BUAH NAGA
Buah naga akhir-akhir ini banyak dibudidayakan oleh masyarakat, karena tingginya permintaan terhadap buah yang berasal dari gurun tersebut. Penanaman buah naga tersebar di pulau Jawa hingga ke Kalimantan. Kebun-kebun buah naga juga banyak ditemui. Memang, budidaya buah naga tergolong mudah dan minim perawatan. Budidaya buah naga bisa diusahakan di lahan yang luas dalam skala usaha besar maupun di lahan-lahan sempit seperti di kebun atau halaman rumah dengan menggunakan pot. Oleh karena itu, para pembudidaya buah naga mampu meraup keuntungan besar, disamping produksinya yang tinggi, juga harga jual yang sangat bagus.PENANAMAN BUAH NAGA
Penanaman buah naga kini banyak yang diarahkan ke sistem budidaya organik. Buah naga yang dihasilkan dari budidaya yang dilakukan dengan teknik budidaya organi memiliki kualitas buah yang lebih baik dibandingkan buah naga yang dihasilkan dari budidaya secara kimia. Keuntungan dari teknik budidaya buah naga secara organik adalah buah yang dihasilkan sehat tanpa adanya residu bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia dan lingkungan sekitar. Dengan demikian pencemaran lingkungan baik air, udara, maupun tanah oleh paparan pestisida bisa dikurangi. Disamping itu, penggunaan bahan organik juga dapat mengembalikan kesuburan tanah, baik sifat fisik, biologi, maupun kimia tanah, sehingga tanah bisa digunakan untuk proses budidaya pertanian berkelanjutan.Sejauh ini di Indonesi sistem budidaya buah naga di Indonesia masih menggunakan bahan kimia, baik itu pemupukan maupun penggunaan pestisida. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dengan tidak diimbangi dengan pemberian pupuk organik justru dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah dalam kurun waktu tertentu. Tekstur tanah pertanian menjadi kurang subur, keras dan tandus akibat aplikasi pupuk kimia yang berlebihan. Selain itu penggunaan pestisida dosis tinggi dapat menimbulkan residu bahan kimia pada hasil produksi. Jika buah dengan paparan residu pestisida tinggi dikonsumsi oleh manusia secara terus menurus, maka residu pestisida tersebut akan terakumulasi dan menjadi racun dalam tubuh. Lihat selengkapnya tentang bahaya pestisida bagi kesehatan.
SYARAT TUMBUH TANAMAN BUAH NAGA
Syarat tumbuh tanaman buah naga tidak berbeda jauh dengan tanaman kaktus atau tanaman gurun pasir lainnya. Karena berasal dari daerah gurun pasir yang panas dan kering maka buah naga umumnya tumbuh baik di dataran rendah hingga menengah, yaitu buah naga sepesies Hylocereus undatus, yaitu buah naga dengan daging putih akan tumbuh baik pada ketinggian kurang dari 300 mdpl, sedangkan buah naga spesies Hylocereus costaricensis, yaitu buah naga dengan daging super merah (super red) tumbuh baik pada ketinggian 0-100mdpl. Sementara itu buah naga spesies Selenicereus megalanthus, yaitu buah naga dengan kulit kuning, daging putih tanpa sisik, akan tumbuh baik pada daerah dingin dengan ketinggian lebih dari 800 mdpl.Tanaman buah naga lebih cocok ditanam di daerah kering, dibandingkan dengan yang memiliki iklim basah, dengan curah hujan yang ideal untuk pertumbuhannya yaitu 720 mm/tahun. Namun buah naga masih dapat tumbuh pada curah hujan tinggi yaitu antara 1.000-1.300 mm/tahun, akan tetapi selama pertumbuhannya tersebut, buah naga rentan terserang penyakit, terutama penyakit busuk akar dan busuk batang. Hal ini disebabkan tanaman buah naga tidak tahan genangan air, sehingga jika kondisi tanahnya tergenang, maka akar tanaman buah naga kesulitan mendapatkan suplai oksigen. Perakaran yang tidak mendapatkan suplai oksigen secara normal, maka perakaran tersebut mudah terserang penyakit.
Tanaman buah naga merupakan jenis tanaman yang membutuhkan intensitas penyinaran cahaya matahari penuh. Oleh karena itu, lokasi penanaman buah naga sebaiknya dilakukan di lahan terbuka tanpa naungan. Lahan terbuka juga lebih memberi peluang untuk memberikan sirkulasi udara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman. Suhu udara ideal untuk pertumbuhan buah naga antara 26-36 derajat C.
