman dan tubuhnya berwana hijau, kuning, sampai merah kecokelatan. Kedua serangga ini bersifat polyfag, yaitu menyerang segala jenis tanaman, dan partenogenesis, yaitu berkembang biak secara aseksual (tanpa kawin). Kutu ini akan melahirkan nimfa dan daur hidupnya dalam jangka waktu 7-10 hari. Populasi kutu daun sangat tinggi pada kelembaban udara yang relatif rendah, terutama terjadi saat musim kemarau.

Kedua hama tersebut menyerang tanaman kentang dengan cara menghisap cairan daun atau bagian daun yang masih muda. Daun tampak keriput dan berkerut, terpelintir, dan berwana kekuningan. Tanaman terserang akan tumbuh kerdil dan pertumbuhannya terhambat. Hal yang sangat ditakutkan oleh pembudidaya kentang adalah kutu daun Aphis gossypii dan Myzus persicae merupakan serangga yang sangat aktif berperan sebagai penular virus. Serangan kutu daun berpotensi menggagalkan budidaya hingga puso.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalian serangan hama kutu daun adalah sebagai berikut :
  1. Menerapkan strip planting atau tanaman perangkap di sekeliling areal pertanaman sebagai tanaman pagar. Tanaman yang bisa digunakan sebagai tanaman perangkap adalah tanaman yang pertumbuhannya lebih tinggi dibanding tanaman utama antara lain jagung, kacang panjang, buncis, atau tanaman yang bunganya berwarna kuning karena kutu ini menyukai warna kuning. Tanaman perangkap ditanaman dua minggu sebelum penanaman kentang. Saat daun tanaman perangkap terserang, harus segera diambil dan dimusnahkan.
  2. Sanitasi lahan, yaitu pengendalian gulma dan pemusnahan bagian tanaman terserang.
  3. Pengendalian secara organik lebih diutamakan, yaitu dengan penyemprotan insektisida nabati atau agensia hayati. Insektisida nabati dapat dibuat dari beberapa bahan nabati yang memiliki daya bunuh terhadap serangga, misalnya daun nimbau, umbi gadung, atau pohon jenu. Agensia hayati yang bisa dimanfaatkan adalah Enthomopthora sp.
  4. Upaya pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, profenofos, dimehipo, asetamiprid, atau imidakloprid. Dosis/konsentrasi penyemprotan sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Lalat Daun

Lalat daun atau sering disebut juga dengan istilah leafminer merupakan hama jenis penggorok yang bersifat polyfag atau menyerang beberapa tanaman. Hama ini lebih dikenal sebagai lalat penggorok daun (Lyriomyza huidobrensis). Hama Lyriomyza huidobrensis pernah merusak areal budidaya kentang di Pengalengan dan Garut. Termasuk jenis hama ganas dan berpotensi menyerang tanaman semua jenis tanaman di segala musim.

Gejala serangan tampak pada lubang-lubang kecil di permukaan daun akibat lalat dewasa menusukkan ovipositor-nya untuk meletakkan telur. Dari luka tusukan tersebut akan keluar cairan dan cairan ini akan dihisap oleh lalat sebagai makanan. Setelah telur menetas, larva atau imago akan menggorok ke dalam daun dengan cara menghisap cairan dan memakan bagian dalam daun. Pada permukaan daun akan terlihat bercak-bercak cokelat, lubang gorokan akan menyatu satu sama lain dan akhirnya daun mengering. Serangan hama lalat penggorok daun umumnya terjadi pada umur 20-35 hari atau menjelang pembentukan umbi dan berlanjut hingga fase panen. Kerusakan tanaman kentang yang diakibatkan serangan lalat Lyriomyza hudobrensis dapat mencapi 60%. Hama ini sangat berbahaya karena berperan sebagai serangga vektor penular virus. Virus berpotensi menginfeksi tanaman pada saat lalat ini menusukkan ovipositor-nya.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalian serangan hama lalat penggorok daun adalah sebagai berikut :
  1. Menanam bibit yang sehat.
  2. Menerapkan strip planting atau tanaman perangkap di sekitar areal pertanaman. Tanaman yang bisa digunakan sebagai tanaman perangkap antara lain kacang merah, atau tanaman yang bunganya berwarna kuning karena lalat ini menyukai warna kuning. Tanaman perangkap ditanaman dua minggu sebelum penanaman kentang. Saat daun tanaman perangkap terserang, harus segera diambil dan dimusnahkan. Selain cara tersebut, dapat juga dengan membuat perangkap berwarna kuning yang beri perekat. Perangkap tersebut dipasang sebanyak 100 perangkap/ha.
  3. Sanitasi lahan, yaitu pengendalian gulma dan pemusnahan bagian tanaman terserang.
  4. Pengendalian secara organik lebih diutamakan, yaitu dengan penyemprotan insektisida nabati atau agensia hayati. Insektisida nabati dapat dibuat dari beberapa bahan nabati yang memiliki daya bunuh terhadap serangga, misalnya daun nimbau, umbi gadung, atau pohon jenu. Agensia hayati yang bisa dimanfaatkan adalah Ascecode sp., Hemiptarsenus varicornis., Gronotoma sp., dan Opius sp.
  5. Upaya pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, profenofos, dimehipo, asetamiprid, atau imidakloprid. Dosis/konsentrasi penyemprotan sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Ulat Penggulung

