WISATA DIENG PLATEAU

Wisata Dieng Plateau


WISATA DIENG PLATEAU

Dieng adalah kawasan dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 mdpl. Suhu berkisar 15—20 °C di siang hari dan 10 °C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.
Secara administrasi, Dieng merupakan wilayah Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng ("Dieng Wetan"), Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah paling terpencil di Jawa Tengah.

Nama Dieng berasal dari gabungan dua kata Bahasa Kawi: "di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam. Teori lain menyatakan, nama Dieng berasal dari bahasa Sunda ("di hyang") karena diperkirakan pada masa pra-Medang (sekitar abad ke-7 Masehi) daerah itu berada dalam pengaruh politik Kerajaan Galuh.

Dataran tinggi Dieng lebih dikenal dengan nama Dieng Plateau adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya, seperti Yellowstone ataupun Dataran Tinggi Tengger. Sesungguhnya ia adalah kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah itu, terbukti dengan adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak hanya gas beracun, tetapi juga dapat dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor dan banjir.
Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan. Secara biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena ditemukan di air-air panas di dekat kawah beberapa spesies bakteri termofilik ("suka panas") yang dapat dipakai untuk menyingkap kehidupan awal di bumi.

Kawasan Dieng masih aktif secara geologi dan banyak memiliki sumber-sumber energi hidrotermal. Ada tiga lapangan hidrotermal utama, yaitu Pakuwaja, Sileri, dan Sikidang. Di ketiganya terdapat fumarola (kawah uap) aktif, kolam lumpur, dan lapangan uap. Mata air panas ditemukan, misalnya, di Bitingan, Siglagah, Pulosari, dan Jojogan, dengan suhu rata-rata mulai dari 25°C (Jojogan) sampai 58°C (Siglagah). Kawasan Sikidang telah mulai dimanfaatkan sebagai sumber energi hidrotermal.

Obyek Wisata Dieng Plateau terletak di 2 wilayah Kabupaten, yaitu Wonosobo dan Banjarnegara. Dieng Plateau tak hanya menyuguhkan sebuah pemandangan alam yang eksotik, tetapi juga menyimpan misteri peradaban sejak ratusan tahun silam. Bahkan diduga Dieng Plateau merupakan mata air peradaban bangsa Indonesia. Peninggalan sejarah berupa candi, menjadi bukti bahwa di tempat itu pernah berkembang sebuah peradaban yang sangat tinggi.

Wisata Dieng Plateau akan menyuguhkan sebuah pengalaman menarik karena Dieng Plateau menyimpan segudang potensi wisata yang tidak ada duanya di Indonesia. Potensi wisata alam di daerah pegunungan yang dipadukan dengan wisata budaya, sejarah, serta mistik. Selain obyek wisata alamnya yang beragam, di kawasan Dieng juga telah tersedia berbagai sarana wisata yang bisa manfaatkan sebagai wisata pendidikan, seperti: Dieng Plateau Theater, Museum Kailasa Dieng, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pos Pengamatan Gunung Api, Industri pengolahan buah Carica (buah khas Dieng Plateau), Pabrik penyulingan air mineral pertama di Indonesia (AQUA) dan Pabrik teh Tambi sebagai icon agrowisata Wonosobo.

Belum habis membicarakan potensi wisata Dieng Plateau, pemandian air panas bisa Anda manfaatkan untuk menghangatkan tubuh. Tak kalah menariknya, anak-anak Dieng yang berambut gembel merupakan fenomena sosial sekaligus mistis yang akan meninggalkan rasa penasaran. Satu lagi primadona baru wisata Dieng Plateau, Golden Sunrise – Silversunrise, sebuah fenomena alam yang tidak akan pernah Anda temukan selain di Dieng Plateau.

Hanya Dieng Plateau yang memadukan berbagai potensi wisata dalam satu wilayah. One stop travel! Dalam paket wisata Wieng Plateau. Tak salah jika di tempat yang di juluki sebagai bumi kahyangan atau negeri di atas awan serta daerah yang menyimpan 1001 keindahan ini, dipilih sebagai tempat rekreasi favorit untuk Anda, sekaligus sebagai tempat wisata yang menantang bagi para peneliti dan petualang, karena hanya ada satu Bumi Dihyang.

Rencanakan perjalanan wisata Anda ke Dieng Plateau. Kepuasan dan pengalaman yang tak akan pernah Anda dapatkan di tempat manapun!

Objek Wisata Dieng Plateau

Wisata Dieng Plateau - Gardu Pandang Tieng

Gardu Pandang Tieng adalah sebuah tempat istirahat (Rest Area) yang letaknya berada di sebelah kanan jalan, kurang lebih 6 kilo meter, sebelum memasuki kawasan wisata Dieng. Sebagaian besar wisatawan yang menuju ke kawasan wisata Dieng selalu menyempatkan diri untuk berhenti sejenak sambil melepas lelah. Dari tempat inilah perjalanan wisata Dieng Plateau di mulai. Di ketinggian 1.789 meter di atas permukaan laut ini anda bisa menikmati pemandangan alam Dieng yang indah dan mempesona dengan latar belakang Gunung Sindoro dan hamparan awan yang membentang di depan mata dengan posisi sejajar dengan pijakan kaki kita sehingga memberikan kesan bahwa seolah-olah kita benar-benar sedang berada di “NEGERI ATAS AWAN”. Dari tempat ini anda juga dapat menyaksikan matahari terbit yang pertama (Golden Sunrise) dengan warna kekuningan.

Wisata Dieng Plateau - Tuk Bimo Lukar

Tepat sebelum memasuki kawasan Wisata Dieng dari arah Wonosobo, di sebelah kanan jalan terdapat mata air kuno yang bernama Tuk Bimo Lukar. Sumber mata air ini merupakan hulu dari sungai serayu. Jejak kekunaan nampak dari dua jaladwara (pancuran air) yang hingga kini masih bisa berfungsi.Tuk Bimolukar ini di yakini sebagai tempat bersuci sebelum memasuki kawasan Dieng. Akan tetapi penduduk sekitar juga memanfaatkan sumber mata air ini untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan air minum. Sungai yang bermuara di Samudera Hindia ini,melintasi lima daerah Kabupaten yaitu Wonosobo, Banjarnegara, Purbolinggo, Banyumas dan Cilacap.

Dieng Plateau Theatre

Untuk menunjang daya tarik wisata alam dan budaya, di Dieng telah dibangaun Dieng Plateau Teater (DPT). Pusat intepretasi alam dan budaya Dieng ini telah dilengkapi dengan sarana audiovisual dan film documenter berdurasi 20 menit tentang keindahan alam dan keanekaragaman budaya Masyarakat Dieng serta aktifitas fulkanik gunung berapi yang ada di Dataran Tingggi Dieng. Tempat ini diresmikan oleh Presiden RI ke-6 (Susilo Bambang Yudoyono) pada tahun 2007.

Wisata Dieng Plateau - Museum Kailasa Dieng

Untuk menyimpan temuan-temuan Arkeologi dan benda-benda bersejarah, serta mengenang kekayaan budaya setempat (Keseharian, mata pencaharian, kepercayaan, kesenian, tradisi) telah di bangun pula sebuah Museum yang di beri nama Museum Dieng Kailasa. Selain itu, di museum ini juga berisi artefak dan panil keterangan tentang alam (geologi, flora dan fauna). Sampai dengan saat ini, 22 naskah Jawa kuno bercerita tentang Dieng sebagai pusat kegiatan keagamaan. Di Museum ini anda bisa melacak peradaban hindu Jawa kuno pada abad ke-7 dan 8 masehi. Nama Kailasa di ambil dari nama salah satu Gunung, tempat tinggal Dewa Syiwa. Nama ini di ambil karena kepurbakalaan Dieng di warnai oleh pemujaan Dewa Syiwa, yang dapat di ketahui dari percandian maupun prasasti. Museum ini di resmikan oleh Menteri Pariwisata, Jero Wacik, pada tanggal 28 Juli 2008, sebagai potret Dieng masa lampau.

Wisata Dieng Plateau - Telaga Warna

Lihat Foto Telaga Warna Dieng Plateau
Di tempat ini terdapat dua Telaga yang saling berdekatan, yaitu Telaga Warna dan Telaga Pengilon yang airnya bersih,bening dan berkilau seperti cermin. Dinamakan telaga Warna, karena permukaan airnya dapat berubah warna, mengikuti cahaya matahari , kadang Telaga ini berwarna biru,hijau, bahkan kadang berubah warna menjadi kekuning-kuningan. Paket wisata Dieng Plateau menyimpan pesona beberapa telaga lain selain Telaga Warna dan Telaga Pengilon yaitu Telaga Balekambang, Telaga Merdada, Telaga Cebong, Telaga Sumurup, Telaga Dringo, telaga Sewiwi dan Telaga Menjer.

Berada diketinggian lebih dari 2000 meter dpl menjadikan telaga warna terasa cukup dingin walaupun matahari tampak cerah bersinar. Yang menjadikannya berbeda dengan telaga lainnya yaitu warna air dari telaga yang sangat cantik. Kadang warna air di telaga ini dapat berwarna hijua, biru, kuning bahkan ungu.

Untuk mencapai lokasi ini kami membutuhkan waktu berjalan kaki selama 20 menit. Sebenarnya lokasi loket masih berada 50 meter dari lokasi masuk. Tetapi wisatawan sering memasuki kawasan ini melalui pintu belakang yang aksesnya lebih dekat menuju telaga.

Walaupun perjalanan ditemani oleh jajaran pohon pinus yang cukup rimbun, tapi Anda sudah dapat mengintip keelokan telaga itu dari jauh. Semakin mendekati telaga bau belerang mulai tercium. Ternyata memang terdapat sebuah bukit yang mengandung belerang didalamnya.

Menurut warga sekitar berbagai warna yang muncul di telaga ini konon diakibatkan oleh jatuhnya batu perhiasan seorang bangsawan ke dalam telaga. Akibatnya warna air di telaga ini menjadi beraneka ragam. Akan tetapi secara ilmiah warna-warna yang tampak dari telaga ini diakibatkan oleh adanya kandungan batu belerang di dalamnya. Ketika terkena matahari maka warna ini akan dibiaskan dan ditangkap oleh mata menjadi warna-warna seperti biru, hijau, kuning, hingga ungu.