Kondisi tanah yang ideal adalah tanah yang gembur dan porous, serta banyak mengandung bahan organik dan unsur hara. Hindari penanaman buah naga pada tanah yang banyak mengandung logam berat dan garam. pH tanah optimal untuk pertumbuhan buah naga antara 6-7. Penanaman buah naga pada tanah masam, dengan pH tanah di bawah 6, akan menyebabkan pertumbuhan akar tanaman menjadi pendek dan rusak. Akibatnya, akar tanaman buah naga tidak mampu menyerap unsur hara dengan baik sehingga tanaman mengalami kekurangan unsur hara dan keterlambatan pertumbuhan.
Meskipun tahan terhadap kekeringan, bukan berarti tanaman buah naga tidak memerlukan air. Air merupakan kebutuhan vital bagi tanaman. Oleh karena itu, air harus tersedia dengan baik. Namun, pemberian air yang berlebihan juga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman buah naga. Oleh karena itu, hindari lokasi yang mudah tergenang saat musim hujan, karena tanaman buah naga merupakan tanaman yang sensitif terhadap kelebihan air. Genangan air akan menyebabkan kelembaban tanah tinggi sehingga berpotensi menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan penyakit.
PERSIAPAN TEKNIS BUDIDAYA BUAH NAGA
Pemilihan lokasi budidaya buah naga perlu diperhatikan, hal ini bertujuan untuk memenuhi syarat tumbuh yang optimal bagi pertumbuhan buah naga. Pemilihan lokasi yang tepat akan menjadi faktor pertama yang menentukan keberhasilan budidaya buah naga.Setelah menentukan lokasi agribisnis budidaya buah naga maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran pH tanah untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa dilakukan dengan kertas lakmus, PH meter, atau cairan PH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan dengan cara zigzag.
PELAKSANAAN BUDIDAYA BUAH NAGA
Persiapan Lahan Budidaya Buah naga
Setelah lokasi penanaman ditentukan dan melakukan pengukuran pH tanah maka dilanjutkan dengan persiapan lahan untuk budidaya. Persiapan tersebut mencakup pemasangan tiang panjatan, pembersihan lahan, serta pengolahan lahan.Buah naga merupakan tanaman merambat sehingga dibutuhkan tiang panjatan untuk menopang pertumbuhan batang dan cabangnya. Bentuk atau model tiang panjatan yang digunakan dalam budidaya buah naga ada macam, yaitu bentuk tunggal dan bentuk kelompok atau pagar. Tiang panjatan yang digunakan harus dipastikan kuat dan mampu bertahan selama beberapa tahun karena tanaman buah naga tergolong tanaman yang berumur panjan.
Tiang panjatan buah naga dengan bentuk tunggal
Tiang panjatan bentuk tunggal bisa menggunakan tiang buatan yang terbuat dari beton atau tiang panjatan hidup dengan memanfaatkan batang tanaman hidup. Tiang panjatan tunggal dapat digunakan untuk menopang empat tanaman yang berproduksi dengan produktifitas rata-rata 3 kg per-tanaman. Para pembudidaya buah naga biasanya menggunakan tiang panjatan yang terbuat dari beton atau pipa PVC. Bentuk tiang panjatan bisa persegi, bulat, segitiga atau bentuk yang lain sesuai dengan selera pembudidaya. Untuk tiang panjatan yang berbentuk persegi dibuat dengan ukuran 10 cm x 10 cm, bentuk bulat dibuat dengan diameter 10 cm, dan bentuk segitiga dibuat dengan panjang sisi 15 cm. Tinggi tiang panjatan antara 1,5-2 meter. Jika jarak tanam buah naga 2,5 m x 2 m dan setiap tiang panjatan ditanami 4 tanaman maka untuk lahan selua 1 ha dibutuhkan sekitar 2.000 tiang panjatan dan 8.000 bibit buah naga.Alternatif lain selain menggunakan tiang beton pembudidaya buah naga bisa menggunakan tiang panjatan hidup, yaitu tiang panjatan yang dibuat dengan memanfaatkan batang pohon hidup, misal tanaman angsana. Jati, jaranan, dan Clerecedae. Artinya tiang panjatan berupa tanaman hidup yang memiliki perakaran cukup dalam dan tanaman tersebut harus tahan pemangkasan berat karena buah naga harus terkena sinar matahari langsung agar bisa berproduksi secara optimal. Oleh karena itu, tiang panjatan hidup harus sering dipangkas apabila sudah menutupi batang dan cabang buah naga. Tiang panjatan hidup harus memiliki tinggi minimal 2 m dan berdiameter minimal 10 cm karena jika diameter kurang dari 10 cm dikhawatirkan tidak kuat menopang pertumbuhan buah naga. Penggunaan tiang jenis ini lebih menghemat biaya daripada tiang beton meskipun tidak sekuat dan tahan lama seperti itang beton. Namun demikian dengan adanya tiang panjatan hidup juga membutuhkan tambahan pupuk sehingga menambah biaya pemeliharaan.
