BUDIDAYA IKAN NILA

BUDIDAYA IKAN NILA GIFT

Peluang agribisnis perikanan kini banyak diburu masyarakat. Dari banyaknya komoditas perikanan di Indonesia, ikan nila dapat dikatakan memiliki prospek yang sangat besar. Sejak diperkenalkan tahun 1970, ikan ini terus berkembang dan semakin populer di masyarakat. Bahkan kepopuleran ikan nila dapat mengalahkan jenis ikan lain yang telah lebih dulu diperkenalkan di Indonesia.

Untuk memenuhi kebutuhan ikan nila, baik kebutuhan benih maupun kebutuhan ikan nila konsumsi, diperlukan pola pengembangan yang betul-betul terarah. Pola pengembangan tersebut meliputi beberapa subsistem budidaya ikan nila dari hulu sampai hilir. Hal ini ditujukan untuk mengurangi dampak negatif agar dapat dicapai target produksi optimal. Untuk itu diperlukan cara paling tepat guna mengatasi permasalahan budidaya ikan nila saat ini, yaitu :
  1. Sulitnya mendapatkan induk merupakan masalah utama dalam kegiatan budidaya ikan nila. Kondisi ini mengakibatkan jumlah benih ikan nila berkualitas tidak terpenuhi.
  2. Penyebaran ikan nila berkualitas tinggi harus diawasi dengan ketat agar tidak tercampur dengan ikan nila lain sehingga berpotensi menurunkan kualitas benih ikan nila.
  3. Dalam menciptakan sistem budidaya, perlu dibuat pola produksi yang terarah sesuai konsep agribisnis. Untuk itu diperlukan spesifikasi budidaya ikan nila mulai dari tahap pembenihan sampai pembesaran.

Subsistem Pembenihan

Pelaku pada subsistem ini memulai usaha dari pemeliharaan induk sampai menghasilkan benih tunggal kelamin jantan (monosex) berukuran 3-5 cm. Tujuan menghasilkan benih ikan nila monosex dikarenakan pada budidaya ikan nila, perkembangan ikan nila jantan dan ikan nila betina lebih cepat perkembangan ikan nila jantan. Pelaku pada subsistem ini harus betul-betul mampu menjaga kondisi dan kualitas induk ikan nila yang diberikan.

Subsistem Pendederan

Pelaku pada subsistem ini memulai usaha dari pemeliharaan benih ikan nila berukuran 3-5 cm sampai mencapai ukuran 8 – 10 cm atau 15 – 20 gr. Tanggung jawab pendeder adalah menjaga agar benih ikan nila berkualitas tinggi yang dihasilkan subsistem pembenihan tidak tercampur dengan ikan nila lain.

Subsistem Pembesaran

Pelaku pada subsistem ini memulai usaha dari pemeliharaan benih ikan nila ukuran 8 – 10 cm  sampai mencapai ukuran konsumsi, baik ukuran ikan nila konsumsi untuk pasar lokal, 200 – 250 gr, maupun ukuran ikan nila konsumsi untuk ekspor, di atas 500gr.

Subsistem Pengolahan Hasil dan Pemasaran

Pelaku pada subsistem ini mengolah hasil subsistem pembesaran mulai dari seleksi ukuran, pemfilletan, pengepakan, penyimpanan, dan pemasaran.

Subsistem Penunjang

Pelaku pada subsistem ini menyediakan sarana dan prasarana produksi yang dibutuhkan keempat subsistem di atas, baik memproduksi sarana dan prasarana produksi tersebut maupun sebagai penyalur.

MENGENAL IKAN NILA GIFT

Morfologi Ikan Nila Gift

Dilihat dari samping tubuh ikan nila memanjang dengan perbandingan panjang dan tinggi kurang lebih 2 : 1. Sementara perbandingan tinggi dan lebar kurang lebih 4 : 1. Ini menunjukan bahwa tubuh ikan nila gift lebih tebal dibanding ikan nila lokal. Tanda lainnya dari ikan nila gift adalah warna tubuhnya hitam agak keputihan, bagian bawah tutup insang berwarna putih. Sisik ikan nila gift besar, kasar, dan tersusun rapi. Sepertiga sisik bagian belakan menutupi sisik bagian depan. Tubuhnya memiliki garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Linea lateralis bagian atas pada ikan nila gift berbentuk memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip punggung. Sementara linea lateralis bagian bawah memanjang mulai dari bagian bawah sirip punggung hingga pangkal sirip ekor. Kepala ikan nila gift relatir kecil dengan mulut berada di ujung kepala. Mata ikan nila gift besar. Ikan nila gift memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (venteral fin), sirip anus (anal fin) dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggung pada ikan nila gift memanjang mulai dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor. Sirip dada dan sirip perut masing-masing ada sepasang berukuran kecil. Sirip anaus hanya ada satu dengan bentuk memanjang. Sirip ekor hanya ada satu dengan bentuk membulat.

Syarat Hidup Ikan Nila Gift

Ikan nila gift sangat toleran terhadap lingkungan hidupnya baik suhu, pH, maupun kadar garam. Itulah sebabnya ikan nila gift dapat dibudidayakan di berbagai lingkungan, baik air tawar maupun air payau, atau baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Ikan nila gift hidup pada kisaran suhu 14 – 38 derajat C. Namun suhu optimal untuk perkembangan ikan nila gift 25 – 30 derajat C. Ikan nila gift juga sangat toleran terhadap derajat keasaman, yaiitu pada kisaran pH air 5 – 11. pH optimal untuk perkembangan ikan nila gift adalah 7 – 8. Dengan proses adaptasi secara bertahap, ikan nila gift mampu hidup pada kadar garm 0 – 29 permil.

Kebiasaan Hidup Ikan Nila Gift

Ditinjau dari kebiasaan makannya ikan nila gift tergolong ikan omnivora, yaitu pemakan segala. Hal ini sangat menguntungkan petani karena mudah mencari pakan. Jenis makanan yang dibutuhkan tergantung umur ikan nila gift. Pada stadia larva makanan utamanya adalah alga bersel tunggal, seperti Crustacea kecil dan benthos. Setelah mencapai ukuran benih, ikan nila gift lebih menyukai zooplanton diantaranya adalah Rotifera sp., Moina sp., dan Daphnia sp. Namun tidak jarang benih ikan nila makan alga yang menempel pada bak. Bila dipelihara secara intensif di kolam atau karamba, benih ikan nila gift dapat diberi pakan tambahan dalam bentuk tepung dengan kandungan protein 25%.

Bila ditinjau dari kebiasaan berkembang biak, ikan nila gift bukan tergolong ikan musiman, karena mampu berkembang biak sepanjang tahun. Frekuensi pemijahan lebih banyak terjadi pada musim hujan dengan selang waktu 6 – 8 minggu. Namun dengan pemberian pakan cukup, selang waktu pemijahan ikan nila gift bisa lebih pendek, yaitu 4 minggu. Proses pemijahan hanya dimulai dengan pembuatan sarang oleh induk ikan nila jantan dan pembuahan telur. Sarang berupa lekukan di dasar kolam dengan diameter tergantung panjang tubuhnya. Biasanya diameter sarang berkisar 1,5 – 2 kali panjang tubuhnya dengan kedalaman 5 – 10 cm. Setelah pembuatan sarang dilanjutkan proses pemijahan yang berlangsung 50 – 60 detik dan dikeluarkan sebanyak 20 – 30 telur. Peristiwa ini berlangsung berkali-kali selama 20 – 60 menit dengan pasangan yang sama. Seekor induk ikan nila betina dengan berat 600 gr 2.000 – 3.000 telur dan dapat menetas sebanyak 800 – 1600 butir. Telur berdiameter 2,5 2,8 mm, berwarna kuning dan tenggelam tetapi tidak menempel. Ikan nila tergolong jenis mouth breeder, yaitu mengerami telur dalam mulutnya. Pengeraman ini dilakukan oleh induk ikan nila betina sejak dibuahi sampai menetas, yaitu selama 6-8 hari. Larva berukuran 4 – 6 mm akan diasuh oleh induk ikan nila betina di pinggir kolam. Bila ada bahaya induk ikan nila betina akan menyedot anaknya dan menyimpan dalam mulut.  Larva yang sudah kuat berenang berukuran 8 – 12 mm dan memiliki sifat menggerombol. Dalam perkembangbiakannya ikan nila gift bersifat poligami, yaitu satu induk ikan nila jantan dapat mengawini beberapa induk ikan nila betina. Induk ikan nila jantan yang sudah pernah memijah dapat mencari pasangannya yang lain. Tanda induk ikan nila jantan sudah siap memijah adalah tubuhnya tampak bercahaya dan bersifat agresif.