Semakin mendekat Anda akan semakin takjub dengan warna air telaga yang begitu cantik. Pada saat itu air telaga berwarna biru, hijau toska, dan kuning keemasan. Dengan dikelilingi pegunungan yang hijau semakin mempercantik pemandangan di sekitar telaga warna ini. Menurut penjaga pintu untuk memperoleh view yang baik dapat dilihat dengan menaiki bukit yang berada di sebelah kiri.

Wisata Dieng Plateau - OASE Dieng

OASE (Obyek Wisata Air Telaga Sewiwi) merupakan obyek wisata baru di kawasan Dieng yang letaknya di sebelah kiri jalan menuju ke Desa Wisata Kepakisan, yang berjarak hanya 2 km dari Dataran Tinggi Dieng. Di obyek wisata ini telah di lengkapi dengan fasilitas wisata air berupa becak air, perahu dayung, kereta mini, pemancingan, kios cinderamata, jajanan Dieng dan beberapa selter/gazebo untuk bernaung dan beristirahat. Dengan tempat parkir yang luas dan untuk sementara bebas tiket masuk lokasi serta tempatnya yang berada di tepi jalan, tak salah jika anda membawa seluruh keluarga berekreasi ke tempat ini. Dijamin, anda pasti akan menemukan suasana yang berbeda. Bagi yang hobi memancing, tak perlu repot-repot membawa alat pancing dari rumah, karena sudah di sediakan oleh pengelola, cukup sewa Rp.5.000,- per joran selama 24 jam. Bagi yang ingin mencoba mainan seperti becak air, kereta mini dan lain-lain, anda cukup membeli tiket seharga Rp.2.000. Murah bukan?. Tak salah jika slogan kami adalah "Akses Mudah, Tarif Murah, Pemandangan Indah". Soal keamanan, anda tidak perlu khawatir karena di obyek tersebut telah di bentuk Unit Pertolongan Air (UPA), untuk berjaga-jaga dan siap memberikan pertolongan jika sewaktu-waktu ada kejadian yang tidak diinginkan.

Wisata Dieng Plateau - Telaga Merdada

Telaga Merdada terletak di Desa Wisata Karangtengah Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara. Telaga merdada merupakan telaga terluas yang ada di Dataran Tinggi Dieng.Telaga ini memiliki luas 25 hektar dengan latar belakang perbukitan yang mengelilingi seluruh luasan telaga. Sementara di tepi-tepi telaga tampak berbagai jenis tanaman sayuran yang dikelola oleh masyarakat setempat, bahkan di telaga merdada ini juga tersimpan kekayaan berupa ikan-ikan air tawar yang sangat melimpah. Keindahan serta daya tarik yang ditawarkan di telaga merdada ini tidak hanya sampai di situ. Atraksi wisata naik perahu di puncak gunung bisa menjadi pengalaman tersendiri bagi pengunjung. Wisatawan bisa naik perahu mengelilingi telaga merdada hanya dengan tarip Rp.5.000,- per orang.

Wisata Dieng Plateau - Pemandian Air Panas Bitingan

Membicarakan obyek wisata Dieng Plateau tak bisa lepas dari nama-nama candi dalam pewayangan, telaga warna-warni, gua-gua, sumur raksasa, beberapa kawah belerangnya dan suasana hawa dingin. Namun wisatawan tidak perlu khawatir kedinginan, karena telah ada obyek wisata sumber air panas. Tempatnya di Dukuh Bitingan, Desa Wisata Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Untuk menuju kesana kita harus menempuh perjalanan kurang lebih 4 Km dari Desa Wisata Kepakisan, melewati arah kawah Sileri. Perjalanan kesana dapat di tempuh dengan kendaraan roda 2 maupun roda 4. Bahkan di tepi jalan menuju kesana dapat di lihat pemandangan beberapa sumur bor Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), dengan pipa-pipa penghubung bak ular raksasa yang menghadirkan suasana lain dari perjalanan wisata itu. Mata air di pemandian tersebut tak seperti mata air hangat di tempat lain yang pada umunya keruh dan mengandung belerang. Namun mata air hangat di Dukuh Bitingan tersebut sangat jernih, hangat dan tak bau belerang, bahkan di yakini sebagaian masyarakat setempat, dapat menyembuhkan beberapa penyakit seperti gatal-gatal, reumatik, melancarkan peredaran darah, pegal linu dan kebugaran setelah seharian bekerja. Sebagaian penduduk memanfaatkan air hangat di salurkan melalui pipa-pipa ke rumah-rumah. Jadi jika anda mengunjungi air terjun Sirawe, meski termasuk di kawasan dataran tinggi Dieng yang berhawa dingin, tak perlu khawatir mandi kedinginan

Wisata Dieng Plateau - Air Terjun Sirawe

Pesona baru wisata Dieng, begitulah para pengunjung menjulukinya. Tempat wisata air terjun yang masih perawan ini berlokasi di Dukuh Bitingan, Desa Wisata Kepakisan tak jauh dari lokasi sumber air panas. Pesona air terjunnya tak kalah dengan obyek-obyek sejenis yang di temui selama ini. Di ketinggian kurang lebih 70 meter, muntahan air dari sungai rawe itu membentuk pancuran raksasa yang bercampur dengan kabut, sehingga menampilkan pemandangan yang benar-benar mempesona. Gumpalan kabut yang menempel di batu cadas itu tersapu air terjun, bak kain kelambu putih jika dilihat dari kejauhan. Setelah sampai di Dukuh Bitingan, kita harus melewati jalan yang di kanan kirinya banyak tumbuh tanaman carica (buah khas Dataran Tinggi Dieng), kemudian melalui jalan setapak menuju ke lokasi air terjun. Berjalan kaki menelusuri hutan,menuju obyek itu jika di nikmati merupakan perjalanan petualangan. Bagi kawula muda yang suka tantangan, asik banget buat lokasi trakking alias menyusuri hutan dengan jalan-jalan santai, sambil belajar mengenal alam dari flora dan fauna yang ada di hutan itu, sekaligus menikmati keindahan ciptaan-Nya. Jalan terjal naik turun dan berliku-liku, justru merupakan tantangan tersendiri bagi yang suka berpetualang.

Wisata Dieng Plateau - Sumur Jalatunda

SUMUR JALATUNDA, Sumur Raksasa Diatas Pegunungan Dieng. Sebuah Nirwana di pulau jawa. Sumur Jalatunda adalah sebuah lubang bekas kepundan yang berasal dari letusan kawah yang terjadi ribuan tahun lalu. Saat ini bekas kepundan itu telah berisi air sehingga menyerupai sebuah sumur raksasa. Garis tengah dari sumur tersebut kurang lebih 90 meter dengan kedalaman sampai ratusan meter. Untuk menuju ke obyek wisata ini, pengunjung harus berjalan menyusuri anak tangga yang terbuat dari pasangan batu yang jumlahnya mencapai 257 buah. Obyek wisata ini berada di Desa Wisata Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, terletak di sebelah paling barat dari seluruh obyek wisata di kawasan Dieng.

Ketika kaki ini melangkah, maju kedepan. Melihat Sumur Jalatunda dari kedekatan. Rasa kagum itu mulai menyelubungi, sebuah diameter besar dan air hijau di dalam sumur. Memang benar ini adalah sumur raksasa yang pernah ada.

Bayang bayang penasaran mengebu gebu, akan sebuah mitos melempar batu di Sumur Jalatunda. Mewujudkan impian dan menggapai angan yang dalam. Tetapi setelah batu terlempar tak kunjung sampai pada sebuah tujuan. Ini adalah pembatasan dalam sudut pandang yang nyata, melawan hasrat pada kenyataan tapi terhalang oleh ambisi itu sendiri.

SUMUR JALATUNDA, Sumur Raksasa Diatas Nirwana sebuah sajian langka, di dalamnya terdapat legenda legenda juga mitos mitos ajaib di pegunungan Dieng.

Konon Sumur Jalatunda memiliki kaitan erat dengan asal mula terjadinya candi Prambanan.

Alkisah pada zaman dahulu kala di Jawa Tengah terdapat dua kerajaan yang bertetangga, Kerajaan Pengging dan Kerajaan Baka. Pengging adalah kerajaan yang subur dan makmur, dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana bernama Prabu Damar Maya. Prabu Damar Maya memiliki putra bernama Raden Bandung Bandawasa, seorang ksatria yang gagah perkasa dan sakti. Sedangkan kerajaan Baka dipimpin oleh raja denawa (raksasa) pemakan manusia yang kejam bernama Prabu Baka. Dalam memerintah kerajaannya, Prabu Baka dibantu oleh seorang Patih bernama Patih Gupala yang juga adalah raksasa. Akan tetapi meskipun berasal dari bangsa raksasa, Prabu Baka memiliki putri yang sangat cantik jelita bernama Rara Jonggrang. Prabu Baka berhasrat memperluas kerajaannya dan merebut kerajaan Pengging, karena itu bersama Patih Gupala mereka melatih balatentara dan menarik pajak dari rakyat untuk membiayai perang. Setelah persiapan matang, Prabu Baka beserta balatentaranya menyerbu kerajaan Pengging. Pertempuran hebat meletus di kerajaan Pengging antara tentara kerajaan Baka dan tentara kerajaan Pengging. Banyak korban jatuh dari kedua belah pihak. Akibat pertempuran ini rakyat Pengging menderita kelaparan, kehilangan harta benda, banyak diantara mereka yang tewas. Demi mengalahkan para penyerang, Prabu Damar Moyo mengirimkan putranya, Pangeran Bandung Bondowoso untuk bertempur melawan Prabu Baka. Pertempuran antara keduanya begitu hebat, dan berkat kesaktiannya Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan dan membunuh Prabu Baka. Ketika Patih Gupolo mendengar kabar kematian junjungannya, ia segera melarikan diri mundur kembali ke kerajaan Baka.

Pangeran Bandung Bondowoso mengejar Patih Gupolo hingga kembali ke kerajaan Baka. Ketika Patih Gupolo tiba di Keraton Baka, ia segera melaporkan kabar kematian Prabu Baka kepada Putri Rara Jongrang. Mendengar kabar duka ini sang putri bersedih dan meratapi kematian ayahandanya. Setelah kerajaan Baka jatuh ke tangan balatentara Pengging, Pangeran Bandung Bondowoso menyerbu masuk ke dalam Keraton (istana) Baka. Ketika pertama kali melihat Putri Rara Jonggrang, seketika Bandung Bondowoso terpikat, terpesona kecantikan sang putri yang luar biasa. Saat itu juga Bandung Bondowoso jatuh cinta dan melamar Rara Jonggrang untuk menjadi istrinya. Akan tetapi sang putri menolak lamaran itu, tentu saja karena ia tidak mau menikahi pembunuh ayahandanya dan penjajah negaranya. Bandung Bondowoso terus membujuk dan memaksa agar sang putri bersedia dipersunting. Akhirnya Rara Jonggrang bersedia dinikahi oleh Bandung Bondowoso, tetapi sebelumnya ia mengajukan dua syarat yang mustahil untuk dikabulkan. Syarat pertama adalah ia meminta dibuatkan sumur yang dinamakan SUMUR JALATUNDA, syarat kedua adalah sang putri minta Bandung Bondowoso untuk membangun seribu candi untuknya.