Tiang panjatan ditancapkan ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar 50 cm agar tiang berdiri kokoh dan kuat menyangga tanaman. Pada ujung tiang bagian atas diberi besi melingkar dengan diameter 30-60 cm berbentuk seperti stir mobil. Tujuan pemasangan besi melingkar ini adalah untuk menyediakan tempat yang berfungsi sebagai penopang cabang dan anak cabang tanaman buah naga. Apabila besi beton dirasa cukup mahal bisa menggunakan ban sepeda motor, ban mobil, atau bisa juga para-para dari kayu yang berbentuk menyilang. Jika menggunakan ban, agar bar kuat perlu dimasukkan ke dalam besi penyangga. Bila menggunakan ban luar mobil yang dibelah, maka ban tersebut perlu diikat pada besi penyangga agar lebih kuat.
Tiang panjatan buah naga dengan bentuk kelompok (double rowing)
Berbeda dengan tiang panjatan tunggal, model tiang panjatan double rowing mirip dengan tiang untuk menjemur pakaian. Dalam hal ini, tiang panjatan tersebut bisa digunakan sebagai tempat rambatan lebih dari satu tanaman buah naga. Kelebihan dari tiang panjatan kelompok adalah dapat dibuat dengan biaya yang lebih murah serta teknik pembuatan yang lebih efisien, dibanding tiang panjatan tunggal, karena bisa digunakan sebagai tempat rambatan untuk banyak tanaman buah naga. Namun, tiang panjatan kelompok ini juga memiliki kelemahan yaitu perawatan yang sulit karena cabang tanaman bisa saling terkait satu sama lain dan kurang tahan terhadap beban tanaman yang terlalu berat.Cara pembuatan tiang panjatan ini adalah dengan menghubungkan dua buah tiang menggunakan kawat tebal sebagai penyangga batang tanaman buah naga dengan jarak antar tiang 4 meter. Tiang dibuat dengan tinggi 2-2,5 meter, kemudian dipendam sedalam kurang lebih 50 cm. Tebal tiang kurang lebih 15x15 cm dan terbuat dari beton atau cor. Agar tidak mudah roboh saat menopang beban sulur atau cabang tanaman buah naga, maka perlu dibuatkan penguat dari besi. Ujung tiang diberi palang yang dipasang melintang dan menyatu dengan tiang beton tersebut. Palang terbuat dari besi dengan panjang kurang lebih 50-60 cm, sehingga antara tiang beton dan palang besi membentuk huruf T. Ujung palang tersebut dihubungkan dengan ujung palang pada tiang lainnya menggunakan kawat yang kuat dan tahan karat, sehingga bentuk kedua tiang yang dihubungkan tersebut menyerupai tempat jemuran. Dari kedua kawat penghubung tiang panjatan ini dipasang kawat vertikal menuju kearah masing-masing titik tanam. Kawat vertikal ini yang akan digunakan sebagai penopang batang utama buah naga.
Sistem panjatan double rowing dengan panjang 4 meter dapat digunakan untuk menampung buah naga sebanyak 20-26 buah tanaman. Jarak tanam antarbaris 30 cm dan antartanaman 1 m dengan model penanaman zigzag. Tujuan penataan tata letak penanaman buah naga tersebut untuk mengoptimalkan intensitas sinar matahari sehingga cahaya yang tersebar lebih merata.
Pembersihan Lahan Penanaman Buah Naga
Pembersihan lahan yang akan digunakan sebagai tempat penanaman buah naga perlu dilakukan agar proses penanaman dan persiapan tidak mengalami kesulitan. Semak atau pohon kecil yang tampak di lahan dipotong sampai pangkal batan atau dicabut agar tidak tumbuh kembali. Sementara untuk cabang dan ranting pohon yang sudah besar dipotong sampai pangkal cabang atau ranting. Gulma yang tumbuh di lahan juga harus dibersihkan dengan cara dicangkul tipis-tipis.Pengolahan Lahan Dan Pemupukan Dasar
Lahan yang sudah bersih kemudian dicangkul di sekitar daerah penanaman buah naga. Pencangkulan ini bertujuan untuk memecah tanah menjadi agregat-agregat kecil dan membalik tanah agar aerasi tanah lebih baik. Selain itu pecangkulan juga bertujuan agar lapisan tanah bawah bisa tercampur dengan lapisan tanah atas sehingga penyebaran humus atau bahan organik bisa merata ke seluruh lapisan tanah. Dengan demikian, tanah menjadi gembur dan subur sehingga akar tanaman buah naga dapat menyerap unsur hara dengan baik.Lahan dengan pH tanah di bawah 6 harus dilakukan pengapuran dengan dosis 1,2 ton/ha ditabur merata keseluruh lahan. Selanjutnya pembuatan lubang tanam sesuai dengan model tiang panjatan yang digunakan.