PEMBENIHAN – BUDIDAYA IKAN NILA

Benih merupakan faktor terpenting untuk mencapai keberhasilan budidaya ikan nila. Oleh sebab itu benih ikan nila harus tersedia dalam jumlah cukup serta berkualitas tinggi. Pembenihan ikan nila dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi sederhana sampai intensif.

Penyiapan Induk Ikan Nila

Keberhasilan usaha budidaya ikan nila subsektor pembenihan sangat dipengaruhi oleh keadaan dan kualitas induk ikan nila. Oleh sebab itu induk ikan nila yang digunakan harus diperoleh dari instansi perikanan atau pihak lain yang ditunjuk sebagai penyedia induk. Hal ini harus dilakukan agar keaslian dan kemurnian genetik dapat dipertahankan.

Ciri-ciri fisik induk jantan serta betina berkulitas baik adalah sehat, bentuk normal, tahan terhadap serangan penyakit dan perubahan lingkungan, sisik besar tertata rapi, kepala relatif lebih kecil, badan tebal, gerakan lincah, serta respon baik terhadap pakan tambahan.

Ikan nila gift mulai dipijahkan setelah berumur 5 – 6 bulan. Selang waktu pemijjahan berkisar 3 – 6 minggu. Masa produktif ikan nila gift sebagai induk berkisar antara 1,5 – 2 tahun. Bila sudah berumur dua tahun induk ikan nila harus segera diganti. Biasanya induk dengan umur lebih dari dua tahun sudah tidak produktif lagi. Bila tetap dipijahkan kualitas benih akan menurun.

Sebelum dipijahkan induk ikan nila jantan dan betina harus dipisahkan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan telur berkualitas baik, memudahkan penyeleksian induk yang sudah dan belum memijah serta menghindarkan terjadinya pemijahan liar. Pakan tambahan diberikan sebanyak 3% dari bobot total.

Pembenihan Sistem Ekstensif

Kolam pemijahan dibuat dengan bentuk persegi panjang. Dasar kolam terdiri dari tiga bagian, yaitu pelataran, kemalir, dan kobakan. Kobakan dibuat untuk memisahkan benih dengan induk ikan nila. Kobakan dibuat dua buah, satu untuk penampungan induk yang terletak di dekat pintu pengeluaran, dan satu untuk penampungan benih yang dibuat di depan kobakan penampungan induk. Kobakan penampungan induk dibuat dengan kedalaman 4 cm panjang dan lebar disesuaikan dengan jumlah induk yang dipelihara. Sementara kobakan untuk penampungan benih ikan nila dibuat dengan kedalaman 15 cm.

Pemupukan perlu dilakukan dengan dosis 300 – 400 g/m2 menggunakan pupuk kandang yang telah difermentasi. Pemupukan kolam bertujuan untuk menyediakan pakan alami larva ikan nila yang sudah menetas, sehingga akan diperoleh benih yang berkualitas baik. Kolam pemijahan diairi hingga mencapai ketinggian air 30 – 40 cm. Penebaran induk dilakukan dengan perbadindan 1 ekor jantan dan 3 ekor betina dengan kapadatan 1 ekor/m2. Pakan tambahan harus mengandung protein minimal 25% dan diberikan sebanyak 3% bobot induk setiap hari.

Panen dilakukan saat benih masih kecil yaitu benih berukuran 8-12 mm atau benih berukuran 2-3 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air perlahan hingga mencapai ketinggian tertentu. Biasanya induk akan masuk kemalir lalu tertampung dalam kobakan. Sementara larva akan mencari aliran air baru dan naik melalui kemalir kemudian larva akan tertampung dalam kobakan penampungan benih. Benih yang sudah tertampung dalam kobakan bisa diambil dengan hati-hati menggunakan jaring halus dan ditampung dalam hapa yang sudah disiapkan. Seleksi benih dilakukan dengan menggunakan ayakan yang diberi lubang sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Benih berukuran lebih kecil akan keluar melalui lobang tersebut.

Larva belum bisa langsung dipelihara dalam kolam pendederan, tetapi terlebih dahulu harus dipelihara dalam kolam pemeliharaan benih selama 3-4 minggu hingga benih ikan nila mencapai ukuran 3-5 cm. Kolam pemeliharaan benih harus dipersiapkan 5-7 hari sebelum panen larva. Pemupukan pada kolam pemeliharaan benih juga perlu dilakukan dengan dosis 300-400 g/m2. Penebaran dilakukan pada hari yang sama saat panen larva dengan padat penebaran 150-250 ekor/m2. Pemberian pakan tambahan menggunakan tepung pelet dengan kandungan protein minimal 25%. Untuk 100.000 ekor larva pemberian pakan per hari pada minggu I sebanyak 1 kg, minggu II sebanyak 1,5-2,5 kg, minggu III sebanyak 3-4 kg, minggu IV sebanyak 4,5-5,5 kg. Debit air yang masuk ke dalam kolam sebanyak 1-2 liter/detik.

PENDEDERAN – BUDIDAYA IKAN NILA

Pendederan dilakukan selama 6-8 minggu hingga benih mencapai ukuran 8-10 cm atau 15-20 gram. Agar pemeliharaan berhasil dengan baik, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain tempat pemeliharaan, ukuran benih, padat penebaran dan lama pemeliharaan. Tempat pemeliharaan sebaiknya dilakukan dipersawahan dan harus dipersiapkan sebaik-baiknya, meliputi penggaruan, pemupukan,, perbaikan pematang dll. Ukuran benih harus seragam, hal ini dimaksudkan untuk menghindari persaingan perebutan makanan. Padat penebaran harus disesuaikan dengan ukuran saat panen. Jangan sampai kolam terlalu padat saat benih mulai tumbuh berukuran lebih besar. Lama pemeliharaan tergantung pada permintaan ukuran benih setelah panen.

Penebaran benih dilakukan saat suhu masih rendah. Penebaran benih berukuran 3-5 cm dengan padat penebaran 2-50 ekor/m2. Pemberian pakan tambahan perlu dilakukan dengan menggunakan tepung pellet berkadar protein minimal 25%. Dosis pemberiannya 3-5% dari berat total perhari. Pengontrolan harus dilakukan terutama untuk mengantisipasi kebocoran kolam. Benih ikan nila sangat suka mengikuti arus air, sehingga apa bila terjadi kebocoran, bisa dipastikan banyak benih yang hilang.

PEMBESARAN – BUDIDAYA IKAN NILA

Pembesaran di Kolam

Pada dasarnya budidaya ikan nila pembesaran di kolam sama dengan budidaya ikan nila pendederan. Perbedaannya pada ukuran benih, padat penebaran, dan masa pemeliharaannya.

Penebaran dilakukan dengan menggunakan benih berukuran 8-10 cm atau 15-20 gr dengan padat penebaran 10-15 ekor/m2. Pakan tambahan mutlak diberikan setiap hari menggunakan pellet dengan ukuran disesuaikan pertumbuhan ikan nila. Pakan tambahan diberikan sebanyak 3-4% dari berat toral dengan kandungan protein minimal 25%. Masa pemeliharaan disesuaikan dengan permintaan pasar untuk ukuran ikan konsumsi. Masa pemeliharaan budidaya ikan nila pembesaran bisa mencapai 4-6 bulan. Bila kondisi selama budidaya baik, tingkat keberhasilan budidaya ikan nila pembesaran bisa mencapai 85%.