Wisata Dieng Plateau - Sikunir

Lihat Foto Sunrise Sikunir Dieng Plateau
Satu dari beberapa gunung yang mengelilingi dataran tinggi Dieng adalah gunung Sikunir yang memiliki ketinggian 2.350 M dpl. Tempat ini selalu menjadi prioritas utama bagi wisatawan mancanegara setelah komplek candi Arjuna, telaga warna dan kawah Sikidang.

Nama Gunung Sikunir mungkin belum sepopuler Gunung Merapi di Yogyakarta atau Gunung Bromo di Tengger. Satu dari sekian banyak gunung yang mengelilingi Dieng Plateau ini memiliki ketinggian 2350 meter dpl. Ada dua cara untuk mencapai puncak Sikunir yang berjarak 8 km dari Dataran Tinggi Dieng. Pilihan pertama adalah trekking dimana kita harus mulai pada jam 3 dini hari. Kondisi fisik dan berbagai perlengkapan lain harus benar-benar dipersiapkan bila memilih cara trekking ini. Berjalan kaki sambil menghirup udara segar dan menikmati langit cerah bertabur ribuan bintang terdengar cukup menarik dan menantang. Pilihan kedua adalah naik motor, baik motor sewaan ataupun menggunakan jasa ojek hingga ke desa Sembungan dan dilanjutkan dengan mendaki sejauh 800 meter. Bila tidak mau repot, anda bisa mengikuti paket-paket wisata yang tersedia.

Dari Desa Sembungan yang berada di ketinggian 2302 meter dpl, perjalanan dilanjutkan dengan mendaki jalan setapak licin yang diapit jurang dan hutan. Udara terasa sangat dingin, bahkan lebih dingin dari winter di Orange County California. Suhu udara di Orange County tidak pernah lebih dingin dari 4 derajat Celcius. Kecuali suhu di daerah pegunungan seperti Big Bear yang selalu diselimuti salju saat winter tentunya. Saat mendaki Sikunir, winter jacket dan sarung tangan terasa belum cukup untuk melindungi tubuh dari dinginnya angin yang menggigit. Ditambah lagi dengan jalan mendaki yang serasa tak kunjung sampai. Nafas mulai tersengal dan jantung serasa hendak berhenti berdetak.

Ketika sudah hampir putus asa, jalan tiba-tiba melandai. Wah, akhirnya berhasil juga sampai ke puncak. Pemandangan yang terhampar di depan sungguh sangat menakjubkan. Lembah yang masih gelap nun jauh di bawah sana nampak berkelap-kelip dengan lampu-lampu yang menyala di desa-desa kecil yang tersebar diantaranya. Gunung Sindoro berdiri kokoh di depan mata. Hamparan awan dan kabut di bawah memberikan kesan bahwa Anda benar-benar berada di negeri di atas awan. Bentangan langit cerah dengan ribuan bintang semakin menambah keindahan suasana. Bila cuaca cerah, dari puncak Sikunir ini akan terlihat Gunung Sindoro, Sumbing, Merbabu, Merapi dan Ungaran. Anda akan merasa seperti seorang dewa, berada di istananya yang tinggi menanti bangunnya sang mentari. Semburat jingga mulai terlihat di ufuk timur, menampilkan keindahan siluet Sindoro yang disusul dengan bayangan Gunung Merbabu, Sumbing, Ungaran, dan Merapi yang nampak mungil dengan kepulan asap tipisnya. Penat kaki akibat mendaki dan sakitnya dada yang tersengal-sengal langsung sirna.

Di tempat ini anda bisa menyaksikan matahari terbit yang terkenal dengan sebutan “Golden Sunrise”. Menyaksikan matahari terbit sebenarnya bukan hal yang luar biasa. Namun berbeda dengan menanti bangunnya sang surya dari atas gunung Sikunir. Pemandangan yang terhampar di depan mata benar-benar sangat indah dan menakjubkan. Hamparan awan dan kabut yang sejajar dengan pijakan kaki kita, memberikan kesan bahwa seolah-olah kita benar-benar sedang berada di Negeri atas awan. Bentangan langit yang cerah dengan latar belakang gunung Sindoro dan Sumbing, serta pemukiman dengan rumah penduduk dan kelap-kelip lampu-lampu yang masih menyala nun jauh disana, semakin menambah indahnya suasana.

Wisata Dieng Plateau - Goa Jimat/Gua Upas

Gua Upas/Gua beracun, begitulah penduduk setempat menyebutnya. Adalah sebuah gua yang berbentuk sebuah cekungan, yang letaknya berada di sebelah Barat daya lereng gunung Pengamunamun, tepat di sebelah kanan jalan menuju obyek wisata Sumur Raksasa Jalatunda, sebelum memasuki Desa Wisata Pekasiran. Wisatawan hanya boleh menyaksikan gua ini dari jarak jauh, karena di larang untuk turun ke bawah ke lokasi gua. seorang turis dari Eropa telah meninggal dunia, sebab memaksa turun ke bawah mendekati lokasi gua. Pusara makamnya masih bisa di saksikant di pinggir sebelah kanan jalan tanjakan, menuju arah Desa Wisata Pekasiran.

Wisata Dieng Plateau - Pertapan Mandalasari

Pempat ini letaknya di sebuah pulau kecil diantara Telaga warna dan telaga Pengilon. Ditempat yang suasana mistisnya masih sangat terasa ini terdapat 3 buah Gua yaitu Gua Semar, Gua Sumur dan Gua Jaran. Gua Semar adalah tempat yang sering digunakan orang-orang untuk melakukan meditasi (olah spiritual). Itu sebabnya tempat ini di namakan Pertapaan Mandalasari. Sedangkan di dalam Gua Sumur terdapat Mata Air suci yang oleh para pemeluk agama Hindu disebut "Tirta Perwitasari ", di lokasi inilah umat Hindu dari Bali sering mengadakan upacara ritual yang disebut Muspe/Mabakti atau Medhak Tirta.

Wisata Dieng Plateau - Darmasala

Jejak budaya yang tidak kalah pentingnya adalah Darmasala yang letaknya masih berada di komplek Candi Arjuna. Darmasala terdiri dari ompak-ompak bekas bangunan yang diperkirakan sebagai pusat pendidikan dan asrama perguruan untuk menuntut ilmu, bagi pemeluk agama Hindu serta rumah singgah sebelum menghadap sang guru atau bagi para peziarah yang datang ke Dataran Tinggi Dieng. Sisa-sisa peradaban masa lampau itu masih dapat di saksikan di sebelah kiri dan kanan jalan setapak menuju komplek candi Arjuna, dari arah terminal Soeharto-whitlam.

Wisata Dieng Plateau - Sendang Sedayu

Di sebelah Utara komplek Darmasala, terdapat 3 buah sumur kuno yang bernama sendang Sedayu/Sendang Maerokoco. Sumur ini berbentuk segi empat, dengan tumpukan batu yang tertata rapi di keempat sisinya. Tinggi permukaan airnya hanya satu meter dari permukaan tanah, dan airnya tak pernah kering, meski pada musim kemarau di daerah sekitarnya mengalami kekeringan. Air dari sumur ini biasa digunakan untuk keramas atau mencuci rambut bagi anak-anak yang berambut gembel, sebelum atraksi wisata budaya, tradisi cukur rambut gembel itu di laksanakan setiap setahun sekali. Sumur ini merupakan satu-satunya pertirtaan yang masih tersisa.

Wisata Dieng Plateau - Gangsiran Aswotomo

Gangsiran Aswotomo di percaya sebagai saluran pembuangan air kuno yang di bangun sebelum candi. Saluran pembuangan yang berada di bawah tanah ini membentang dari arah komplek candi Arjuna menuju ke arah Barat Laut dengan kedalaman 5-7 meter dari permukaan tanah. Saluran ini berfungsi untuk mengeringkan air yang menggenangi Dataran Tinggi Dieng. Hingga kini, Bekas saluran pembuangan ini masih bisa kita saksikan.

Wisata Dieng Plateau - PLTP Panas Bumi

Kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang di kelola oleh PT.GEODIPA ENERGI di Dataran Tinggi Dieng, telah menambah lengkap, bahwa Dieng dapat di gunakan sebagai wisata pendidikan. Dimana sumber panas bumi yang sangat melimpah dan masih tersimpan di dalam perut bumi, diambil melalui beberapa titik pengeboran, kemudian uap panas (steam) yang keluar dari dalam perut bumi itu di salurkan dengan pipa-pipa besar bak ular raksasa menuju ke Power Plane. Didalam Power Plane inilah uap panas dimanfaatkan untuk mengggerakkan turbin/generator untuk di ubah menjadi tenaga listrik. Dari sinilah penduduk setempat memanfaatkan sumber tenaga listrik sebagai alat penerangan dan keperluan sehari-hari.

Wisata Dieng Plateau - Watu Kelir

Watu Kelir merupakan tinggalan masa lalu berupa tumpukan batu persegi yang tertata rapi membentuk tanggul pada dinding bukit. Panjangnya mencapai 30 meter dengan tinggi 10 meter. Di Situs Watu Kelir ini masih dapat kita saksikan sebuah tangga naik menuju Siti Hinggil. Sedangkan Siti hinggil letaknya di atas Situs Watu Kelir. Siti dalam bahasa Jawa berarti “Tanah” dan hinggil berarti “Tinggi”. Selain memang berada di tempat yang tinggi, Siti Hinggil diartikan sebagai tanah yang di tinggikan atau di hormati. Dahulu di tempat ini pernah berdiri bangunan suci, tetapi sekarang sudah rata dengan tanah, terlihat dari batu-batu candi yang tersebar berserakan. Dari tempat ini, kita bisa menyaksikan inti Dieng, yang di tengahnya terdapat komplek Candi Arjuna.