Pada sistem panjatan tunggal, pengolahan tanah hanya dilakukan disekitar tiang panjatan saja. Buat lubang tanam tanam di sekitar tiang panjatan dengan ukuran 40 cm x 40 cm, kedalaman lubang kurang lebih 30 cm. Masukkan media tanam ke dalam lubang tanam yang terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir/sekam bakar dengan perbandingan 1:1:1. Setelah itu lakukan penyiraman pada media tanam hingga basah dan biarkan terkena sinar matahari selama satu minggu. Agar pertumbuhan dan produksi tanaman buah naga optimal, berikan asam humat dan asam fulvat. Tambahkan juga agensia hayati, seperti fungisida/bakterisida organik untuk mencegah serangan penyakit setelah penanaman. Langkah selanjutnya adalah membuat drainase berupa parit diantara baris tanaman. Pembuatan drainase bertujuan untuk menampung kelebihan air pada saat musim hujan.
Berbeda dengan pengolahan tanah sistem panjatan tunggal. Pada sistem panjatan kelompok (double rowing) pengolahan tanah dilakukan dengan membuat alur penanaman diantara dua tiang beton yang sudah dipersiapkan. Alur yang berfungsi sebagai lokasi atau tempat penanaman buah naga, dibuat kurang lebih sepanjang 4 m dengan lebar galian 40-60 cm. Arah alur sesuai dengan arah kawat pengikat batang, yaitu diantara dua tiang betong. Kemudian media tanam ditebar merata ke dalam alur yang telah dibuat. Komposisi media tanam yang digunakan dalam satu alur adalah 20 kg tanah top soil, 20 kg pupuk kandang, dan 20 kg sekam bakar. Aduk bahan tersebut hingga merata kemudian dimasukkan ke dalam lubang alur. Setelah semua media dimasukkan ke dalam alur kemudian dilakukan penyiraman pada media hingga basah. Biarkan media tanam yang sudah dimasukkan ke dalam lubang terkena sinar matahari selama satu minggu. Penngeringan bertujuan agar media tanam terbebas dari patogen atau penguapan akibat proses dekomposisi. Agar pertumbuhan dan produksi tanaman buah naga optimal, berikan asam humat dan asam fulvat. Tambahkan juga agensia hayati, seperti fungisida/bakterisida organik untuk mencegah serangan penyakit setelah penanaman.
Persiapan Pembibitan Tanaman Buah naga
Keberhasilan budidaya buah naga tidak terlepas dari usaha penyiapan bibit yang berkualitas. Bibit yang vigor, sehat, serta bebas hama penyakit merupakan beberapa ciri bibit yang berkualitas dan memenuhi syarat. Bibit yang telah dipersiapkan dengan baik akan menghasilkan tanaman yang sehat dan mampu berproduksi optimal.Selain itu kualitas bibit juga bisa ditentukan dari kualitas induk. Jika induk tanaman buah naga memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat dengan kualitas buah yang bagus, maka besar kemungkinan bibit yang dihasilkan juga memiliki sifat yang tidak jauh berbeda dengan induknya. Jumlah kebutuhan bibit tergantung dengan sistem budidaya yang digunakan. Jika mengguanakan sistem tiang panjatan tungal maka dibutuhkan bibit buah naga sebanyak 1.000 batang/ha. Tetapi jika menggunakan sistem panjatan kelompok maka kebutuhan bibit buah naga akan lebih banyak lagi, yaitu 10.400 batang/ha. Oleh karena itu, pengadaan dan penyiapan bibit harus dilakukan secara intensif agar tidak terjadi kekurangan bibit setelah penanaman.
Perbanyakan bibit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif. Perbanyakan generatif adalah perbanyakan menggunakan biji buah naga. Keuntungan menggunakan teknik perbanyakan generatif yaitu dapat diperoleh bibit dalam jumlah yang banyak dengan biaya yang murah. Setiap butir buah naga minimal berisi 1.000 biji. Namun cara ini kurang populer dan jarang dilakukan oleh pembudidaya buah naga karena membutuhkan waktu yang sangat lama dan sedikit lebih sulit jika dibandingkan dengan teknik perbanyakan vegetatif. Disamping itu untuk mendapatkan biji yang bernas dan berkualitas juga aga susah, karena harus dibutuhkan buah yang benar-benar tua dan sehat. Seleksi bijii yang berkualitas juga sulit dilakukan karena ukuran biji yang sangat kecil dan memiliki penampakan yang sama. Oleh karena itu, pada artikel ini hanya akan dibahas tentang teknik dan cara perbanyakan vegetatif.
Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunaka bagian dari tanaman itu sendiri. Teknik perbanyakan ini membutuhkan biaya yang mahal, tetapi tingkat keberhasilannya lebih tinggi disamping waktu yang dibutuhkan pada fase pemeliharaan lebih singkat. Keuntungan lain dari perbanyakan vegetatif yaitu kemungkinan tanaman mengalami penyimpangan genetik sangat kecil.
Metode perbanyakan vegetatif yang paling mudah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bibit pada budidaya buah naga adalah dengan teknik stek batang. Perbanyakan dengan stek memiliki tingkat keberhasilan bibit bertahan hidup lebih tinggi, pertumbuhannya lebih cepat, dan bibit yang dihasilkan berkualitas tinggi dengan genetik yang serupa dengan induknya. Selain itu teknik stek batang juga mudah dilakukan.
Sebelum melakukan penyetekan harus dipilih batang atau cabang tanaman yang baik, sehat, tua, berwarna hijau gelam, dan sudah pernah berbuah paling tidak 3-4 kali dengan panjang minimal 30 cm. Keberhasilan stek ditentukan oleh calon batang yang digunakan. Batang tanaman buah naga yang pernah berbuah pertumbuhannya akan cepat, kokoh, dan mudah membentuk tunas. Sedangkan batang atau cabang yang masih muda mengandung banyak air sehingga lebih rentan terserang penyakit. Batang atau cabang tanaman buah naga yang memenuhi kriteria tersebut akan lebih cepat keluar akar sehingga pertumbuhan tanaman juga lebih cepat yang ditandai dengan keluarnya tunas-tunas baru.
Setelah menentukan batang atau cabang tanaman buah naga yang akan digunakan untuk perbanyakan dengan cara stek batang, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemotongan terhadap calon batang atau cabang tanaman buah naga yang akan digunakan. Untuk membedakan bagian bawah dan atas batang yang telah dipotong, maka potongan dibuat meruncing pada bagian bawah, dengan demikian bekas potongan pada bagian atas batang akan membentuk huruf V. Kemudian angin-anginkan batang stek hingga getahnya mengering atau kurang lebih selama 2-3 hari.
Stek ditanam pada polibag yang sudah diisi media dengan komposisi 1 tanah, 1 pupuk kandang, dan 1 sekam bakar. Polybag diletakkan di atas bedengan yang sudah disiapkan dengan jarak 20 cm x 20 cm. Bedengan dibuat dengan lebar 100 cm. Langkah selanjutnya tempat persemaian ditutup dengan plastik sungkup transparan dengan ditopang menggunakan bambu yang dipasang melengkung. Selama pembibitan kondisi media harus dijaga agar tidak kekeringan. Tunas baru akan muncul setelah bibit berumur kurang lebih 2 minggu.
Pada umumnya, batang atau cabang stek yang sehat akan mengeluarkan lebih dari satu tunas secara bersamaan. Sisakan satu tunas yang paling besar dan sehat dengan petumbuhan yang kokoh. Perempelan tunas harus dilakukan secara rutin agar suplai nutrisi bisa dioptimalkan untuk pertumbuhan tunas yang dipelihara. Setelah 3 minggu, stek mulai mengeluarkan akar dan tanaman sudah tampak vigor. Pada umur ini plastik sungkup sudah bisa dibuka pada pagi hari dan ditutup lagi saat menjelang petang agar bibit memperoleh sinar matahari langsung. Namun jika kondisi hujan, plastik sungkup tetap dibiarkan menutupi bibit agar media penanaman tidak terlalu basah. Bibit siap ditanam pada umur 3-5 bulan.
Pengendalian hama penyakit dapat dilakukan dengan cara menjaga sanitasi lingkungan, baik di bedengan maupun polybag. Kelembaban pada areal penanaman harus selalu dijaga agar bibit stek tidak mengalami kekeringan. Namun yang perlu diperhatikan adalah pada saat melakukan penyiraman, harus dihindari pemberian air yang berlebihan agar tidak terjadi genangan yang berpotensi menimbulkan serangan penyakit, terutama penyakit akar. Gulma yang tumbuh di sekitar arel pembibitan juga harus dibersihkan agar tidak terjadi persaingan dalam memperoleh intensitas sinar matahari dan penyerapan unsur hara. Selain itu, gulma yang tumbuh di sekitar areal pembibitan juga berpotensi menjadi inang hama dan penyakit. Jika bibit terserang hama penyakit lakukan pengendalian secara terpadu. Jika serangan ringan, pengendalian hama penyakit cukup dilakukan secara manual. Sebagai pencegahan, lakukan penyemprotan rutin menggunakan pestisida organik maupun agensia hayati 1 minggu sekali.