Baca Artikel Lain :

BUDIDAYA BELUT
BUDIDAYA LELE
More aboutBUDIDAYA IKAN NILA

PUPUK ORGANIK

PENGERTIAN PUPUK ORGANIK

Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar diambil dari alam dengan kandungan unsur hara alamiah. Pupuk organik merupakan bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah. Dalam pemberian pupuk untuk tanaman, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu ada tidaknya pengaruh merugikan terhadap perkembangan sifat tanah, baik fisik, kimia maupun biologi serta ada tidaknya gangguan keseimbangan unsur hara tanah sehingga mempengaruhi penyerapan unsur hara tertentu oleh tanaman.

Terbentuknya Pupuk Organik

Di dalam tanah banyak organisme pengurai baik makro maupun mikro. Pupuk organik terbentuk karena kerjasama organisme pengurai dengan cuaca serta perlakuan manusia. Sisa bahan organik dihancurkan oleh organisme dan unsur-unsur terurai diikat menjadi senyawa. Senyawa tersebut harus larut dalam air sehingga memudahkan absorbsi oleh akar tanaman. Makro organisme berperan dalam mentranslokasikan sisa bahan organik dari bentuk kasar menjadi lebih halus. Sementara mikroorganisme berperan dalam penguraian bahan organik menjadi unsur hara sehingga mudah diserap tanaman setelah menjadi senyawa. Beberapa mikroorganisme penting antara lain, ganggang, fungi, actinomycetes, serta bakteri.

Fungsi dan Peran Pupuk Organik

Salah satu pembentuk tanah adalah bahan organik, sehingga penambahan bahan organik ke dalam tanah sangat penting. Pemberian pupuk organik berpengaruh positif terhadap tanaman. Dengan bantuan jasad renik dalam tanah maka bahan organik akan berubah menjadi humus. Humus merupakan perekat bagi butir-butir tanah saat membentuk gumpalan. Akibatnya susunan tanah akan menjadi lebih baik terhadap gaya-gaya perusak dari luar, seperti hayutan air (erosi). Selain itu pemberian pupuk organik akan menambah unsur hara sekalipun dalam jumlah kecil.

Penambahan hara, humus, serta bahan organik dalam tanah menimbulkan efek residual, yaitu berpengaruh dalam jangka panjang.
Pemberian pupuk organik menyebabkan terjadinya perbaikan struktur tanah. Sehingga sifat fisik dan kimia tanah ikut diperbaiki. Pemberian pada tanah berpasir mengakibatkan daya ikat tanah meningkat. Pemberian pada tanah berlempung akan menjadi ringan, daya ikat air menjadi tinggi, daya ikat tanah terhadap unsur hara meningkat, serta drainase dan tata udara tanah dapat diperbaiki. Tata udara yang baik dengan kandungan air cukup akan menyebabkan suhu tanah lebih stabil serta aliran air dan aliran udara tanah lebih baik.

Sifat biologi tanah dapat diperbaiki, sehingga mekanisme jasad renik menjadi hidup. Pendapat beberapa ahli menyebutkan bahwa pemberian pupuk organik akan meningkatkan populasi musuh alami patogen sehingga akan menekan aktivitas saprofitik patogen.
Pupuk organik tidak merugikan kesehatan ataupun mencemari lingkungan.

Kelemahan Pupuk Organik

Ada beberapa kelemahan dari penggunaan pupuk organik, antara lain :

Pupuk organik, terutama pupuk kandang, masih sering mengandung biji-bijian tanaman pengganggu. Biji-bijian yang termakan ternak tidak akan tercerna sehingga dapat tumbuh mengganggu tanaman.
Pupuk organik sering menjadi faktor pembawa hama penyakit karena mengandung larva atau telur serangga sehingga tanaman dapat diserang.
Kandungan unsur hara dalam pupuk organik sulit diprediksi
Kandungan unsur hara pupuk organik jauh lebih rendah dibanding pupuk anorganik sehingga dosis penggunaannya jauh lebih tinggi. Akibatnya biaya transportasi, gudang, serta tenaga kerja meningkat.
Respon tanaman terhadap pupuk organik lebih lambat, karena pupuk organik bersifat slow release.
Penerepan hasil bioteknologi, seperti pupuk mikroba, masih jarang digunakan. Sehingga penambahan jumlah mikroorganisme dalam tanah kurang optimal.

Bentuk Pupuk Organik

Dari bentuknya ada dua jenis pupuk organik, yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Pupuk organik padat sudah lazim digunakan petani. Aplikasi pupuk organik padat dengan cara ditabur atau dibenamkan dalam tanah. Sementara pupuk organik cair adalah pupuk organik dalam bentuk cair. Pada umumnya, pupuk organik cair merupakan ekstrak bahan organik yang sudah dilarutkan dengan pelarut seperti air, alkohol, atau minyak. Senyawa organik yang mengandung unsur karbon, vitamin, atau metabolit sekunder dapat berasal dari ekstrak tanaman, tepung ikan, tepung tulang, atau enzim. Pengaplikasian pupuk organik cair umumnya dengan cara disemprotkan ke tanaman atau dikocorkan ke tanah.

Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan pupuk organik dari hasil fermentasi kotoran hewan ternak baik dalam bentuk padat maupun cair. Jumlah serta kandungan unsur hara baik kotoran padat maupun cair masing-masing ternak berbeda-beda. Perbedaan itu detentukan kondisi dan jenis hewan serta jumlah dan jenis pakan hewan tersebut. Akan tetapi selisih dari kandungan hara tersebut juga sangat tipis, sehingga tidak perlu menjadi pertimbangan untuk menentukan pupuk kandang yang akan digunakan. Pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap, baik makro maupun mikro.

Dilihat dari proses dekomposisinya pupuk kandang dibedakan menjadi dua, yaitu pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas merupakan pupuk yang terbentuk karena proses penguraian oleh mikroorganisme berlangsung cepat sehingga menghasilkan panas. Contoh puuk kandang panas antara lain kotoran ayam dan kuda. Sedangkan pupuk dingin merupakan pupuk yang terbentuk karena proses penguraian oleh mikroorganisme berlangsung sangat pelan sehingga tidak menghasilkan panas. Contoh pupuk kandang dingin antara lain, kotoran sapi, kerbau, dan babi.

Kompos

Kompos merupakan pupuk organik hasil pelapukan bahan-bahan tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun-daunan, rumput-rumputan, limbah organik pengolahan pabrik, serta sampah organik. Pemrosesan atau daur ulang limbah industri organik merupakan cara tepat untuk menjaga kelestarian lingkungan. Hasilnya dapat digunakan untuk mengembalikan kesuburan tanah. Pengomposan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, pengaturan kondisi mikroklimat, seperti suhu atau kelembaban, dan menambahan mikroorganisme pengurai atau dekomposer sebagai aktivator.

Pengomposan berarti merangsang perkembangan bakteri (jasad renik) untuk menguraikan bahan-bahan yang dikomposkan agar terurai menjadi senyawa lain. Dalam proses penguraian tersebut mengubah unsur hara yang terikat dalam senyawa organik sukar larut menjadi senyawa organik larut (tersedia) sehingga langsung bisa diserap tanaman. Pengomposan juga bertujuan menurunkan rasio C/N. Jika bahan organik yang memiliki rasio C/N tinggi tidak dikomposkan dan langsung diberikan ke dalam tanah maka proses penguraiannya akan terjadi di tanah, mengakibatkan CO2 dalam tanah meningkat sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman, bahkan pada tanah ringan mengakibatkan daya ikat terhadap air rendah serta struktur tanahnya berserat dan kasar.