Ulat penggulung yang menyerang tanaman kentang adalah Phthorimaea operculella. Serangan ulat jenis ini banyak terjadi pada musim kemarau. Selain menyerang tanaman kentang, Phthorimaea operculella juga menyerang tanaman tembakau. Ulat ini dikenal juga dengan nama Potato Tumbermoth (PTM) dan diduga sebagai hama yang dapat mengundang datangnya serangan jamur Fusarium. Pada ketinggian 1.200 mdpl daur hidup ulat ini dapat mencapai 40 hari sehingga sangat berbahaya bagi tanaman kentang. Selain menyerang tanaman, Phthorimaea operculella juga berpotensi menyerang umbi kentang di dalam gudang. Serangga dewasa berupa kupu-kupu yang aktif pada malam hari. Kupu-kupu ini meletakkan telur yang sangat kecil di bawah daun atau di atas umbi yang tidak tertutup tanah.

Gejala serangan pada tanaman dimulai dengan adanya perubahan warna daun dari hijau menjadi merah tua. Selain itu, akan mucul jalinan menyerupai benang, di dalamnya terdapat ulat kecil berwarna abu-abu. Daun menggulung karena permukaan daun sebelah atas rusak. Serangan tidak hanya terjadi di lapangan, tetapi juga terjadi di gudang tempat penyimpanan umbi, yang ditandai dengan adanya kotoran di sekitar mata tunas.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama ulat Phthorimaea operculella adalah sebagai berikut :
  1. Usahakan tidak ada retakan tanah, karena larva ulat Phthorimaea operculella ini akan masuk melalui retakan tanah dan merusak umbi.
  2. Pembubunan harus dilakukan dengan rutin untuk mencegah serangan larva ke dalam umbi.
  3. Sanitasi kebun dengan mengendalikan gulma secara rutin.
  4. Upaya pengendalian secara organik lebih diutamakan, yaitu dengan menggunakan pestisida nabati. Atau bisa juga menggunakan pestisida biologi dengan aplikasi Bacillus thuringiensis atau Baculovirus.
  5. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Ulat Spodoptera exigua

Spodoptera exigua berwarna hijau dan berubah menjadi cokelat dengan strip kekuningan. Pupa ulat bawang terbentuk di dalam tanah akhirnya berubah menjadi kupu-kupu dengan sayap depan berwarna abu-abu gelap dan sayap belakang berwarna agak putih. Ulat ini sangat rakus dan menyerang hampir semua jenis tanaman hortikultura, sehingga penyebarannya sangat cepat. Spodoptera exigua menyerang tanaman kentang dengan cara memakan daun tanaman dimulai dari bagian tepi daun menuju bagian tengah. Pada serangan hebat, daun habis dan tanaman tampak gundul.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama ulat Spodoptera exigua adalah sebagai berikut :
  1. Sanitasi kebun dengan mengendalikan gulma secara rutin.
  2. Pengendalian secara organik lebih diutamakan, yaitu dengan menggunakan pestisida nabati. Atau bisa juga menggunakan pestisida biologi dengan aplikasi Bacillus thuringiensis atau Baculovirus.
  3. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Ulat Tanah (Agrotis epsilon)