Wisata Dieng Plateau - Ondo Budo

Adalah sebuah jalan setapak yang tersusun dari batu dengan panjang mencapai 200 meter, yang pada jaman dahulu jalan setapak ini di pergunakan untuk jalan menuju Dataran Tinggi Dieng. Masyarakat setempat menyebutnya Ondo Budo. Hingga kini Ondo Budo masih di gunakan oleh penduduk sebagai jalan alternatif dari arah selatan menuju ke Dataran Tinggi Dieng. Tetapi sekarang wisatawan lebih banyak datang ke Dataran Tinggi Dieng dari arah sebelah Timur.

Wisata Dieng Plateau - Pendopo Soeharto-Whitlem

Di Dataran Tinggi Dieng, mantan Presiden Soeharto meninggalkan banyak kisah menarik untuk di tilik, di balik sosok beliau sebagai Negarawan. Di sebelah timur komplek Candi Arjuna, adalah salah satu tempat yang bisa menceritakan kisah itu. Di salah satu obyek inilah Jenderal TNI Soeharto yang waktu itu masih menjabat sebagai Presiden, pernah melakukan pertemuan dengan perdana menteri Australia waktu itu, Mr.Gough Whitlam, pada tanggal 7 September 1974. Dalam pertemuan selama 15 menit itulah, Australia menyatakan dukungan atas kemungkinan integrasi Timor Timur ke wilayah Indonesia. Namun di gedung seluas 500 meter persegi tersebut sama sekali tidak menyiratkan kenangan akan Soeharto seperti foto-foto. Penegasan tentang adanya pertemuan itu haya di tunjukkan oleh lempengan batu marmer bertuliskan nama dua kepala pemerintahan, tanpa di sertai tanda tangan keduanya. Kini, gedung yang berdiri gagah tersebut diberi nama Pendopo Soeharto-Whitlam.

Wisata Dieng Plateau - Pos Pengamatan Gunung Api Dieng

Pos Pengamatan Gunung Api ini di bawah naungan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pos ini bertugas memantau aktifitas gunung api yang ada di kawasan Dieng, karena aktifitas vulkanik gunung api yang ada di kawasan ini mempunyai karakteristik yang berbeda dengan gunung-gunung api yang ada di tempat lain. Misalnya, Jika di Gunung Merapi, selain material padat yang di keluarkan pada saat erupsi, juga mengeluarkan awan panas yang disebut wedus gembel, beda dengn Gunung Api yang ada di wilayah Dieng, selain material padat, juga mengeluarkan gas CO2 dengan konsentrasi yang cukup tinggi, (terutama di kawah Timbang, bukan kawasan/daerah wisata). Gas ini sangat berbahaya jika sudah melampaui ambang batas (>25% Volume), mengingat gas ini mempunyai sifat tidak berwarna,tidak berbau dan tidak berasa. Selain memantau aktifitas vulkanik Gunung api di kawasan Dieng, juga untuk menekan seminimal mungkin kerugian harta benda bila terjadi bencana alam yang di akibatkan oleh aktifitas gunung api di daerah tersebut. Di pos ini telah dilengkapi dengan peralatan yang cukup modern dengan sistem komputerisasi. Tempat ini sangat cocok bila digunakan sebagai wisata pendidikan, sebagai sarana edukasi bagi pelajar maupun Mahasiswa.

Wisata Dieng Plateau - Komplek Candi Arjuna

Lihat Foto Candi Dieng
Bangunan berbentuk Candi yang masih tampak berdiri kokoh di Dataran Tinggi Dieng ini merupakan saksi bisu,bahwa disini pernah hadir komunitas sosial pemeluk Agama Hindu. Komplek candi arjuna merupakan candi hindu tertua di Jawa. Candi ini diperkirakan sudah mulai didirikan pada abad ke-8 M di zaman keemasan Dinasti Kalingga dan selesai pembangunannya pada abad ke-13 di zaman Wangsa Syailendra. Komplek Candi Arjuna terdiri dari dua deret candi yang saling berhadapan, deret sebelah timur secara berturut-turut adalah Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Sedangkan deret sebelah barat hanya tersisa 1 buah candi yaitu Candi Semar.Tidak jauh dari komplek ini juga terdapat Candi-Candi lain yaitu Candi Setyaki, Candi Gatut Kaca, Candi Bima dan Candi Dwarawati.

Wisata Dieng Plateau – Kawah Sikidang

Adalah sebuah Kawah yang airnya selalu mendidih dan menyemburkan gas yang beraroma belerang. Orang menjulukinya Kawah Sikidang. Disebut Sikidang karena semburannya selalu berpindah-pindah tempat, seolah melompat-lompat seperti Kijang yang sedang berlari. Kawah ini berbeda dengan kawah yang ada di pegunungan Jawa Barat maupun Jawa Timur. Disini Kawah tidak berada di puncak gunung, melainkan di daratan yang menyerupai sebuah sumur, sehingga wisatawan dapat menyaksikan aktifitas kawah ini dari jarak yang cukup dekat,bahkan sampai di bibir kawah.

Kawah Sikidang memberikan nuansa lain pada wisata Dieng Plateau. Pemandangan alam segar berwarna hijau mendadak lenyap begitu memasuki kompleks kawah ini. Sejauh mata memandang, hanya hamparan tanah tandus dikelilingi perbukitan dengan kolam yang terus menerus mengepulkan asap nun jauh di ujung sana. Beberapa meter dari pintu masuk terdapat sebuah papan peringatan agar Anda berhati-hati dalam melangkah, serta larangan menyalakan api dan membuang puntung rokok.

Berjalan di kawah ini memang tidak boleh sembarangan. Witasawan pun harus melompat-lompat dan mencari tanah yang kering untuk menjejakkan kaki. Lubang-lubang bekas kawah terdapat dimana-mana. Di beberapa tempat terlihat tanah basah dengan air yang bergolak mendidih. Tanah-tanah ini berbahaya bila dipijak karena sangat rapuh dan mudah longsor. Bau belerang terasa sangat menyengat. Semakin jauh berjalan, baunya terasa semakin kuat dan menusuk hidung. Seorang wanita setengah baya berdiri di tengah padang tandus itu dengan mengenakan caping dan penutup hidung. Sebuah karung terhampar dengan bongkahan-bongkahan belerang ditata rapi diatasnya. Batu-batu itu dijual kepada para pengunjung sebagai souvenir khas Kawah Sikidang. Kawah ini memang masih menjadi surga bagi para penduduk yang menggantungkan hidupnya pada kegiatan menambang batu belerang. Meskipun baunya sangat menyengat, namun uap yang mengandung belerang ini dipercaya berkhasiat untuk menghaluskan kulit dan menghilangkan jerawat.

Hampir di ujung kompleks ini, Kawah Sikidang bertahta. Sebuah kolam besar dengan air bercampur lumpur berwarna abu-abu yang terus menggelegak. Ujung kolam tidak terlihat karena pekatnya asap putih yang mengepul. Konon air dan lumpur ini memiliki suhu 98 derajat celcius, dan bahkan mungkin lebih. Pagar bambu dibangun mengelilingi kawah demi keselamatan para pengunjung. Namun demikian masih saja ada yang melanggar batas aman ini. Dulu ada seorang pengunjung yang nekat mengambil gambar dari bibir kawah terperosok kakinya dan jatuh. Ketika diangkat, kulit kakinya sudah meleleh dan tinggal tulang saja. Obyek wisata ini memang unik dan menarik, namun Anda harus selalu waspada mengingat kawah ini masih tergolong aktif.

Kawah Sikidang memiliki dapur magma di dalam perut bumi di bawahnya. Dapur magma ini menghasilkan panas dan energi dengan tekanan yang sangat kuat. Apabila tekanan ini mencapai puncaknya, maka akan terjadi letusan dan terbentuk sebuah kawah baru. Nama Sikidang diambil dari kata “kidang” yang berarti kijang. Keunikan kawah ini adalah kawah utamanya yang selalu berpindah, seolah meloncat mencari tempat baru. Lubang besar tepat di bagian depan kompleks adalah bekas kawah utama sebelum dia merasa "bosan" dan meloncat berpindah ke tempat lain. Bila beruntung Anda juga bisa menyaksikan beberapa orang penambang belerang yang sibuk mencari bongkahan-bongkahan belerang untuk dijual ke kota. Bila Anda adalah petualang yang ingin merasakan berdiri di atas periuk magma bumi, Kawah Sikidang adalah tempatnya. Namun ingat, hati-hati dalam melangkah dan jangan menyalakan api. Semoga beruntung...

Wisata Dieng Plateau - Kawah Candradimuka

Nama kawah ini sudah sangat terkenal karena ada hubungannya dengan cerita dalam pewayangan, yaitu kawah Candradimuka. Letaknya juga di sebelah paling barat dari seluruh obyek wisata yang ada di Dataran Tinggi Dieng di sebelah atasnya Sumur Raksasa Jalatunda, kurang lebih 6 kilo meter dari kawasan poros/Komplek Candi Arjuna. Tepatnya di Desa Wisata Pekasiran Kecamatan Batur dan masuk dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara. Tidak seperti kebanyakan kawah-kawah yang ada di kawasan Dieng, kawah ini tanpa henti menyemburkan gas dan uap panas yang disertai dengan suara gemuruh yang terdengar sampai di sekitar kawah. Meskipun demikian, karena lokasi kawah ini cukup terbuka, pengunjung bisa menyaksikan atraksi wisata yang cukup menarik ini dari jarak yang cukup dekat.

Bagi masyarakat arti dari nama Candradimuka di ambil dari kata yaitu Candra : Bulan dan Muka : Wajah . Di area Kawah Candradimuka tersebut bagi siapa saja yang berkunjung ke kawah itu dapat melihat kepundan dari jarak yang paling dekat bibir kawah .

Kawah yang terbentuk dari aktifitas Gunung Api Pager Kandang ini mengeluarkan gas Solfatara dari rekahan tanah di sekitarnya dan merupakan kawah terunik sekaligus aman untuk di kunjungi.

Wisata Dieng Plateau - Kawah Sileri

Kepulan asap putih berbau belerang di kawah ini tak pernah berhenti, menambah panorama alam pegunungan Dieng semakin mempesona. Kawah yang terletak di Desa Kepakisan Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara ini menyerupai sebuah danau vulkanik dan merupakan kawah terluas yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Air dari kawah ini berwarna putih keabuan, seperti “Air Leri” (air dari bekas cucian beras), itu sebabnya kawah ini di namakan kawah Si-Leri. Sileri adalah sebuah kawah yang paling aktif dan paling berbahaya diantara kawah kawah lain di dataran tinggi dieng. Tercatat pada tahun 1944, 1964, 1984, 2003, dan 2009 Kawah sileri meledak yang mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan disekitarnya. Dari berbagai pengamatan ahli vulkanologi menyebutkan bahwa letusan di kawah sileri sebagai letusan periode duapuluh tahunan.