Pupuk Hijau

Pupuk hijau adalah pupuk organik yang memanfaatkan jaringan tanaman hijau. Jenis tanaman yang sering digunakan sebagai pupuk hijau adalah tanaman leguminose. Secara umum ciri-ciri tanaman yang dapat digunakan sebagai pupuk hijau adalah : pertumbuhannya cepat, perakarannya dangkal, bagian atas lebat dan sukulen, tanaman tahan terhadap kekeringan dan mampu tumbuh baik di tanah miskin hara.

Beberapa keuntungan memanfaatkan tanaman leguminose sebagai pupuk hijau antara lain :

Leguminose mampu menambat N dari udara, sehingga dapat menambah unsur N dalam tanah.
Leguminose mampu mendorong aktivitas mikroorganisme.
Leguminose mampu mendorong struktur tanah menjadi lebih remah.
Leguminose dapat bekerja sebagai pelindung erosi tanah.

Pupuk Mikroba

Pupuk mikroba merupakan formulasi inokulan strain-strain mikroba unggul untuk meningkatkan atau menambah unsur hara dalam tanah. Keberadaannya sangat berperan bagi pertanian organik berkelanjutan. Ada beberapa jenis pupuk mikroba di pasaran, antara lain mikroba penambat N, mikroba pelepas (pelarut) fosfat, serta mikroba dekomposer.
More aboutPUPUK ORGANIK

BUDIDAYA IKAN LELE

Budidaya Ikan Lele - Ternak Lele - Pada artikel ini akan dibahas mengenai cara ternak lele atau budidaya lele secara umum mulai dari pendederan sampai pembesaran. Untuk pembenihan bisa dibaca pada artikel Budidaya Ikan Lele Pembenihan Secara Tradisional dan Budidaya Ikan Lele Pembenihan Semiintensif.

CARA TERNAK LELE MULAI DARI PENDEDERAN SAMPAI PEMBESARAN

Budidaya lele merupakan salah satu budidaya agribisnis yang perlu mendapat perhatian serius. Selain karena permintaan pasar untuk ikan lele sangat tinggi, baik konsumsi nasional maupun ekspor, budidaya lele juga bisa dilakukan di lahan sempit. Untuk informasi mengenai morfologi, syarat hidup, dan kebiasaan hidup ikan lele, bisa dilihat pada artikel Mengenal Ikan Lele

PENDEDERAN - BUDIDAYA IKAN LELE

Budidaya lele tahap ini merupakan teknik budidaya lele untuk membesarkan bibit ikan lele berukuran 1-3 cm menjadi bibit berukuran 3-5 cm dengan waktu budidaya selama 2-3 minggu.

Penebaran Bibit - Budidaya Ikan Lele Pendederan

Penebaran bibit ikan lele pada fase ini sangat rentan terhadap kematian, terutama diakibatkan stress maupun luka saat penangkapan atau pengangkutan. Padat penebaran antara 500-700 ekor/m2. Sehingga untuk kolam budidaya lele seluas 10 m2 bisa ditebar bibit sebanyak 5.000-7.000 ekor. Penebaran bibit lele harus dilakukan dengan sangat hati-hati, berikut cara penebaran bibit lele untuk mengurangi resiko stres dan luka :
  • Pemindahan dilakukan pada pagi hari atau sore hari pada saat suhu air belum terlalu tinggi.
  • Pengambilan bibit ikan lele menggunakan jaring berukuran rapat serta lembut.
  • Bibit ikan lele ditempatkan menggunakan wadah yang sudah diisi air dari kolam penebaran larva.
  • Setelah wadah cukup penuh, bibit segera dipindah ke kolam penebaran dengan hati-hati. Wadah dimasukkan dalam kolam pendederan sampai air kolam masuk ke dalam wadah. Dengan cara demikian bibit ikan lele akan berenang keluar dari wadah dengan sendirinya.

Pengaturan Air - Budidaya Ikan Lele Pendederan

Kualitas air kolam pendederan perlu dijaga, cara paling efektif adalah penggunaan air mengalir sistem paralon secara kontinyu dengan debit air tidak terlalu besar.

Pada budidaya lele pendederan, kualitas air tidak terlalu cepat menurun. Hal ini dikarenakan ukuran ikan masih sangat kecil, sehingga kotoran yang ditimbulkan belum begitu banyak. Pakan tambahan diberikan sebanyak 3-5% dari jumlah total berat benih yang dipelihara. Pakan yang diberikan berbentuk tepung dan diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pagi siang dan sore hari. Pemberian pakan jangan sampai berlebihan, sehingga tidak menimbulkan endapan sisa pakan yang bisa menurunkan kualitas air.

Pemberian Pakan Tambahan - Budidaya Ikan Lele Pendederan

Bibit ikan lele berukuran 1-3 cm belum dapat makan pelet dalam bentuk butiran. Pada minggu pertama tidak perlu diberikan pakan tambahan. Bibit lele akan memakan pakan alami yang tersedia di kolam, seperti plankton, kutu air (Daphnia sp.) atau cacing sutra (Tubifex sp.) Untuk itu, diusahakan agar kolam mengandung banyak pakan alami, misalnya dengan pemberian pupuk kandang fermentasi. Pada minggu kedua sampai ketiga perlu diberi pakan tambahan dalam bentuk tepung. Pakan diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pagi, menjelang sore serta malam hari. Pemberian pakan dilakukan sedikit demi sedikit, sampai tidak ada lagi bibit ikan lele yang mengejar pakan atau sekitar 3-5% dari berat total.

Lihat CARA BUDIDAYA KUTU AIR


PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT - BUDIDAYA IKAN LELE PENDEDERAN

Hama pada budidaya lele pendederan meliputi, ular, burung, kadal, serta katak. Sehingga harus dicegah hama tersebut masuk ke dalam kolam. Pencegahan dapat dilakukan menggunakan anyaman bambu untuk menutup permukaan kolam. Selain itu juga harus dilakukan sanitasi di areal kolam, agar kedatangnya dapat ditekan. Bila hama telah terlanjur masuk, harus segera dikeluarkan dari kolam.

Pencegahan penyakit bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan air serta pengaturan pH air. Usahakan agar pH air berkisar 6,5-6,8. Jika pH air terlalu rendah, bisa ditambahkan kapur pertanian secukupnya. Pengukuran pH air bisa menggunakan kertas lakmus atau pH tester.

Apabila bibit lele menunjukan tanda-tanda terserang penyakit terutama jamur, bisa diberikan Malachite Green Oxalite 1-5 ml atau Methylene Blue 10 ml per 1 meter kubik air.

Lihat informasi lengkap mengenai pengendalian hama penyakit di

HAMA PENYAKIT IKAN LELE


Seleksi Bibit Ikan Lele

Setelah berumur 18 hari bibit lele diseleksi untuk menggunakan ayakan bibit ukuran 3-5 cm. Bibit-bibit yang telah mencapai ukuran 3-5 cm dapat dipanen untuk dibesarkan pada pendederan tahap kedua, atau bahkan dapat langsung dijual. Bibit lele tersebut merupakan bibit berkualitas tinggi karena memiliki keceptatan pertumbuhan yang baik.

Seleksi kedua dilakukan saat bibit lele telah dipelihara selama 21 hari. Kualitas bibit ini sedikit di bawah bibit hasil seleksi pertama. Bibit ikan lele yang tidak lolos seleksi pertama dan kedua merupakan bibit sisa. Bibit ini dapat terus dibesarkan hingga mencapai 3-5 cm. Akan tetapi kualitas bibit lele sisa ini tidak begitu baik.

Pada pendederan tahap kedua tidak beda jauh dengan pendederan tahap pertama, hanya kepadatan penebaran harus dikurangi menjadi 250-300 ekor/m2. Pemeliharaan bibit lele pada tahap ini sampai dengan bibit mencapai ukuran 8-12 cm.