Penanaman Buah Naga
Setelah lahan penanaman buah naga selesai dipersiapkan, pemindah tanaman bibit stek yang telah siap, kurang lebih berumur tiga bulan, bisa segera dilakukan. Penanaman harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan akibat teknis penanaman yang tidak benar, sehingga dapat mengakibatkan bibit stress dan pertumbuhannya terhambat. Perhatikan pada saat penanaman media dalam polybag jangan sampai pecah karena akan membuat bibit kesuliatan beradaptasi akibat mengalami kerusakan akar. Penanaman jangan terlalu dalam karena dapat mengakibatkan bibit mudah terserang penyakit busuk batang. Penanaman yang ideal kurang lebih 20% dari panjang bibit.Teknis penanaman sistem tiang panjat tunggal berbeda dengan penanaman pada sistem tiang panjat berkelompok. Pada penanaman sistem tiang panjatan tunggal dilakukan dengan jarak tanam 10 cm dari tiang panjatan. Keempat stek ditanam mengelilingi tiang panjatan. Ikat keempat bibit tersebut pada tiang panjatan menggunakan tali yang lunak agar bibit tidak mudah jatuh. Lakukan pengikatan dengan hati-hati, jangan terlalu kuat sehingga mengakibatkan batang tanaman terluka. Batang tanaman yang terluka akan mudah terserang penyakit, terutama busuk batang. Lakukan penyiraman setelah penanaman selesai.
Teknik penanaman buah naga dengan sistem double rowing dilakukan dengan cara mengikuti lajur di antara dua tiang panjatan. Bibit buah naga ditanam tidak jauh dari kawat yang dipasang secara vertikal dengan titik tanam berpola zigzag.
Pemeliharaan Tanaman Buah Naga
Dalam budidaya buah naga, pemeliharaan harus tetap dilakukan secara teratur. Pemeliharaan tanaman merupakan faktor penting yang mendukung keberhasilan budidaya. Upaya pemeliharaan pada budidaya buah naga secara intensif meliputi pengairan, penyulaman, pengikatan batang atau cabang, pemupukan susulan, pemangkasan, seleksi buah, sanitasi kebun, serta pengendalian hama penyakit tanaman.Pengairan
Pada dasarnya tanaman buah naga tidak membutuhkan irigasi khusus. Umunya pengairan dilakukan dengan sistem tadah hujan. Oleh karena akarnya yang sangat lebat, sehingga buah naga tahan terhadap kekeringan. Namun buah naga tetap memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya. Kekurangan air selama fase vegetatif dapat membuat tanaman layu dan sulit bertunas. Oleh karena itu penyiraman tetap dilakukan seminggu sekali hingga tanaman berumur 6 bulan. Bila kondisi tanah terlalu kering, maka penyiraman dilakukan 2-4 hari sekali, tergantung pada kondisi di lahan. Pada fase generatif, yang ditandai dengan munculnya bunga dan buah, maka penyiraman dilakukan setiap 10-14 hari sekali atau menyesuaikan kondisi bila tanah terlalu kering. Kekurangan air pada fase ini bisa mengakibatkan bunga rontok dan buah yang terbentuk tidak sempurna. Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari.Selain dengan penyiraman, pengairan juga bisa dilakukan dengan cara penggenangan. Caranya yaitu dengan perendaman air di parit sedalam kurang lebih 20 cm. Pengeleban dilakukan selama 1-1,5 jam, setelah itu air di parit harus segera dibuang atau dialirkan keluar. Pada sistem pertanian modern, pengairan bisa dilakukan menggunakan sprinkler dengan bantuan instalasi pompa air menggunakan motor.
Penyulaman tanaman
Penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman yang mati disebabkan karena serangan hama, penyakit, atau sebab lain. Tujuan dari penyulaman yaitu agar tanaman bisa berproduksi optimal dan efisiensi lahan tetap tinggi. Penyulaman dilakukan pada umur 7 hari setelah tanam hingga tanaman berumur 2 bulan.Pengikatan batang atau cabang
Letak batang atau cabang perlu diatur agar pertumbuhan tanaman normal dan tidak salah bentuk. Pengaturan letak turut berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman. Pengaturan dilakukan dengan pengikatan batang atau cabang ke tiang panjatan. Pengikatan yang terlambat membuat pertumbuhan batang atau cabang melengkung dan tidak teratur. Akibatnya cabang produktif tidak tumbuh ke atas.Pengikatan dilakukan setiap 20-25 cm ke tiang panjatan. Tali pengikat bisa menggunakan tali rafia atau tali lunak lainnya dengan membentuk angaka 8. Pengikatan jangan terlalu kencang agar batang atau cabang tidak terjepit yang dapat mengakibatkan luka atau bahkan patah. Selain itu tujuan pengikatan juga untuk mempermudah akar udara menempel pada tiang panjatan sehingga memperkokoh posisi tanaman.