Disamping bencana yang ditimbulkan, Kawah Sileri memiliki energi yang besar berupa tenaga panas bumi atau geotermal yang digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik.

Temperatur Kawah Sileri

Pada 6 September dan 23 September 2009, Suhu Kawah Sileri masing - masing terukur 70.5°C.
27 September 2009 pukul 00:00:17 WIB, hasil pengukuran suhu telemetri dari sensor TLR di Kawah Sileri terukur 70°C.
27 September 2009 pukul 10:00 WIB, temperatur solfatara di Kawah Sileri yang diukur menunjukan 70°C.

Kawah Sileri, satu dari beberapa obyek wisata Dieng Plateau dengan fasilitas dalam kondisi yang cukup memperihatinkan. Kawah vulkanik yang terletak di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara ini memiliki akses jalan yang kurang terawat, banyak lubang di sepanjang jalan dari gapura masuk sampai ke lokasi. Fasilitas parkir kendaraan pun juga tidak memadai, kendaraan hanya diparkirkan di pinggir jalan begitu saja tanpa ada yang mengawasi. Ada perasaan was-was memang mengingat tempat parkir yang terletak di tepi jalan, lalu pengunjung harus melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menuruni bukit sekitar 300 meter. Kendaraan tidak akan terlihat jika kita sudah mencapai area bibir kawah. Demi menjaga keamanan lebih baik mengunci kendaraan demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Sepanjang perjalanan menuruni perbukitan menuju kawah, kita akan disuguhi pemandangan yang sedikit kurang mengenakkan. Pemandangan kamar mandi umum dalam kondisi rusak dengan "limbah" berwarna kekuningan yang berserakan di dekat pembuangan air. Entah limbah apa itu, saya sendiri kurang mengetahuinya. Tidak jauh dari kawah terdapat bangunan seperti pendopo yang digunakan sebagai gardu pandang untuk melihat pemandangan kawah. Bangunan ini juga tampak tidak terurus, genting-genting sudah beterbangan entah ke mana. Di sebelah gardu pandang tersebut terdapat sebuah papan peringatan agar pengunjung tetap waspada dan menjaga jarak dengan kawah. Oh iya, karena di sekitar kawah sering disinggahi oleh hewan ternak yang sedang mencari makan, maka hati-hati dengan "ranjau darat" yang bertebaran di rerumputan.

Walaupun masih minim dengan fasilitas pendukung, Kawah Sileri ini tetap menjadi alternatif obyek wisata yang wajib dikunjungi di Dataran Tinggi Dieng. Jalan setapak dari parkiran hingga bibir kawah sudah dibangun dengan baik. Pemandangan yang disuguhkan oleh kawah ini tak kalah cantik dengan pemandangan obyek wisata lain di Dieng. Hamparan kawah seluas kurang lebih dua hektar ini selalu tertutup oleh kepulan asap berwarna putih dengan bau belerang yang khas seolah tak pernah berhenti menyelimuti permukaan kawah. Pemberian nama Sileri sendiri konon diambil dari air kawah yang berwarna putih keabuan yang mirip dengan air leri (air dari cucian beras), sehingga akhirnya kawah tersebut diberi nama Kawah Sileri. Aliran air dari Kawah Sileri ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengairan perkebunan milik penduduk yang berada di sekitar kawah.

Di balik minimnya fasilitas yang ada, Kawah Sileri menyuguhan pemandangan alam yang menawan. Hamparan perbukitan hijau dengan pohon-pohon yang tumbuh subur serta hamparan perkebunan warga yang mengelilingi kawah akan memanjakan mata. Kondisi vegetasi di sekitar Kawah Sileri terlihat kontras memang jika dibandingkan dengan kondisi di sekitar Kawah Sikidang yang terlihat gersang. Di sekitar Kawah Sileri ini rerumputan dan pepohonan justru dapat tumbuh dengan subur. Di balik pesonanya, Kawah Sileri merupakan kawah paling berbahaya di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Pengunjung hanya diperbolehkan mengunjungi kawah ini maksimal sampai dengan pukul lima sore. Walaupun sudah diperingatkan, hal yang paling penting adalah kewaspadaan si pengunjung itu sendiri demi keselamatan diri.

Jika dilihat dari sisi yang berbeda, kesan tak terurus obyek wisata Kawah Sileri ini dapat menimbulkan kesan alami nan "liar". Akan lebih baik jika pemerintah beserta pihak-pihak terkait memperbaiki fasilitas di obyek wisata Kawah Sileri ini guna memberikan kenyamanan kepada wisatawan dan juga dapat meningkatkan jumlah kunjungan. Dalam sebuah manajemen pariwisata memang diperlukan sinergi hubungan antara pemerintah, masyarakat, serta wisatawan itu sendiri untuk menjaga fasilitas yang ada di obyek wisata.

Wisata Dieng Plateau - Kawah Sibanteng

Sibanteng adalah sebuah kawah yang terletak di Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara. letaknya berdekatan dengan Kawah Sikidang. Pada tanggal 15 Januari 2009 obyek wisata kawah Sibanteng sempat ditutup beberapa hari, karena terjadi letusan lumpur yang terdengar hingga 2 Km dan mengakibatkan rusaknya hutan milik Perhutani setempat.

Letusan yang terjadi di Kawah Sibanteng terjadi akibat hujan deras yang kerap turun. letusan kawah Sibanteng terjadi sebanyak dua kali, yakni pada pukul 08.00 dan 08.30. Letusan itu termasuk jenis freatik bukan vulkanik. Diameter kawah yang semula kecil, yakni sekitar 1-2 meter, bertambah luas menjadi 50 meter.

Pada tahun 2003 bertepat di bulan Juli, kawah Sibanteng juga mengalami letusan yang sama. Hingga kini keberadaan Kawah Sibanteng dinyatakan Aktif.

Wisata Dieng Plateau - Kawah Sinila

Sinila adalah sebuah kawah yang berpotensi mengeluarkan gas beracun. pada tanggal 20 Februari 1979 pernah terjadi ledakan dahsyat di kawah sinila yang mengakibatkan 149 orang meninggal dunia karena terperangkap gas beracun.

SPIRITUAL DIENG
Dieng, Kerajaannya para Dewata
Sumber : (http://www.tabloidpamor.com/berita-91-dieng-kerajaannya-para-dewata.html)
Diposting oleh : Suparjo

Dieng, yang berarti Edi tur Aengsi (tempat yang indah). Apalagi kalau dilihat dari puncak gunung, pemandangan dari sana terlihat sangat indah. Dieng juga berarti tempat para dewa. Menurut Ki Rusmanto(58), kuncen Pertapan Mandala Sari, yang di nobatkan oleh Eyang Begawan Sampurno Jati. Dieng adalah tempat bersemayamnya para dewa, dan sampai sekarang pun masih bersemayam disini. "Saya yakin bahwa para dewa masih bersemayam disini, pertapan ini adalah keratonnya para dewa," kata Ki Rusmanto. Keberadaan keramat-keramat di Gunung Dieng, memiliki kaitan erat dengan kekuasaan gaib Segoro Kidul. "Ibu Ratu Segoro Kidul memberikan Amanat pada para leluhur yang ditugaskan di Gunung Dieng," lanjutnya.

Perjalanan spiritual di keramat-keramat Gunung Dieng mengandung makna kehidupan, pelajaran-pelajaran hidup tersirat di dalamnya, tinggal bagaimana kita yang memaknai. Keramat-keramat di Gunung Dieng memiliki nilai pendidikan spiritual. Semua keramat di Gunung Dieng mengandung pendidikan spiritual, dimulai dari Bima Lukar yang merupakan sumber mata air Sungai Serayu, disini harus mandi jamas yang bertujuan untuk mengeluarkan "bronjong kamurkan" atau angkara murka. Membersihkan jiwa dan raga, ini dilakukan sebelum masuk ke Pertapan Mandala Sari.

Telaga Warna, yang melambangkan nafsu yaitu empat nafsu kalau orang Jawa menyebutnya sedulur papat, (amarah, aluamah, supiah dan mutmainah). Kelima pancer yang dianut dari empat saudara itu. Sehingga sedulur papat harus menyatu atau manunggal, jangan sampai pisah apalagi jalan sendiri-sendiri.

Lalu ada Gua Jaran, Jaran itu nafsu, jadi nafsu keempat tadi harus dikendalikan kearah yang putih. Ditempat itu jumeneng Eyang Resi Kendali Seto atau yang mengendalikan nafsu.

Telaga pengilon (cermin), manusia harus berkaca, introspeksi diri, jangan suka menyalahkan orang lain. Apakah kita sudah benar atau tidak? Kalau kita sudah benar pun juga tidak boleh mengatakan benar. Membenarkan diri adalah prilaku yang kurang baik.

Setelah itu baru bisa masuk ke Gua Semar, Gua berarti ghugu marang pitulungku, Semar ojo samar wong urip ono sing nguripi. Gusti Inkang Maha Suci Sumarah Purbange Sang Murbeng dzat, olo becik dadi sandangane alam mboten saget dirubah. Baik dan buruk adalah kelengkapan alam, tidak bisa dirubah tetapi tinggal bagaimana mengendalikannya. Jadi yang nafsu jelek itu bisa dikendalikan atau tidak.

Kemudian gua Sumur, disitu ada banyu panguripan (tirto kamandanu) bagi orang yang percaya pada warisan leluhur, air itu bisa bermanfaat untuk pengobatan, penglaris, dll," kata Ki Rusmanto.

Kawah Sikidang, kidang (rusa) itu jalannya lompat-lompat dan makannya pupus daun, memiliki magna bahwa cita-cita atau keinginan boleh setinggi langit tapi "Sumarah purbaning gusti, mupus panduming gusti" berserah pada Tuhan, karena semua kuasanya Gusti Alloh.

Makanya harus masuk Kawah Sileri yang magnanya, orang hidup tidak boleh melanggar wewelering (aturan) urip yang empat perkara. Melanggar wewelering rumah tangga. Melanggar wewelering masyarakat. Melanggar wewelering negara. Melanggar wewelering Gusti Inkang Maha Suci, Alloh SWT.