Lihat Detil BUDIDAYA IKAN LELE PENDEDERAN


PEMBESARAN - BUDIDAYA IKAN LELE

Budidaya Ikan Lele Pembesaran Dalam Kolam Terpal

Pada dasarnya metode budidaya lele sistem kolam terpal merupakan solusi untuk beberapa kondisi antara lain lahan sempit, modal kecil serta solusi untuk daerah minim air. Ikan lele merupakan ikan yang memiliki beberapa keistimewaan dan banyak diminati orang.

Budidaya lele tergolong mudah. Selain tidak memerlukan air dalam jumlah banyak, ikan lele juga relatif tahan terhadap penyakit. Pengaturan suhu air dan pemberian pakan cukup merupakan kunci keberhasilan budidaya lele. Selain lebih mudah dipelihara, ikan lele juga cepat dalam pertumbuhannya. Dengan kondisi air “buruk”, lele mampu bertahan hidup dan berkembang baik, dengan demikian solusi ternak lele dalam kolam terpal menjadi alternatif yang perlu dicoba. Budidaya lele dumbo sistem kolam terpal mendatangkan peluang usaha yang cukup menjanjikan dan tidak memerlukan modal usaha besar. Analisis budidaya Lele dapat dilakukan dalam berbagai model untuk konsumsi dan pembibitan. budidaya lele pembesaran merupakan upaya ternak Lele sampai ukuran layak konsumsi. Biasanya dari berat 1 ons sampai 1 kg per ekor.

Persiapan Pembuatan Kolam Terpal – Budidaya Ikan Lele Pembesaran

Persiapan untuk budidaya lele dengan kolam terpal meliputi persiapan lahan kolam, persiapan material terpal, serta persiapan perangkat pendukung. Lahan yang perlu disediakan disesuaikan dengan keadaan maupun kapasitas budidaya lele. Untuk budidaya lele pembesaran sampai tingkat konsumsi bisa digunakan lahan dengan ukuran 2 x 1 x 0.6 meter. Model pembuatan kolam dapat dilakukan dengan menggali tanah kemudian diberi terpal atau membuat rangka dari kayu kemudian diberi terpal. Cara pertama membuat terpal tahan lebih lama.

Penebaran Bibit Ikan Lele – Budidaya Ikan Lele Pembesaran

Pengisian air dilakukan secara bertahap. Saat penebaran pengisian air hanya setinggi 40 cm agar bibit lele tidak terlalu sulit mengambil oksigen. Penebaran bibit pada budidaya lele dalam kolam terpal yaitu bibit lele berukuran 5-7 cm dengan kepadatan 40 ekor/m2. Waktu pemeliharaan antara 2-4 bulan, tergantung pada ukuran panen yang dikehendaki.

Pemeliharaan Ikan Lele – Budidaya Ikan Lele Pembesaran

Pada umur tujuh hari ketinggian air ditambah menjadi 50 cm. Ada baiknya disediakan rumpon atau semacam perlindungan untuk ikan lele. Karena lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah tertutup.

Pemberian pakan dilakukan sehari tiga kali, yaitu pagi, siang, dan sore hari. Pakan diberikan sedikit demi sedikit sampai tidak ada lagi lele yang mengejar pakan. Jika di lingkungan tersedia pakan alami seperti bekicot, kerang, keong emas, rayap dll, bisa diberikan makanan alami tersebut. Makanan alami selain bisa menghemat pengeluaran juga memiliki kandungan protein tinggi sehingga pertumbuhan ikan lele lebih cepat.
Penggantian air dilakukan seminggu sekali, kurang lebih 10-30% dari volume air kolam, agar kolam tidak terlalu kotor serta untuk mengurangi serangan penyakit. Penyakit pada ikan lele mudah menyerang pada air dalam kondisi kotor. Pada usia satu bulan dilakukan seleksi lele. Biasanya ikan lele mengalami pertumbuhan yang tidak sama, sehingga jika tidak dipisahkan maka lele dengan ukuran kecil akan kalah bersaing dalam berebut makanan. Selain itu, pisahkan jika ada ikan yang terindikasi terserang penyakit agar tidak menular.

Pada usia dua bulan, lele telah siap untuk konsumsi atau jika menghendaki ukuran lebih besar, budidaya lele bisa dilakukan selama 3-4 bulan.

LELE

Baca Artikel Terkait
  • BUDIDAYA IKAN LELE PEMBENIHAN SECARA TRADISIONAL

    Budidaya lele pembenihan merupakan kegiatan awal dalam usaha ternak lele. Tanpa kegiatan pembenihan, maka kegiatan lain seperti, pendederan dan pembesaran tidak mungkin terlaksana. Kegiatan pembenihan ikan lele yang akan diuraikan disini merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh para pelaku usaha pembenihan baik secara semi-intensif maupun intensif. Secara garis besar, kegiatan pembenihan meliputi ...
  • Budidaya Ikan Lele Pembenihan Semiintensif

    Salah satu kegiatan pokok atau kegiatan inti yang dilakukan pada budidaya ikan lele pembenihan semiintensif ini adalah induk yang akan dipijahkan (dikawinkan), baik jantan maupun betina, dirangsang terlebih dahulu menggunakan kelenjar hipofisa melalui penyuntikan. Jadi, pemijahan secara semiintensif tidak dilakukan secara alami. Keuntungan yang diperoleh dari budidaya ikan lele pembenihan semiintensif antara ...
  • BUDIDAYA IKAN LELE PENDEDERAN

    Budidaya lele pendederan adalah pemeliharaan benih ikan lele yang berasal dari hasil pembenihan hingga mencapai ukuran tertentu. Budidaya lele pendederan dilakukan dalam dua tahap, yakni pendederan tahap pertama dan pendederan tahap kedua. Pada budidaya lele pendederan tahap pertama, benih ikan lele yang dipelihara adalah benih yang berasal dari hasil pembenihan berukuran 1-3 cm.
  • PAKAN ALTERNATIF IKAN LELE

    Untuk dapat hidup dan berkembangbiak, ikan lele memerlukan pakan. Jenis, ukuran, dan jumlah pakan yang diberikan tergantung dari ukuran dan jumlah ikan lele yang dipelihara. Ada dua jenis pakan berdasarkan pembuatannya, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami merupakan mikroorganisme yang hidup di dalam air, seperti plankton, sedangkan pakan buatan adalah pakan yang dibuat oleh manusia atau pabrik.
  • KUTU AIR (Daphnia sp.)

    Kutu air (Daphnia sp.) merupakan krustasea kecil bagian dari zooplankton yang habitatnya di air. Kutu air (Daphnia sp.) bukan merupakan jenis serangga dan tidak hidup sebagai parasit. Kutu air (Daphnia sp.) berukuran panjang kurang dari setengah milimeter. Pakan utamanya kutu air ini adalah berbagai fitoplankton dan juga sisa-sisa makanan hewan lainnya (detritus). Di samping bisa diperoleh ...
  • BUDIDAYA IKAN HIAS

    Ikan hias ternyata memiliki jumlah peminat yang sangat tinggi sehingga prospek usaha budidaya ikan hias memiliki peluang yang cukup bagus. Minat masyarakat terhadap ikan hias ini konon berawal dari kebiasaan orang mengurung ikan di pekarangan. Kebiasaan tersebut akhirnya menjadi hobi untuk memelihara ikan di rumah. Kini kegemaran orang memandang kecantikan ikan hias di pekarangan atau di dalam rumah telah ...
  • BUDIDAYA IKAN NILA

    BUDIDAYA IKAN NILA GIFT. Peluang agribisnis perikanan kini banyak diburu masyarakat. Dari banyaknya komoditas perikanan di Indonesia, ikan nila dapat dikatakan memiliki prospek yang sangat besar. Sejak diperkenalkan tahun 1970, ikan ini terus berkembang dan semakin populer di masyarakat. Bahkan kepopuleran ikan nila dapat mengalahkan jenis ikan lain yang telah lebih dulu diperkenalkan di Indonesia.
  • BUDIDAYA BELUT