Ulat ini disebut juga ulat pemotong, atau black cut worm. Agrotis epsilon menyerang tanaman saat masih muda dengan cara memotong pangkal batang tanaman. Hama ini tergolong hama yang aktif pada malam hari, pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah. Larva yang baru menetas biasanya merusak jaringan daun dan setelah dewasa ulat pindah ke dalam tanah dan akan memotong tanaman yang masih muda. Serangga dewasa berupa kupu-kupu yang berwarna gelap. Daur hidup dalam satu generasi berlangsung selama 28-42 hari.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama ulat Agrotis epsilon adalah sebagai berikut :
  1. Sanitasi kebun dengan mengendalikan gulma secara rutin.
  2. Pengendalian secara organik lebih diutamakan, yaitu dengan menggunakan pestisida nabati. Atau bisa juga menggunakan pestisida biologi dengan aplikasi Bacillus thuringiensis atau Baculovirus.
  3. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Ulat Heliothis armigera

Ulat Heliothis armigera atau dikenal juga dengan nama corn earworm dapat menyerang umbi dan daun kentang. Ulat ini juga sering ditemukan pada tanaman cabai, tomat, tembakau, maupun jagung. Stadium dewasa berupa kupu-kupu berwarna kekuningan berbintik dan bergaris hitam. Hama ini dapat hidup di dataran rendah hingga dataran tinggi, yaitu di ketinggian 2.000 mdpl. Serangan ditandai dengan adanya daun maupun uymbi yang berlubang.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama ulat Heliothis armigera adalah sebagai berikut :
  1. Sanitasi kebun dengan mengendalikan gulma secara rutin.
  2. Pengendalian secara organik lebih diutamakan, yaitu dengan menggunakan pestisida nabati. Atau bisa juga menggunakan pestisida biologi dengan aplikasi Bacillus thuringiensis atau Baculovirus.
  3. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Ulat Spodoptera litura

Tubuh ulat Spodoptera litura terdapat bintik-bintik segitiga berwana hitam. Bagian sisi tubuhnya berwana hitam dan bergaris kekuningan. Pupa terdapa di bawah permukaan tanah. Ulat ini dikenal juga dengan nama ulat grayak atau ulat tentara, karena menyerang secara bergerombol. Ulat menyerang daun tanaman hingga tinggal epidermis saja sehingga daun tampak seperti meranggas. Bersifat polyfag dan tergolong hama yang sangat ganas. Pada tanaman cabai, Spodoptera litura tidak hanya menyerang daun tanaman saja, tetapi buah cabai pun ikut diserang.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama ulat Spodoptera litura adalah sebagai berikut :
  1. Sanitasi kebun dengan mengendalikan gulma secara rutin.
  2. Pengendalian secara organik lebih diutamakan, yaitu dengan menggunakan pestisida nabati. Atau bisa juga menggunakan pestisida biologi dengan aplikasi Bacillus thuringiensis atau Baculovirus.
  3. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Kumbang Kentang (Epilachna sp.)

Hama Epilachna sp. dikenal juga dengan nama potato beetle yang menyerang tanaman dari famili Solanaceae seperti tomat, terong, tembakau, cabai, maupun Physalis angulata atau sejenis ciplukan. Sosok serangga ini menyerupai kepik dengan warna kecokelatan dan berbintik hitam. Jumlah bintik pada tubuhnya sangat bervariasi, yaitu antara 12-16 totol.