Setelah itu masuk Kawah Candradimuka, kalau semua di jalankan dengan baik, keinginan atau cita-cita ya jangan sampai di tunda-tunda. Condro iku wulan, muko iku ngarep yo ojo ditunda nganti wulan-wulan. Makanya ada Jala Tunda, keinginan yang baik jangan ditunda-tunda. "Apa yang diinginkan supaya cepat kesampaian dan tidak tertunda-tunda," kata Ki Rusmanto. Semua tatanan alam yang ada di Dieng mengandung nilai pendidikan spiritual yang harus dihayati semua umat berbudaya.

"Eyang Purbowaseso, yang menentukan diterima tidaknya permintaan ke para leluhur. Sebagai orang tua, harus memberikan wawasan untuk anak-anak supaya nanti dapat memahami dan mengetahui tatanan budaya Nusantara yang sebenarnya," pesannya. Sebab jaman akan berubah kembali lagi pada tatanan budaya. Nanti setelah tahun 2011, harus sudah berjalan tatanan budaya Nusantara, adat istiadat, budaya, warisan leluhur.

Bangsa Indonesia akan mengalami kejayaan apabila mau kembali pada tatanan budaya. Agama yang berbudaya itu tidak meninggalkan adat istiadat warisan leluhur. Silahkan beragama apapun yang disahkan oleh negara, tapi kebudayaan harus tetap dipertahankan keberadaannya.

Perang gaib akan segera dimuali, kawulanya Ibu Ratu Kidul sudah mulai kerja, mengambil orang-orang jahat yang tidak kena jeratan hukum, dengan revolusi alam lewat karma pala. Setelah itu Indonesia akan mengalami kejayaan, Dunia akan berpaling ke Indonesia setelah Pancasila diamalkan oleh bangsa Indonesia secara murni dan konsekuen. Karena pancasila merupakan jatidiri bangsa warisan leluhur. //suparjo.

More aboutWISATA DIENG PLATEAU

BUDIDAYA PEPAYA

BUDIDAYA PEPAYA SEBAGAI TANAMAN PENYELANG BERNILAI EKONOMIS TINGGI

Cara praktis budidaya pepaya yang akan saya uraikan disini, bermaksud memanfaatkan bedengan bekas ditanami tanaman bernilai ekonomis tinggi, seperti lahan bekas budidaya cabai, budidaya melon, budidaya terong, budidaya tomat dll dimana dalam sistem budidayanya menggunakan sistem mulsa PHP (Plastik Hitam Perak). Dengan asumsi pemupukan dasar saat penanaman tanaman pertama sesuai petunjuk budidaya yang sudah saya uraikan (lihat budidaya cabai, budidaya melon, budidaya tomat, budidaya terong).

SYARAT TUMBUH TANAMAN PEPAYA

Tanaman pepaya tumbuh optimal pada daerah berketinggian tempat antara 200-500 mdpl. Tanaman pepaya membutuhkan sinar matahari penuh tanpa naungan, suhu udara berkisar 22-26°C, pH tanah 6-7.

Tanaman pepaya termasuk tanaman yang sensitif terhadap kekurangan dan kelebihan air. Jika terjadi kekurangan air, pertumbuhannya terhambat dan buah berbentuk tidak sempurna. Sedangkan jika kelebihan air (terutama ada genangan air) akar tanaman tidak dapat bernafas dengan baik, sehingga mudah terserang penyakit penyebab layu.

PELAKSANAAN BUDIDAYA PEPAYA

Persiapan Lahan Budidaya Pepaya

Persiapan lahan budidaya pepaya meliputi pembuatan lubang tanam (pembolongan mulsa) tepat di tengah bedengan dengan  jarak tanam ideal 2,75m zigzag. Sistem tanam zigzag bertujuan menjaga kelembaban antar bedengan, terutama saat musim hujan. Lubangi mulsa dengan panjang 40cm, lebar 40cm. Bisa juga berbentuk bulat berdiameter 50 cm, kemudian dilakukan pembuatan lubang tanam dengan panjang 25cm, lebar 25cm, dan kedalaman 25cm. Pemberian pupuk kandang fermentasi dilakukan 2 minggu sebelum tanam sebanyak 0,5kg/lubang tanam, pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 200 g/lubang tanam.

Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya Pepaya

Persiapan pembibitan budidaya pepaya membutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media campuran dimasukkan ke dalam polibag semai berukuran 8cmx10cm. Benih disemaikan ke dalam media sebanyak 1 butir/media. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan media ditutup dengan kain goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP), dijaga dalam keadaan lembab.

Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai jam 07.00-09.00, dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 14 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah, dilakukan setiap pagi. Penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida berbahan aktif imidakloprid dilakukan umur 30 hss (hari setelah semai). Dosis/konsentrasi ½ dosis/konsentrasi terendah. Bibit berdaun sejati 4 helai  siap pindah tanam ke lahan.

PEMELIHARAAN TANAMAN BUDIDAYA PEPAYA

Penyulaman Budidaya Pepaya

Penyulaman budidaya pepaya dilakukan sampai umur tanaman 1,5 bulan. Tanaman yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam akan berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.

Perempelan Budidaya Pepaya

Perempelan tunas samping dilakukan pada tunas yang keluar di ketiak daun. Bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman, agar tanaman pepaya tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban saat tanaman pepaya sudah dewasa. Dilakukan sampai munculnya bunga pertama.

Sanitasi Lahan dan Pengairan Budidaya Pepaya

Sanitasi lahan budidaya pepaya meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan.

Pengairan diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban 2 minggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 tinggi bedengan.

Pemupukan Susulan Budidaya Pepaya

Pupuk akar diberikan sebulan sekali dengan cara pengocoran, yaitu pada umur 1-4 bulan dosisnya 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, tiap tanaman pepaya diberikan 1lt. Sedangkan umur di atas 4 bulan dosisnya 5kg NPK 15-15-15,  1kg ZK dilarutkan dalam 200lt air, tiap tanaman pepaya diberikan 1lt.

Pupuk daun kandungan Nitrogen tinggi diberikan umur 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan, sedangkan kandungan Phospat dan kalium tinggi diberikan umur di atas 6 bulan.

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN PEPAYA

HAMA TANAMAN PEPAYA

Kutu Daun

Kutu daun mengisap cairan tanaman pepaya terutama pada daun muda, kotoran kutu berasa manis sehingga menggundang semut. Daun pepaya terserang mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman pepaya kerdil. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Kutu Putih

Kutu putih berbentuk bulat dan berwarna kehijauan, seluruh tubuhnya diselumuti lapisan lilin berwarna putih. Hama menyerang tanaman pepaya dengan cara menghisap cairan daun dan menyelubungi buah pepaya. Serangan pada bunga menyebabkan kerontokan. Kotorannya sangat manis sehingga mengundang semut. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Kutu Kebul

Hama ini berwarna putih, bersayap, tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun pepaya rusak. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Tungau

Tungau bersembunyi di balik daun pepaya dan menghisap cairan daun. Daun pepaya terserang awalnya muncul bintik-bintik berwarna putih, serangan berat seluruh permukaan daun akan tampak berselaput putih, serta pada permukaan bawah daun terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

PENYAKIT TANAMAN PEPAYA

Layu Bakteri

Serangannya disebabkan oleh bakteri, daun pepaya terserang terkulai lemas lalu gugur, pucuk tanaman pepaya membusuk dan terus menjalar ke bawah sampai akhirnya seluruh tanaman pepaya membusuk. Pengendaliannya dengan membongkar tanaman pepaya sakit sampai ke akar-akarnya, serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin. Dosis/konsentrasi sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah setiap 1 bulan sekali, contoh super glio, wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai anjuran pada kemasan.

Busuk Phytopthora

Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman pepaya. Pangkal batang terserang membusuk kemudian terkulai, serangan serius menyebabkan tanaman pepaya layu. Daun pepaya terserang seperti tersiram air panas, layu, menguning dan menggantung di sekitar batang sebelum akhirnya rontok. Akar lateral membusuk, membentuk massa spora berwarna coklat tua, lunak serta berbau tidak enak. Pada buah serangan dimulai dari tangkai buah pepaya, buah diselimuti miselium cendawan berwarna putih, akhirnya buah pepaya mengeriput berwarna hitam. Pengendaliannya dengan sanitasi kebun, membongkar tanaman pepaya terserang sampai ke akar-akarnya, serta memusnahkan buah pepaya terserang. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb, propineb, ziram,  atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai anjuran pada kemasan.

Antraknosa

Serangan antraknosa pada buah pepaya muda berbentuk luka kecil ditandai adanya getah yang keluar dan mengental, pada buah pepaya menjelang masak ditandai bulatan-bulatan kecil berwarna gelap, saat buah pepaya mulai masak bulatan semakin membesar berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan akan membentuk massa spora. Pengendaliannya dengan sanitasi kebun, serta memusnahkan buah pepaya terserang. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Virus

Gejala serangan virus umumnya ditandai dengan pertumbuhan tanaman pepaya mengerdil, daun mengeriting, terdapat bercak kuning kebasah-basahan dengan sisi daun bergaris-garis tidak teratur (mosaik). Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit virus ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama pada saat pemangkasan. Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman pepaya terserang virus, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman pepaya.

Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman Pepaya

Penyemprotan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan, jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut. Tanaman pepaya merupakan tanaman tahan terhadap serangan hama penyakit, sehingga penyemprotan dapat dilakukan 1 minggu sekali atau sesuai kebutuhan. Jadi penggunaan pestisida dapat dihemat.

PANEN

Buah pepaya dapat dipanen saat tanaman berumur 7 bulan. Buah dipanen adalah buah 20% masak. Untuk menjaga kondisi tanaman pepaya agar tetap sehat, saat pemanenan gunakan pisau atau sejenisnya supaya bekas potongan tidak mudah terserang penyakit terutama musim hujan.


PEPAYA

More aboutBUDIDAYA PEPAYA

BUDIDAYA MELON

CARA MENANAM MELON MENGGUNAKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA YANG SANGAT APLIKATIF

Tanaman melon memerlukan curah hujan antara 2000-3000 mm/th dengan ketinggian tempat yang optimal 200-900 mdpl. Intensitas sinar matahari berkisar antara 10-12 jam per hari. Suhu optimal untuk perkecambahan berkisar 28°-30°C, untuk pertumbuhan vegetatif 20-25°C dan untuk pembungaan >25°C. Rasa melon yang manis akan tercapai apabila selisih suhu antara siang dan malam cukup tinggi. Suhu pada siang hari untuk pembesaran 26°C sehingga dapat meningkatkan fotosintesis. Sedangkan suhu malam harinya <20°C untuk menekan proses respirasi cadangan makanan. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman ini karena 90% kandungan melon terdiri dari air. Lokasi penanaman melon sebaiknya bukan bekas lahan tanaman melon atau tanaman sefamili. Minimal sudah diberakan selama 2 tahun untuk diperoleh hasil yang optimal.