    BUDIDAYA BELUT SAWAH UNTUK KONSUMSI. Budidaya belut memang belum banyak dilakukan secara kultur di kolam-kolam karena belut dianggap kurang diminati konsumen. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini belut sudah banyak dilirik oleh pelaku agribisnis. Pada artikel pendek ini, hanya akan dibahas budidaya belut sawah untuk konsumsi, dengan masa budidaya selama 2-3 bulan.
  • BUDIDAYA CACING TANAH

    Cacing tanah bukanlah hewan asing bagi kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Hewan yang tampak lemah dan menjijikkan ini seolah tidak ada manfaatnya sama sekali. Namun hewan ini memiliki potensi sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Dalam hubungannya dengan sejarah kelestarian lingkungan hidup dan peningkatan pangan dunia, peranan cacing tanah telah diketahui sejak dahulu kala.
  • NUTRISI DAN PAKAN IKAN

    Pakan adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada hewan ternak atau peliharaan. Istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa. Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan dan kehidupan makhluk hidup. Pakan Buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan pertimbangan pembuatnya. Pembuatan pakan buatan sebaiknya didasarkan pada pertimbangan kebutuhan nutrisi hewan ternak ...
More aboutBUDIDAYA IKAN LELE

KOPI LUWAK

Luwak

Sebelum mengulas tentang kopi luwak terlebih dahulu akan kami ulas sekilas tentang luwak. Luwak adalah hewan menyusui (mamalia) yang termasuk suku musang dan garangan (Viverridae). Nama ilmiahnya adalah Paradoxurus hermaphroditus. Nama ini berasal dari fakta bahwa Luwak memiliki semacam bau yang berasal dari kelenjar di dekat anusnya. Samar-samar bau ini menyerupai harum daun pandan, namun dapat pula menjadi pekat dan memualkan. Kemungkinan bau ini digunakan untuk menandai batas-batas teritorinya, dan pada pihak lain untuk mengetahui kehadiran hewan sejenisnya di wilayah jelajahnya.

Di beberapa daerah di Indonesia, hewan ini dikenal dengan beberapa nama seperti Musang (Betawi), Careuh (Sunda), Luwak atau Luak (Jawa). Sedang dalam bahasa Inggris binatang seukuran kucing ini disebut Common Palm Civet, Mentawai Palm Civet, Common Musang, House Musang atau Toddy Cat.

Terkadang Luwak dianggap mengganggu, namanya pun banyak disematkan pada peribahasa-peribahasa yang bermakna kurang baik. Namun ternyata aktivitas metabolismenya telah menjadikan binatang ini sebagai mesin uang bagi para produsen kopi Luwak.

Luwak, memiliki kebiasaan mencari buah-buahan terbaik dan tua termasuk buah kopi sebagai makanannya. Dengan indera penciumannya yang peka, luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul matang optimal sebagai makanannya. Biji kopi yang masih dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak. Hal ini terjadi karena luwak memiliki sistem pencernaan sederhana, sehingga pencernaan luwak tidak mampu mencerna makanan keras seperti biji kopi. Biji kopi luwak sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami dalam sistem pencernaan luwak. Aroma dan rasa kopi luwak memang terasa spesial di kalangan penggemar kopi dunia.

Persebaran dan Habitat Luwak


Beberapa spesies Luwak tersebar luas mulai dari Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, China, Filipina, India, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Nepal, Singapura, Srilanka, Thailand, dan Vietnam, tetapi yang menghasilkan kopi luwak dengan aroma terbaik adalah Luwak asal Indonesia.

Di Indonesia, Luwak tersebar secara alami di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Selain itu juga telah diintroduksi ke Papua, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku.

Habitat yang disukai adalah hutan, semak-semak, hutan sekunder, perkebunan, dan di sekitar pemukiman penduduk. Luwak dapat hidup di daerah dataran rendah hingga di daerah dengan ketinggian 2.500 meter dpl.

Luwak lebih suka tinggal di tempat yang bersih. Bahkan ketika membuang kotoranpun, Luwak memilih tempat yang bersih, misalnya di tanah yang kering, di atas bebatuan, dan di atas batang pohon yang tumbang.

Kopi Luwak

Kopi Luwak (Civet Coffee) adalah jenis kopi dari biji kopi yang telah dimakan dan melewati saluran pencernaan Luwak. Luwak senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik termasuk buah kopi sebagai makanannya. Secara naluri Luwak hanya memakan buah kopi yang benar-benar matang dan mempunyai aroma khusus. Pada buah kopi yang matang terdapat sejenis aroma yang sangat khas, wangi seperti buah anggur atau buah lechi sehingga disukai oleh Luwak. Biji kopi dari buah kopi yang terbaik itulah yang sangat digemari Luwak, setelah dimakan dibuang beserta kotorannya yang berupa gumpalan memanjang biji kopi yang bercampur lendir, yang sebelumnya difermentasikan dalam perut Luwak. Kotoran tersebut kemudian diambil biji kopinya, dibersihkan dengan cara mencuci sehingga tersisa biji kopi yang masih utuh. Proses selanjutnya adalah dikeringkan dengan sinar matahari (full sun drying) sehingga menjadi Biji Kopi Luwak.

Kenikamatan kopi luwak sudah lama diketahui, namun baru dikenal luas di kalangan penggemar kopi setelah tahun 1980-an. Biji kopi luwak merupakan biji kopi termahal di dunia. Di luar negeri harga kopi luwak bisa mencapai Rp 5 juta hingga Rp 8 juta per kilogram dalam bentuk bubuk. Keberadaannya telah mengalahkan biji kopi Hacienda dari Panama dan kopi St.Helena, Afrika yang masuk di dalam jajaran kopi dunia termahal dengan harga masing-masing Rp 1,5 juta dan Rp 1 juta per kilogram. Dengan harga semahal itu menjadikannya semakin populer dan berkelas. Bahkan mendapat julukan “The Most Expensive Coffee in the world”.

Sejarah Kopi Luwak

Kopi Luwak sebenarnya sudah dikenal sejak jaman kolonial Belanda. Asal mulanya tidak terlepas dari sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di Hindia Belanda terutama pulau Jawa dan Sumatera. Salah satunya adalah bibit kopi arabika yang didatangkan dari Yaman. Pada era "Tanam Paksa" atau Cultuurstelsel (1830—1870), Belanda melarang pekerja perkebunan (pribumi) memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi. Tetapi penduduk pribumi ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu. Karena keinginannya itu pekerja perkebunan mencoba untuk memungut biji kopi yang tercecer. Pada perkembangannya para pekerja menemukan bahwa ada sejenis luwak yang gemar memakan buah kopi. Hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih tetap utuh. Biji kopi tersebut keluar bersama kotoran luwak. Biji kopi dalam kotoran luwak ini oleh para pekerja dikumpulkan, dicuci, kemudian diolah menggunakan peralatan sederhana. Kopi itulah yang kini disebut Kopi Luwak. Ternyata kopi luwak ini memiliki rasa yang berbeda dan luar biasa. Kabar mengenai kenikmatan Kopi Luwak akhirnya tercium oleh warga Belanda pemilik perkebunan, kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang kaya Belanda. Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi luwak menjadi kopi termahal sejak jaman kolonial.


Daerah Penghasil Kopi Luwak

Kabupaten Lampung Barat hingga tahun 2010 mempunyai luas areal perkebunan kopi mencapai 59.357 ha, dengan produksi 61.201 ton dan produktivitas sebesar 1.095 kg/ha/tahun. Perkebunan kopi ini menjadi sumber pendapatan bagi 84.796 KK dan menjadi sentra penghasil kopi terbesar di Provinsi Lampung serta terkenal dengan kopi luwak-nya. Bahkan kopi luwak yang dihasilkan dari daerah ini menjelma sebagai komoditas termasyhur di dunia. Bekerjasama dengan sejumlah eksportir, kini dinikmati pecinta kopi di beberapa negara, antara lain Korea, Jepang, Hongkong, Kanada bahkan Amerika Serikat.