Pemupukan susulan
Meskipun tanah telah menyediakan hara, akan tetapi ketersediaan haranya tidak mencukupi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman selanjutnya. Oleh karena itu, perlu diberi pupuk susulan atau pupuk tambahan. Pada budidaya buah naga dengan sistem organik pemberian pupuk tambahan dilakukan menggunakan pupuk kandang atau bahan organik lain yang sudah difermentasi. Dosis pemberian pupuk organik sebanyak 2-5 gram/tanaman pada fase vegetatif dan 5-10 gram/tanaman pada fase generatif. Frekuensi pemberian pupuk dilakukan dua bulan sekali. Pupuk diberikan dengan cara menggali lubang disekitar tanaman, jangan terlalu dekat dengan batang karena bisa melukai akar tanaman, kemudian ditaburkan dan segera ditutup dengan tanah. Setelah semua pupuk ditutup dengan tanah, lakukan penyiraman agar pupuk mudah bereaksi dan terserap oleh akar tanaman. Untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi buah naga berikan nutrisi tanaman organik, asam humat dan asam fulvat, maupun hormon organik 7 hari sekali. Untuk penggunaan hormon tumbuhan (ZPT) sintesis, sebaiknya memahami fungsi dari hormon (ZPT) sintesis yang akan digunakan.Pemangkasan tanaman buah naga
Pemangkasan tanaman bertujuan untuk memperoleh bentuk yang baik sehingga menunjang pertumbuhan yang baik. Selain itu, pemangkasan juga bertujuan untuk membuang bagian tanaman yang tidak produktif seperti cabang yang kerdil atau kurus. Batang atau cabang yang tidak produktif akan menghambat pembentukan tunas baru dan buah karena berkompetisi dengan batang produktif dalam memperoleh hara.Pemangkasan vegetatif
Pemangkasan vegetatif untuk membentuk batang pokok dilakukan setelah bibit ditanam. Tunas yang tumbuh dari bibit dipertahankan hanya 1-2 tunas saja. Pilih tunas atau cabang yang sehat, kokoh dan berwarna hijau gelap. Tunas yang berbentuk tidak sempurna, dengan ujung membulat, juga harus dipangkas. Tunas yang dipelihara akan menjadi batang utama untuk dipertahankan hingga berukuran 130-150 cm. Jika telah mencapai tinggi yang diinginkan maka segera dipangkas sekitar 5-10 cm dari ujung batang. Bekas pangkasan dioles dengan larutan fungisida/bakterisida organik untuk menghindari infeksi cendawan atau bakteri. Dengan pemangkasan batang akan merangsang tumbuhnya cabang produktif yang seragam. Tunas baru yang muncul di bagian bawah juga harus dipangkas.
Pemangkasan generatif
Setelah pemangkasan vegetatif di bagian pangkal batang utama, maka akan muncul cabang produktif secara alami pada ujung batang tersebut. Umumnya akan muncul 4-5 cabang produktif. Lakukan seleksi pada cabang produktif tersebut dan pilih 3-4 cabang yang paling besar, sehat, kekar, dan berwarna hijau gelap. Pemangkasan tetap dilakukan pada setiap tunas baru yang muncul di cabang produktif hingga cabang produktif mencapai ukuran 70-100 cm. Saat cabang produktif telah mencapai ukuran tersebut, segera pangkas 5-10 cm dari ujung cabang. Setelah dilakukan pemotongan pada ujung cabang produktif, maka pemangkasan dilakukan terhadap semua tunas baru yang muncul pada tanaman buah naga. Pemotongan tunas tersebut bertujuan agar nutrisi yang diserap tanaman digunakan secara optimal untuk pembentukan bunga dan buah. Yang perlu diperhatikan adalah setiap kali melakukan pemangkasan harus segera diikuti dengan pengolesan larutan pestisida organik pada bekas pangkasan tersebut.
Seleksi bunga dan buah
Tanaman yang sudah mulai berbungan ditandai dengan munculnya bunga pada cabang produktif. Biasanya akan muncul lebih dari satu bunga. Oleh karena itu, seleksi bunga dilakukan saat bunga masih kecil, sehingga nutrisi tidak digunakan untuk perkembangan bunga yang dibuang. Pilih 2-3 bunga yang paling besar, sehat, berwarna cerah, dan segar pada setiap cabang produktif dengan jarak antar bunga kurang lebih 30 cm.Sanitasi Kebun Penanaman Buah Naga
Sanitasi kebun merupakan kegiatan membersihkan kebun dari gulma atau tumbuhan pengganggu, batang atau cabang bekas pangkasan, serta perawatan saluran irigasi agar tidak menimbulkan genangan air saat musim hujan. Tujuan dari kegiatan tersebuat adalah untuk mencegah penyebaran hama penyakit, menjaga kelembaban areal pertanaman, dan pengurangi perebutan unsur hara antara tanaman buah naga dengan gulma.Batang atau cabang bekas pangkasan segera dikumpulkan dan dimusnahkan saat melaukan pemangkasan. Caranya dengan menyediakan wadah dan langsung memasukan bekas pangkasan tersebut ke dalam wadah agar tidak tercecer. Pengendalian gulama dilakukan dengan melakukan penyiangan rutin. Pada budidaya buah naga organik, pengendalian gulma tidak dianjurkan menggunakan herbisida. Penyiangan dilakukan secara kultur teknis menggunakan cangkul. Pencangkulan di sekitar titik tanam dilakukan dengan hari-hati agar tidak merusak perakaran tanaman buah naga.