PERSIAPAN TEKNIS BUDIDAYA MELON

Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa dilakukan dengan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan dengan cara zigzag.

PELAKSANAAN BUDIDAYA MELON

Persiapan Lahan

Persiapan lahan meliputi pembajakan dan penggaruan tanah, Pembuatan bedengan kasar dengan lebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm dan lebar parit 50-70 cm, pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP (Plastik Hitam Perak) untuk tanah dengan pH di bawah 6,5, pemberian pupuk kandang yang sudah difermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP, kemudian dilakukan pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah, persiapan selanjutnya pemasangan mulsa PHP, pembuatan lubang tanam dengan  jarak tanam ideal untuk musim kemarau 60 cm x 60 cm sedangkan untuk musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm dan kemudian dilakukan pemasangan ajir. Pemasangan ajir yang dianjurkan dengan sistem ajir tegak supaya kelembaban tanaman terjaga, masing2 ajir dihubungkan dengan gelagar. Gelagar ini disamping menghubungkan ajir yang satu dengan lainnya juga berfungsi sebagai tempat penggantungan buah. Agar serangkaian ajir tersebut menjadi kuat pada ajir paling pinggir dan setiap 4 ajir dipasang ajir penguat membentuk sudut ±  45°.

Persiapan Pembibitan dan Penanaman

Pada persiapan pembibitan dibutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit yang masih muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media campuran dimasukkan ke dalam polibag semai. Sebelum melakukan penyemaian benih, sebaiknya benih direndam dalam larutan fungisida sistemik berbahan aktif simokanil atau metalaksil dengan dosis ½  dari dosis terendah yang dianjurkan pada kemasan selama ± 6 jam, baru kemudian benih disemai pada media. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan media ditutup dengan kain goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP) dan dijaga dalam keadaan lembab.
Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai pada jam 07.00 - 09.00, dan dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah dan dilakukan setiap pagi. Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida berbahan aktif imidakloprid pada umur 8 hss (hari setelah semai) dengan dosis ½ dari dosis terendah. Bibit yang sudah memiliki 4 helai daun sejati siap untuk pindah tanam ke lahan.

PEMELIHARAAN TANAMAN PADA BUDIDAYA MELON

Penyulaman

Penyulaman dilakukan sampai dengan umur tanaman 2 minggu. Tanaman yang sudah terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam. Dan akan berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.

Pengikatan dan Pemangkasan Tanaman

Tanaman melon termasuk tanaman merambat dengan pertumbuhan yang cepat, untuk itu sedini mungkin harus sudah segera diikatkan pada ajir, pengikatan dilakukan setiap jarak 40 cm.
Pemangkasan tanaman bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Agar sirkulasi udara di sekitar arel pertanaman lancar maka dianjurkan memelihara satu cabang utama. Pemangkasan cabang lateral dimulai dari ruas ke-1 sampai ke-6. Cabang lateral pada ruas ke-7 sampai ke-10 dipelihara sebagai tempat bakal buah. Bakal buah diseleksi saat ukuran buah minimal sebesar telur, dipilih 2 buah yang sempurna. Setelah dilakukan seleksi buah cabang lateral yang buahnya dipelihara dipangkas dengan menyisakan 3 helai daun diatasnya. Sedangkan cabang lateral yang buahnya tidak dipelihara, yang satu dipangkas pada ruas ke 2 dan yang satunya lagi dipelihara sebagai cadangan daun untuk mengantisipasi kekurangan daun akibat serangan hama penyakit. Pemangkasan cabang lateral dilanjutkan pada ruas ke-12 sampai ke-33. Ujung cabang utama diatas ruas ke 33 kemudian dipangkas.
Buah melon perlu diikat pada gelagar untuk membantu batang tanaman menyangga beban buah. Pengikatan dilakukan pada cabang lateral yang berhubungan dengan tangkai buah membentuk huruf T.

Sanitasi Lahan dan Pengairan

Sanitasi lahan pada budidaya melon meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, pemangkasan daun dan pencabutan tanaman yang terserang hama penyakit.
Pengairan diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.

Pemupukan Susulan

Pupuk akar diberikan dengan cara pengocoran pada umur 15 hst, 25 hst dan 35 hst dengan dosis 3kg NPK 15-15-15 dan 1kg ZK dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml.
Pupuk daun kandungan Nitrogen tinggi diberikan pada umur 7 hst dan 24 hst, sedangkan kandungan Phospat, kalium dan mikro tinggi diberikan umur 20 hst, 30 hst dan 45 hst.

Defisiensi Unsur Hara

Kalium

Tanaman melon memerlukan unsur hara kalium dalam jumlah yang sangat banyak. Unsur ini berperan dalam penyusunan protein dan karbohidrat. Selain itu pemberian unsur kalium yang cukup juga akan meningkatkan kualitas buah serta meningkatkan ketahanan tanaman baik terhadap serangan hama penyakit maupun kekeringan. Kekurangan kalium ditandai dengan gejala tepi daun menjadi kuning muda, kemudian berubah menjadi kecoklatan, akhirnya robek seolah bergerigi. Untuk mengatasi kekurangan unsur hara ini dapat dikocor KNO3, dan dapat pula dilakukan penyemprotan pupuk daun yang mengandung kalium tinggi, misalnya pupuk MKP (Mono Kalium Pospat).

Magnesium

Tanaman melon juga membutuhkan unsur magnesium dalam jumlah yang relatif banyak. Unsur ini berfungsi unsur membentuk klorofil (zat hijau daun) dan mengaktifkan enzim-enzim dalam proses metabolisme. Kekurangan unsur ini ditandai dengan klorosis diantara tulang daun, warna daun menguning, terdapat bercak merah kecoklatan sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau. Untuk mengatasi kekurangan unsur ini dapat dengan pengapuran dan penyemprotan pupuk daun yang mengandung magnesiun tinggi, misal magnesium sulfat.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN MELON

HAMA TANAMAN MELON

Gangsir

Gangsir menyerang batang tanaman muda terutama pada tanaman yang baru saja pindah tanam. Serangannya dilakukan pada malam hari, dengan memotong batang tanaman tetapi tidak memakannya. Hama ini bersembunyi di dalam tanah dengan membuat liang pada tanah, keberadaan gangsing dapat dicirikan adanya onggokan tanah pada muka liang. Cara pengendaliannya adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

Ulat Tanah

Hama jenis ini menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman yang masih muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Cara pengendaliannya adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

Ulat Grayak

Ulat grayak menyerang daun tanaman bersama-sama dalam jumlah yang sangat banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Ulat Jengkal

Gejala serangan ulat ini ditandai pada tepi daun muda terdapat bekas gigitan serangga yang makin lama makin makin ke tengah hingga tersisa tulang daunnya. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Thrips

Serangan thrips ditandai dengan adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman yang terserang. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun yang terserang mengeriting, akhirnya tanaman menjadi kerdil. Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Kutu Daun

Kutu daun mengisap cairan tanaman terutama pada daun yang masih muda, kotoran dari kutu ini berasa manis sehingga menggundang semut. Daun yang terserang mengalami klorosis(kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman menjadi kerdil. Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Kutu Kebul

Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian hama ini dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Tungau

Tungau bersembunyi di balik daun dan menghisap cairan daun. Daun yang terserang berwarna kecoklatan dan terpelintir, serta pada permukaan bawah daun terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning. Pengendalian tungau dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida akarisida berbahan aktif  propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Kumbang Daun

Kumbang daun dinamakan juga oteng-oteng. Serangannya ditandai dengan adanya bekas gigitan serangga membentuk guratan-guratan konsentris pada daun. Selain merusak daun kumbang ini juga merusak bunga melon. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Lalat Buah

Lalat betina dewasa menyerang buah melon dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur inilah yang akhirnya menggerogoti buah melon sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan pada botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat pula menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil.  Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Tikus

Tikus menyerang buah melon pada malam hari, pada siang hari biasanya hama ini bersembunyi dalam sarang. Cara pengendaliannya dapat dengan memberikan umpan yang telah dicampur rodentisida, campuran ini ditaruh di depan lubang tikus yang masih aktif, ditandai dengan adanya sisa-sisa makanan baru pada lubang atau terlihat bekas dilalui tikus.  Selain itu bisa juga dengan cara, pada lubang sarang aktif diberi kabit, dan disiram dengan air kemudian lubang ditutup dengan tanah agar gas yang ditimbulkan oleh karbit tidak keluar.

Nematoda

Serangan nematoda ditandai adanya bintil-bintil pada akar. Nematoda merupakan cacing tanah yang berukuran sangat kecil, hama ini merupakan cacing parasit yang menyerang bagian akar tanaman. Bekas gigitan cacing inilah yang akhirnya menyebabkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. Cara pengendalian nematoda adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

PENYAKIT TANAMAN MELON

Rebah Semai

Rebah semai biasa menyerang tanaman melon pada fase pembibitan. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dengan dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.

Layu Bakteri

Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, Serangannya disebabkan oleh bakteri. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dengan dosis sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh super glio, wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Layu Fusarium

Gejala yang ditimbulkan oleh layu fusarium hampir sama dengan  layu bakteri, yang membedakan hanyalah penyebabnya. Layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida dengan dosis sesuai pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 20hst dan 35 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh super glio, wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Busuk Phytopthora

Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman. Batang yang terserang ditandai dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman layu. Daun melon yang terserang seperti tersiram air panas. Buah yang terserang ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb, propineb, ziram,  atau tiram.

Gummy Stem Blight

Penyakit ini bermula dari bagian bawah batang tanaman yang nampak seperti tercelup minyak, selanjutnya mengeluarkan cairan berwarna merah cokelat dan akhirnya tanaman mati. Daun yang terserang ditandai dengan bercak bundar melekuk ke dalam berwarna cokelat kehitaman lama kelamaan daun akan mengering. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, tridemorf, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.

Powdery Mildew

Gejala diawali dengan bercak bulat kecil berwarna keputihan pada permukaan bagian bawah daun. Kemudian bercak akan menyatu dan berkembang ke permukaan daun bagian atas sehingga daun seperti diselimuti tepung. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.

Downy Midew

Terdapat bercak berwana kuning muda pada permukaan daun yang dibatasi oleh tulang daun, sedangkan pada permukaan bagian bawahnya  terdapat massa spora yang berwarna kehitaman. Pada serangan yang parah terjadi pembusukan tulang daun yang akhirnya menyebabkan tanaman mati. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.