Kopi luwak di daerah ini telah menambah khasanah kekayaan kopi-kopi eksotis nusantara. Di mata dunia internasional, kopi luwak asal Indonesia, khususnya dari Lampung Barat memiliki reputasi teramat baik, bahkan disebut-sebut sebagai salah satu kopi luwak termahal dan terlangka di dunia. Selain mengharumkan nama daerah, hal yang lebih penting adalah keberadaan kopi luwak ini dapat memberikan nilai tambah, yaitu penghidupan yang lebih baik bagi petani kopi dan para produsen kopi luwak lainnya. Pada gilirannya, para petani kopi juga bisa lebih terangkat kesejahteraannya.

Daerah lain penghasil kopi luwak :
Gayo, Aceh
Sidikalang
Desa Janji Maria, Kecamatan Barumun Tengah, Kabupaten Padang Lawas, 40 kilometer dari Laguboti
Kota Pagaralam
Semende, Kabupaten Muara Enim
Jawa Barat
Jawa Timur

PENGOLAHAN KOPI LUWAK

Pengolahan kopi luwak sama seperti pengolahan kopi pada umumnya, perbedaannya hanya pada proses fermentasi alami dalam pencernaan luwak. Proses fermentasi ini menggunakan buah biji kopi Arabika segar yang dimakan luwak dan tercampur dengan enzim-enzim dalam pencernaan luwak, berlangsung selama 8 jam - 12 jam. Hal tersebut menciptakan citarasa Kopi Luwak yang eksotik dan aroma Kopi Luwak yang sangat nikmat.

Urutan Proses Pengolahan Kopi Luwak

  1. Bahan berupa biji kopi yang sudah tua/merah ranum/masak batang.
  2. Biji kopi tersebut digunakan sebagai pakan luwak. Proses fermentasi dalam pencernaan luwak berlangsung selama + 8 jam s/ d + 12 jam.
  3. Penjemuran kotoran (Brenjel Raw) dibawah terik panas matahari (Full SUN Drying) sampai kadar air 20% - 25% .
  4. Pemisahan biji kopi luwak dari kulit ari menggunakan mesin tumbuk (untuk menjadi Green Bean/pasir kopi luwak siap digoreng) .
  5. Penjemuran kembali beras/biji kopi luwak dibawah terik panas matahari (Full SUN Drying) sampai kadar air 16% .
  6. Pencucian biji kopi luwak sampai bersih.
  7. Penjemuran kembali sampai kadar air 10% - 11%.
  8. Biji kopi luwak di sangrai
  9. Pembubukan untuk menghasulkan biji kopi luwak hingga siap seduh.
  10. Setelah proses pembubukan lalu didinginkan, kemudian Kopi Luwak dikemas sesuai dengan takaran

Keunggulan Kopi Luwak :

  1. Kandungan asam Kopi Luwak rendah sehingga aman untuk penderita maag
  2. Kandungan kafein Kopi Luwak rendah sehingga tidak begitu membahayakan penderita jantung
  3. Kandungan protein Kopi Luwak rendah sehingga bisa mendukung program diet rendah protein
  4. Tidak pahit dibanding dengan kopi biasa sehingga meningkatkan cita rasa Kopi Luwak
  5. Kopi Luwak lebih kental dan padat dibanding kopi biasa
  6. Kopi Luwak memiliki aroma wangi yang diakibatkan oleh enzim proteolitik
  7. Kopi Luwak dapat meningkatkan vitalitas dan stamina
  8. Kopi Luwak dapat meningkatkan kinerja otak sehingga dapat mengurangi resiko kepikunan dan parkinson
More aboutKOPI LUWAK

BUDIDAYA BELUT


BUDIDAYA BELUT SAWAH UNTUK KONSUMSI

Budidaya belut memang belum banyak dilakukan secara kultur di kolam-kolam karena belut dianggap kurang diminati konsumen. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini belut sudah banyak dilirik oleh pelaku agribisnis. Pada artikel pendek ini, hanya akan dibahas budidaya belut sawah untuk konsumsi, dengan masa budidaya selama 2-3 bulan.

BUDIDAYA BELUT

DESKRIPSI BELUT SAWAH

Di Indonesia dikenal ada tiga jenis ikan yang disebut dengan belut. Ketiga jenis ikan tersebut adalah Monopterus albus Zuiew, Synbranchus bengalensis Mc. Clellland, dan Macrotema caligans Cantor. Monopterus albus Zuiew di Indonesia dikenal dengan sebutan welut, lindung. Sementara itu, Synbranchus bengalensis Mc. Clellland, di Indonesia dikenal dengan sebutan kirai. Sedangkan Macrotema caligans Cantor di Indonesia dikenal dengan istilah belut.

Ketiga jenis belut di atas termasuk dalam Family Synbranchidae dan Ordo Synbranchoidea. Dari ketiga jenis belut tersebut, Monopterus albus termasuk dalam jenis belut sawah yang sering dijumpai di lahan-lahan persawahan.

Tubuh belut sawah berbentuk bulat panjang seperti ular, tetapi tidak memiliki sisik. Belut sawah memiliki sirip punggung serta sirip dubur. Sirip-sirip tersebut berbentuk lipatan-lipatan kulit tanpa jari sirip.

Belut sawah tergolong binatang hermaprodit protogyni. Daur hidupnya dimulai dari masa juvenil (hermaprodit), berkembang menjadi belut betina, selanjutnya masuk dalam masa inter-sex, kemudiian berkembang lagi menjadi belut jantan.

SISTEMATIKA BELUT SAWAH :

Kingdom       Animalia
Sub-kingdom  Metazoa
Phyllum          Chordata
Sub-phyllum   Vertebrata (Craniata)
Class               Pisces
Sub-class       Teleostei
Ordo              Synbranchoidea
Familia           Synbranchidae
Genus            Monopterus
Species         Monopterus albus

BUDIDAYA BELUT

LINGKUNGAN HIDUP BELUT SAWAH

Belut sawah hidup di daerah persawahan dan parit-parit sawah. Belut sawah hidup di daerah lumpur atau tanah becek sampai kedalaman berkisar 10 cm dengan cara menggali lubang seperti terowongan berliku dengan pola sarang menyerupai huruf U. Belut sawah menyukai media dingin sebagai tempat tinggalnya. Suhu optimal saat budidaya belut sawah berkisar antara 21 – 27 derajat celsius. Apabila mengalami kenaikan temperatur air, maka belut sawah akan meninggalkan tempat tersebut. Belut sawah mampu hidup di perairan dengan kandungan oksigen terlarut rendah, karena belut sawah selain bernapas menggunakan insang juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa lipatan-lipatan kulit tipis dalam rongga mulutnya.

KANDUNGAN GIZI BELUT SAWAH per 100 gram

Belut selain rasanya enak dan banyak mengandung vitamin, juga mengandung kalori tinggi. Dalam 100 gram belut, mengandung kalori 303 gram, protein 14 gram, lemak 27 gram, kalsium 0,02 gram, besi 0,001 gram, vitamin A 1,6 gram, vitamin B1 0,0001 gram, vitamin C 0,002 gram serta mengandung air 58 gram.

BUDIDAYA BELUT SAWAH

Budidaya belut sawah tidak diperlukan persyaratan khusus seperti budidaya ikan lainnya. Budidaya belut sawah dapat dilakukan pada kolam kecil maupun besar. Bagian dasar dan dinding kolam sebaiknya dibuat permanen.

Bak Budidaya Belut Sawah

Bak yang digunakan untuk budidaya belut sawah berukuran panjang 3m, lebar 1 m, kedalaman 1,2 m dimana sedalam 0,7 m berada dalam tanah, tujuannya agar media bak selalu dalam keadaan dingin.