Serangan dimulai dengan memakan bagian tengah daun, sehingga daun yang terserang akan nampak berlubang menyerupai jendela.  Pada serangan berat, hanya akan tersisa tulang daunnya saja.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama ulat Epilachna sp. adalah sebagai berikut :
  1. Sanitasi kebun dengan mengendalikan gulma secara rutin.
  2. Pengendalian secara organik lebih diutamakan, yaitu dengan menggunakan pestisida nabati.
  3. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Nematoda (Meloidogyne incognita)

Nematoda sering juga disebut dengan nama bintil akar atau Root Knot Nematode, karena serangan hama ini ditandai adanya bintil-bintil kecil pada akar atau umbi yang menyerupai jerawat. Tanaman kentang yang terserang nematoda menunjukkan gejala pertumbuhan kerdil, daun menguning saat udara panas, daun yang mengering akan berguguran, apabila tanaman dicabut akan terlihat bintil-bintil pada akar atau umbi.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama nematoda adalah sebagai berikut :
Tidak menanam tanaman kentang pada daerah endemik.
Pemberian insektisida nematisida dengan bahan aktif karbofuran sebanyak 1 gr/tanaman.

PENYAKIT TANAMAN KENTANG

Busuk Daun (Phytophthora infestans)

Penyakit busuk daun disebabkan oleh infeksi patogen Phytophthora infestans. Cendawan tersebut dapat menyerang seluruh bagian tanaman, baik daun. Batang, pangkal batang, umbi, dan perakaran tanaman kentang. Hingga saat ini, Phytophthora insfestans masih merupakan penyakit utama yang sering menggagalkan panen, terutama terjadi pada musim hujan dengan suhu optimal untuk perkembangannya adalah 21¬°C.

Daun yang terserang menunjukkan gejala adanya bercak kecil kebasah-basahan berwarna hijau kelabu yang berubah menjadi cokelat kehitaman. Bercak meluas keseluruh daun sehingga daun akan membusuk dan kering. Daun yang membusuk tetap meggantuk pada tanaman, dan serangan akan meluas sampai ke batang atau cabang. Dibagian bawah daun terserang terdapat konidia spora berwana putih.

Serangan pada umbi ditandai denga adanya bercak berwarna cokelat sampai ungu kehitaman. Pada serangan berat, umbi akan membusuk dan tidak dapat dipanen. Penyakit ini juga menyerang umbi kentang saat di gudang penyimpanan.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit Phytophthora infestans adalah sebagai berikut :
  1. Sanitasi lingkungan, yaitu dengan memusnahkan tanaman terserang dan pengendalian gulma secara rutin.
  2. Pengaturan drainase sehingga tidak terjadi genangan air pada musim hujan.
  3. Pengendalian secara organik lebih diutamakan, yaitu dengan menggunakan pestisida nabati. Atau bisa juga menggunakan agensia hayati yaitu Trichoderma sp. atau Gliocladium sp.
  4. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif simoksanil, famoksadon, dimetomorf, propamokarb hidroklorida, mankozeb, klorotalonil atau thiram dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Layu Bakteri

Penyebab layu bakteri adalah bakteri Pseudomonas (Ralstonia) solanacearum. Gajala serangan ditandai dengan adanya beberapa daun muda pada pucuk tanaman mati dan menguningnya daun bagian bawah. Bila pangkal batang dipotong akan terlihat bercak berwarna cokelat pada kambiumnya berbentuk menyerupai cincin.

Serangan pada umbi detandai dengan adanya tanah basah berlendir yang menempel pada jung stolon atau bagian mata umbi atau bagian ujung umbi. Bila umbi dibelah akan nampak warna cokelat tua melingkar di bagian dagingnya. Tanda ini merupakan ciri khas serangan bakteri Pseudomonas (Ralstonia) solanacearum. Suhu uptimum untuk perkembangan bakteri adalah 27-37°C, sedangkan suhu yang menghambat pertumbuhannya 8-10°C.

Upaya pengendalian antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman kentang terserang, melakukan penggiliran tanaman, pengaturan drainase agar tidak terjadi genangan air pada musim hujan, serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, dapat diaplikasikan agensia Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. pada saat persiapan lahan, umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.

Layu Fusarium

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Fusarium oxisporium. Gejala tanaman yang terserang penyakit ini sepintas mirip dengan serangan layu bakteri. Perbedaannya terletak pada pagian tanaman yang terserang, yaitu pada layu bakteri, jika bagian terserang dimasukkan ke dalam air maka akan keluar cairan putis susu meyerupai asap. Sedangkan pada layu fusarium tidak mengeluarkan cairan tersebut.