Antraknosa

Antraknosa sering juga diistilahkan dengan nama patek. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman yang ditandai dengan adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman. Semakin lama bercak melebar dan menyatu akhirnya daun mengering. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang berwarna kuning atau cokelat. Buah yang terserang akan nampak bercak agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan akan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.

Kudis (scab)

Serangan pada buah muda akan tampak bercak berwarna hijau-cokelatan melekuk ke dalam, bagian pinggirnya mengeluarkan cairan yang akan mengering seperti karet. Pada buah tua serangan penyakit ini akan membentuk kudis bergabus yang berwarna cokelat, tetapi proses pematangan buah tidak mengalami hambatan. Namun setelah dipanen, cendawan akan aktif dan buah mudah membusuk. Pada daun yang terserang akan terlihat bercak cokelat kebasah-basahan dan mengeluarkan lendir. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram.

Bercak Daun

Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri, berkembang pesat terutama pada musim hujan. Serangan ditandai dengan adanya bercak putih dan bersudut karena dibatasi tulang daun. Kemudian bercak berubah menjadi cokelat kelabu serta bagian bawah daun mengeluarkan cairan, akhirnya daun mengering. Pengendaliannya menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis sesuai pada kemasan.

Virus

Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama pada musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai dengan pertumbuhan tanaman yang mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama pada saat pemangkasan. Beberapa upaya penanganannya virus antara lain : membersihkan gulma (karena gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman yang sudah terserang virus, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman.

Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Melon

Pengendalian hama gangsir, ulat tanah dan nematoda dilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida, yaitu 1gram per lubang tanam.

Pengendalian hama ulat grayak, ulat jengkal, thrips, kutu daun, kutu kebul, tungau, kumbang daun dan lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).

PANEN

Umur panen buah melon sangat  bervariasi, yaitu antara 55-85 hst (hari setelah tanam). Faktor yang paling berpengaruh terhadap umur panen adalah genetik dan lingkungan. Buah melon dengan varietas yang berbeda akan memiliki umur panen yang berbeda pula sekalipun ditanam pada kondisi lingkungan yang sama. Dan sebaliknya, varietas melon yang sama akan memiliki umur panen yang berbeda andaikata ditanam pada kondisi lingkungan yang berbeda, terutama ketinggian tempat.


MELON

More aboutBUDIDAYA MELON

BUDIDAYA CABAI

TEKNIK DAN CARA MENANAM CABAI

Budidaya Cabai merupakan pilihan agribisnis bernilai ekonomis tinggi, untuk itu cara menanam cabai yang tepat, baik cara pengendalian hama penyakit maupun teknik budidaya cabe sangat menentukan keberhasilan budidaya. Cara menanam cabai yang saya uraikan di sini sudah disesuaikan dengan kondisi di lapangan pada saat ini. Saya rangkai sedemikian rupa sehingga cara menanam cabe ini sangat praktis dan mudah diterapkan terutama bagi petani pemula.

SYARAT TUMBUH TANAMAN CABAI

Tanah

Tanah tempat penanaman cabai harus gembur dengan kisaran pH 6,5 – 6,8.

Air

Tanaman cabai (cabe) memerlukan air cukup untuk menopang pertumbuhannya. Air berfungsi sebagai pelarut unsur hara, pengangkut unsur hara ke organ tanaman, pengisi cairan tanaman cabai, serta membantu proses fotosintesis dan respirasi. Tetapi pemberian air tidak boleh berlebihan.

Iklim

Angin sepoi-sepoi cocok untuk budidaya cabe. Curah hujan tinggi berpengaruh terhadap kelebihan air. Intensitas sinar matahari sangat dibutuhkan tanaman cabai (cabe), berkisar antara 10 – 12 jam per hari. Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman cabai 24 derajat C -28 derajat C.

PERSIAPAN TEKNIS BUDIDAYA CABAI

Pemilihan Lokasi Budidaya Cabai

Lokasi budidaya cabe sebaiknya dipilih yang strategis, transportasi mudah, dekat sumber air, jauh dari area penanaman cabai (cabe) lain/tanaman sefamili. Sejarah lahan sangat penting untuk diperhatikan, paling baik lahan tidak ditanami tanaman cabe selama minimal 2 tahun terakhir agar diperoleh hasil optimal.

Pengukuran pH Tanah Budidaya Cabai

Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag.

Persiapan Sarana Prasarana Budidaya Cabai

  1. Pengadaan tanah untuk media semai.
  2. Pengadaan pupuk kandang, pupuk kimia, dan kapur pertanian.
  3. Pengadaan benih dan mulsa PHP (Plastik Hitam Perak).
  4. Pengadaan Pestisida.
  5. Pengadaan ajir, bambu penjepit mulsa PHP, dan tali pertanian.
  6. Pengadaan peralatan.
  7. Persiapan tenaga kerja.

PELAKSANAAN BUDIDAYA CABAI

Persiapan Lahan Budidaya Cabai

  1. Pembajakan dan penggaruan.
  2. Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm, lebar parit 50-70 cm.
  3. Pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP untuk tanah dengan pH di bawah 6,5.
  4. Pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP.
  5. Pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah. Rapikan bedengan.
  6. Pemasangan mulsa PHP.
  7. Pembuatan lubang tanam.
  8. Jarak tanam ideal musim kemarau 60 cm x 60 cm dan musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm. Tujuannya untuk menjaga kelembaban udara di sekitar pertanaman cabe.
  9. Pemasangan ajir.

Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya Cabai

  1. Rumah atau sungkup pembibitan.
  2. Pembuatan media semai. Komposisi media semai adalah 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media semai dimasukkan ke dalam polibag semai.
  3. Penyemaian benih cabai (cabe).
  4. Pemeliharaan bibit. Pembukaan sungkup dimulai jam 07.00 - 09.00, kemudian sungkup dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah, dilakukan setiap pagi. Penyemprotan pestisida dilakukan pada umur 15 hss (hari setelah semai). Dosis ½ dari dosis dewasa.
  5. Pindah tanam. Bibit cabai (cabe) berdaun sejati 4 helai siap pindah tanam ke lahan.

PEMELIHARAAN TANAMAN CABAI

Penyulaman Budidaya Cabai

Penyulaman budidaya cabe dilakukan sampai umur tanaman 3 minggu. Apabila umur tanaman cabe sudah terlalu tua dan masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabe tidak seragam. Berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.

Perempelan dan Pengikatan Tanaman Budidaya Cabai

Perempelan tunas samping. Perempelan tunas samping dilakukan pada tunas yang keluar di ketiak daun. Bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman, agar tanaman cabai (cabe) tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban saat tanaman cabai sudah dewasa. Dilakukan sampai pembentukan cabang utama, ditandai munculnya bunga pertama.

Perempelan daun. Perempelan daun dilakukan umur 80 hst (hari setelah tanam) pada daun-daun di bawah cabang utama dan daun tua/terserang penyakit.

Sanitasi Lahan Budidaya Cabai

Sanitasi lahan budidaya cabai meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, tanaman cabe terserang hama penyakit disingkirkan dari area penanaman.

Pengairan Budidaya Cabai

Pengairan budidaya cabe diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.

Pemupukan Susulan Budidaya Cabai

Pupuk Akar

Diberikan dengan cara pengocoran :
  • Umur 15 hst dan 30 hst, dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.
  • Umur 45 hst dan 60 hst, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.
  • Umur 75 hst, 90 hst dan 105 hst, dosis 5kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml.

Pupuk Daun

  • Kandungan Nitrogen tinggi diberikan umur 14 hst dan 21 hst.
  • Kandungan Phospat, Kalium dan Mikro tinggi diberikan umur 35 hst dan 75 hst.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI

HAMA TANAMAN CABAI

Gangsir

Hama gangsir tanaman cabai adalah Brachytrypes portentosus.
Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

Ulat Tanah

Ulat tanah tanaman cabai adalah Agrotis ipsilon.
Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

Ulat Grayak

Ulat grayak tanaman cabai adalah Spodoptera litura.
Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Ulat Buah

Ulat buah tanaman cabai adalah Helicoverpa sp.
Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Thrips

Thrips tanaman cabai adalah Thrips parvispinus.
Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Kutu Daun

Kutu daun tanaman cabai adalah Myzus persiceae.
Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Kutu Kebul

Kutu kebul tanaman cabai adalah Bemisia tabaci.
Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Tungau

Tungau tanaman cabai adalah tungau kuning (Pol Polphagotarsonemus lotus) dan tungau merah (Tetranychus cinnabarinus).
Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Lalat Buah

Lalat buah tanaman cabai adalah Dacus dorsalis.
Pengendalian lalat buah menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Nematoda

Nematoda tanaman cabai adalah Meloidogyne incognita.
Cara pengendalian nematoda dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

Lihat

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI

Untuk informasi lebih detailnya.

PENYAKIT TANAMAN CABAI

Rebah Semai

Rebah semai tanaman cabai adalah Pythium debarianum.
Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.

Layu Bakteri

Bakteri penyebab layu tanaman cabai adalah Pseudomonas sp.
Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabe terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh super glio, wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Layu Fusarium

Cendawan penyebab layu tanaman cabai (cabe) adalah Fusarium oxysporum.
Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabe terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh super glio, wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Busuk Phytophtora

Cendawan penyebab busuk phytophtora tanaman cabai adalah Phytopthora infestans.
Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Busuk Kuncup

Penyakit busuk kuncup tanaman cabe adalah Choanephora cucurbitarum.
Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf, dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Bercak Cercospora

Cendawan bercak cercospora tanaman cabe adalah Cercospora capsici.
Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Antraknosa(Patek)

Cendawan antraknosa tanaman cabe adalah Colletotrichum capsici dan Gloesporium piperatum.
Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Virus

Virus tanaman cabe adalah TMV, TEV, TRV, CMV, TRSV, CTV dan PVY. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan budidaya terutama musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai pertumbuhan tanaman cabai mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat perempelan. Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan Tanaman cabai (cabe) terserang, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman cabe.

Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Cabai (Cabe)

Pengendalian hama gangsir, ulat tanah, nematoda dilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida, yaitu 1gram per lubang tanam.

Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, Thrips, tungau, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).

Lihat

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI

Untuk informasi lebih detailnya.

PANEN

Cabai atau cabe merah dapat dipanen pada umur 90-110 hst. Buah cabe dipanen adalah buah 80% masak.

ANALISA USAHA TANI

More aboutBUDIDAYA CABAI