Media Budidaya Belut Sawah

Media budidaya belut sawah disusun dari bawah ke atas meliputi lumpur sawah, jerami, pupuk kandang fermentasi, pelepah pisang, dedak halus, lumpur sawah. Susun media tersebut tersusun hingga ketebalan 40 cm. Setelah tersusun media digenangi dengan air dengan ketinggian 60 cm dari dasar kolam, selama kurang lebih 1 bulan. Tujuannya agar proses pelapukan berjalan sempurna. Sesekali dilakukan penggantian air agar media memperoleh oksigen terlarut cukup. Disamping itu penggantian air juga bertujuan untuk menghilangkan buih-buih hasil pelapukan. Untuk mengontrol apakah proses pelapukan sudah sempurna atau belum dapat dilakukan dengan memasukkan jentik-jentik nyamuk dalam media. Apabila jentik-jetik nyamuk tersebut mati, berarti proses pelapukan belum sempurna.

Setelah bak beserta medianya budidaya belut sawah selesai dipersiapkan dan dinyatakan proses pelapukan sudah sempurna, maka penebaran belut dapat dilakukan.

Pemijahan Belut

a. Pemilihan Induk Belut

Induk yang akan dipijahkan di dalam kolam sebaiknya telah memenuhi syarat ukuran badan. Induk betina memiliki panjang di bawah 30 cm, dan induk jantan sekitar 40 cm. Pada ukuran tersebut biasanya induk sudah siap kawin. Komposisi induk di dalam kolam adalah 1 induk jantan dan 2 induk betina untuk tiap 1 m² kolam.

b. Pemantauan Pemijahan Belut

Untuk mengetahui kapan induk belut bertelur, kolam pemijahan harus diperiksa. Jika di permukaan kolam sudah terdapat gelembung-gelembung busa, berarti pemijahan akan segera dimulai. Agar memudahkan penangkapan benih nantinya, bagian yang berbusa diberi tanda dengan menancapkan bambu atau kayu kecil. Busa ini akan menghilang setelah 10 hari. Itu berarti belut telah selesai kawin. Telur-telur yang dihasilkan akan menetas dalam waktu 10 hari kemudian.

Selanjutnya, benih belut yang sudah berumur 5 hari sebaiknya segera diambil untuk dipisahkan dari induknya. Pengangkatan benih dilakukan secara hati-hati dengan menggunakan serokan yang berbahan halus. Setelah benih diangkat, induk pun diangkat untuk diistirahatkan dalam kolam penampungan induk. Di kolam penampungan, induk diberi makan cincangan daging bekicot, keong emas, gedebog pisang, ikan, anak kodok, belatung, atau cacing tanah agar tetap terpelihara dan sehat. Jumlah pakan yang diberikan per hari sebanyak 5% dari berat tubuh belut.

Kolam pemijahan disiapkan lagi untuk pemijahan berikutnya. Caranya dengan menaburkan pupuk kandang berupa kotoran sapi atau ayam dengan ketebalan 10 cm. Pemupukan ini bisa ditambah dengan dedak halus atau serpihan jerami. Induk betina pada periode pemijahan sebelumnya dapat dipakai sebagai induk jantan, sementara induk jantan tidak perlu dipakai lagi sebab sudah tidak potensial. Induk ini sebaiknya dijual atau dikonsumsi saja.

B. Pemilihan Benih Belut

Kualitas benih memegang peran penting dalam menunjang kesuksesan budidaya belut. Untuk itu, sebaiknya hanya benih berkualitas yang dipilih untuk didederkan. Benih berkualitas memiliki syarat-syarat sebagai berikut.
  1. Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus atau tidak ada bekas luka gigitan.
  2. Gerakan tubuhnya lincah dan agresif.
  3. Penampilannya sehat yang dicirikan dengan tubuh yang keras, tidak lemas jika dipegang.
  4. Tubuhnya berukuran kecil dan berwarna kuning kecokelat-cokelatan.
  5. Usianya 2-4 bulan.

Budidaya Belut Tahap I

Pada budidaya belut tahap I, benih yang ditebar berukuran 5 – 8 cm dengan padat penebaran 150 ekor/m2. Setelah dua bulan dipelihara benih belut sudah berukuran 15 cm. Belut siap dikonsumsi sebagai belut kering (goreng tepung) atau dipelihara pada pemeliharaan tahap II. Belut ukuran ini sangat sulit ditangkap karena sudah bisa membenamkan diri dalam lumput. Cara penangkapannya dengan memasang perangkap (bubu) yang dipasang berderet sebelum pengeringan.

Budidaya Belut Tahap II

Pada budidaya belut tahap II, benih yang ditebar adalah hasil dari budidaya belut tahap I, yaitu belut ukuran 15 cm dengan padat penebaran 25 ekor/m2. Untuk membantu pertumbuhan, perlu diberikan pakan tambahan berupa cacing tanah, bekicot, atau sisa-sisa dapur. Setelah dua bulan, belut sudah berukuran 25 – 20 cm. Belut ukuran ini siap untuk dikonsumsi, selain itu juga paling banyak dicari konsumen.

Pakan Pada Budidaya Belut Sawah

Budidaya belut sawah dalam jangka waktu kurang dari 4 bulan tidak memerlukan pakan tambahan karena belut sudah cukup memperoleh makanan dari media yang dibuat. Tetapi untuk menjunjang pertumbuhannya, pemberian pakan tambahan seperti di atas bisa dilakukan. Pemberiannya jangan berlebihan. Sampai saat ini belum ada penelitian mengenai jenis, kuantitas, serta kualitas pakan belut sawah.

PANEN | BUDIDAYA BELUT SAWAH

Panen belut sawah dilakukan dengan mengambil lumpur media budidaya belut. Dengan pengambilan lumpur, maka belut akan merasa terancam, dan menyingkir ketempa lain yang lebih aman. Setelah lumpur habis maka belut sawah tinggal diambil untuk dipindahkan ke wadah penampungan.
More aboutBUDIDAYA BELUT

HAMA PENYAKIT TANAMAN CABAI


LIHAT FOTO HAMA PENYAKIT CABAI


Kami akan mengulas Hama Penyakit Tanaman Cabai secara khusus, karena tanaman cabai berpotensi mencapai nilai ekonomis sangat tinggi. Sehingga pengendalian hama penyakit tanaman cabai secara terpadu sangat diperlukan.

Hama Tanaman Cabai

Hama Gangsir (Brachytrypes portentosus) - Gambar

Hama ini menyerang tanaman cabai muda yang baru saja pindah tanam. Serangannya dilakukan pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah. Gangsir ini membuat liang di dalam tanah sampai kedalaman 90 cm. Gangsir merusak tanaman cabai muda dengan cara memotong pangkal batang tapi tidak memakannya. Pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

Hama Ulat Tanah (Agrotis ipsilon) - Gambar

Hama jenis ini menyerang tanaman cabai muda pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman cabai muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam atau pemberian umpan beracun, yaitu dedak yang diberi insektisida berbahan aktif metomil, kemudian diberikan pada lubang tanam pada sore hari. Pemberian umpan beracun cukup efektif untuk mengendalikan Agrotis ipsilon.
More aboutHAMA PENYAKIT TANAMAN CABAI

CARA MEMBUAT JAHE INSTAN

JAHE INSTAN

Jahe Instan merupakan salah satu cara pengolahan hasil pertanian yang mudah dilakukan. Cara pembuatan jahe instan ini bertujuan memberikan nilai tambah terhadap produk pertanian (Jahe), terutama pada saat harga jahe sedang jatuh.

BAHAN MEMBUAT JAHE INSTAN

Jahe 1 kg
Gula Pasir 1 Kg
Serai 5 batang
Cengkeh 10 butir
Daun Pandan 5 helai
Kayu Manis 3 ruas jari
Air 1 gelas ukuran sedang
More aboutCARA MEMBUAT JAHE INSTAN