Upaya pengendalian antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman kentang terserang, melakukan penggiliran tanaman, pengaturan drainase agar tidak terjadi genangan air pada musim hujan, serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan, umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.

Bercak Daun Alternaria

Penyakit ini disebut juga dengan istilah cacar daun atau bercak kering yang disebabkan oleh serangan cendawan Alternaria solani. Pada daun tanaman terserang terdapat bercak-bercak cokelat sampai hitam yang terdapat warna kuning pada sekitar bercak tersebut. Serangan parah akan mengakibatkan daun mengering dan gugur. Selain menyerang daun cendawan Alternaria pori juga merang umbi kentang. Umbi yang terserang ditandai dengan adanya bercak-bercak gelap berbentuk bulat tidak teratur pada kulit umbi.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini adalah sebagai berikut :
  1. Sanitasi lingkungan, yaitu dengan memusnahkan tanaman terserang dan pengendalian gulma secara rutin.
  2. Pengaturan drainase sehingga tidak terjadi genangan air pada musim hujan.
  3. Pengendalian secara organik lebih diutamakan, yaitu dengan menggunakan pestisida nabati. Atau bisa juga menggunakan agensia hayati yaitu Trichoderma sp. atau Gliocladium sp.
  4. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, difenokonazol, metil tiofanat, karbendazim, mankozeb, klorotalonil atau thiram dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Kudis lak

Penyakit kudis lak disebut juga dengan nama stem-cancer atau black scurf yang disebabkan oleh infeksi cendawan Rhizoctonia solani. Cendawan ini dapat terbawa oleh umbi, tanah, maupun pupuk kandang.  Daun yang terserang akan menggulung ke arah dalam dengan tepi berwarna ungu, batang lebih pendek, terdapat nekrotis pada pangkal akar, jika menyerang umbi akan mengakibatkan stolon busuk yang berwarna cokelat tua sampai hitam dan akan muncul umbi-umbi kecil pada batang di atas tanah. Pada permukaan umbi terdapat koloni cendawan berbentuk noda yang berwarna cokelat sampai hitam.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini adalah sebagai berikut :
  1. Sanitasi lingkungan, yaitu dengan memusnahkan tanaman terserang dan pengendalian gulma secara rutin.
  2. Pengaturan drainase sehingga tidak terjadi genangan air pada musim hujan.
  3. Pengendalian secara organik lebih diutamakan, yaitu dengan menggunakan pestisida nabati. Atau bisa juga menggunakan agensia hayati yaitu Trichoderma sp. atau Gliocladium sp.
  4. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif simoksanil, famoksadon, dimetomorf, propamokarb hidroklorida, mankozeb, klorotalonil atau thiram dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Kudis

Penyakit kudis disebut juga dengan nama common scab yang disebabkan oleh serangan bakteri Streptomyces scabies. Secara umum gejala serangan penyakit ini tidak berbeda jauh dengan gejala serangan penyakit layu bakteri dan layu fusarium. Pada permukaan umbi yang terserang terdapat bercak-bercak berwana kemerahan hingga kecokelatan. Pada bagian yang terserang akan mengering, berkerut, mengeras, dan bagian dalamnya bertepung.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini adalah sebagai berikut :
  1. Sanitasi lingkungan, yaitu dengan memusnahkan tanaman terserang dan pengendalian gulma secara rutin.
  2. Pengaturan drainase sehingga tidak terjadi genangan air pada musim hujan.
  3. Pengendalian secara organik lebih diutamakan, yaitu dengan menggunakan pestisida nabati. Atau bisa juga menggunakan agensia hayati yaitu Trichoderma sp. atau Gliocladium sp.
  4. Pengendalian kimiawi menggunakan bakterisida berbahan aktif oksitetrasiklin, strptomicyn sulfat, kasugamisin, atau tembaga dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Virus

Virus yang sering menyerang tanaman kentang diantaranya PLRV, PVX, PVY, dan CMV. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama pada musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai pertumbuhan tanaman kentang mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit virus ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus diantaranya thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat perempelan.

Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman kentang terserang virus, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman kentang.
More aboutHAMA PENYAKIT TANAMAN KENTANG