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TANAMAN BUAH NAGA SECARA ORGANIK
Tanaman buah naga tergolong jenis tanaman yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit, seperti halnya tanaman kaktus lain yang memiliki ketahanan sukup tinggi terhadap serangan hama dan penyakit. Namun, hal ini tidak berarti bahwa tanaman buah naga yang kita budidaya selamanya terhindar dari hama penyakit. Oleh karena itu, upaya pengendalian hama penyakit tersebut tetap harus diterapkan sebagai sebuah kesatuan dalam proses agribisnis budidaya buah naga. Kerusakan akibat serangan hama dan penyakit tidak hanya menurunkan kualitas dan kuantitas produksi, tetapi bila tidak dikendalikan dan serangan semakin parah juga dapat mematikan tanaman. Oleh karena itu, sejak dini harus dilakukan pengontrolan tanaman dan identifikasi terhadap organisme pengganggu tanaman yang menyerang.HAMA BUAH NAGA
Tungau (Tetranycus sp.)
Tungau berukuran sangat kecil dengan bentuk menyerupai laba-laba dan bersifat polyfag, yaitu menyerang hampir segala jenis tanaman. Serangga dewasa berukuran kurang lebih 1 mm dan aktif di siang hari. Siklus hidup tungau berkisar antara 14-15 hari. Tungau menyerang tanaman buah naga dengan cara menghisap cairan batang dan cabang. Akibatnya dipermukaan kulit batang atau cabang tanaman yang terserang muncul bintik-bintik kuning atau cokelat. Serangan yang berat akan menyebabkan tanaman buah naga tumbuh tidak normal.Pengendalian tungau bisa dilakukan dengan penyemprotan pestisida nabati 3-4 hari sekali, seperti nimba, tagetes, eceng gondok, atau rumput laut. Untuk memulihkan tanaman yang terserang tungau diberikan nutrisi tanaman organik, baik melalui akar, dengan cara dikocor, maupun melalui tubuh tanaman, dengan cara disemprot.
Kutu Kebul (Bemisia tabaci)
Salah satu hama utama dalam budidaya buah naga adalah kutu kebul. Imago serangga dewasa berukuran 1-1,5 mm, berwarna putih, dan sayapnya ditutupi lapisan lilin yang bertepung. Serangga dewasa biasanya berkelompok pada permukaan bagian bawah cabang. Jika tanaman disentuh biasanya serangga akan beterbangan seperti kabut atau kebul putih. Gejala serangan kutu kebul pada tanaman buah naga ditandai dengan adanya bercak nekrotik akibat rusaknya sel-sel dan jaringan tanaman pada batang atau cabang yang terserang. Ekskresi kutu kebul berupa madu yang merupakan media tempat tumbuhnya embun jelaga yang berwarna hitam. Hal ini menyebabkan proses fotosintesis berlangsung tidak normal. Selain kerusakan langsung pada tanaman, kutu kebul merupakan serangga yang sangat berbahaya karena berperan sebagai vektor penular virus tanaman. Kerugian akibat serangan kutu kebul dapat mencapai 20-100%. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 60 jenis virus yang berpotensi ditularkan oleh kutu kebul.Pengendalian hama kutu kebul dapat dilakukan secara kultur teknis, yaitu dengan menerapkan metode strip-planting yaitu penerapan tanaman perangkap. Tanaman perangkap bisa ditanam mengelilingi areal budidaya buah naga sehingga membentuk pagar yang rapat. Beberapa tanaman yang efektif digunakan sebagai perangkap kutu kebul antara lain, jagung, bunga matahai, kacang panjang, dan buncis. Selain penerapan strip planting, pengendalian gulma juga harus dilakukan secara rutin. Gulma sangat berpotensi sebagai inang kutu kebul.
Untuk mengurangi populasi serangga bisa dengan pemasangan alat perangkap yellow trap sebanyak 40 buah/ha. Pengendalian hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami kutu kebul, antara lain sebagai berikut :
- Kumbang predator Menochilus sexmaculatus (Coccinelidae) yang memiliki siklus hidup 18-24 hari dengan kemampuan memangsa nimfa kutu kebul sebanyak 200-400 ekor. Satu ekor kumbang betina mampu menghasilkan telur sebanyak 3.000 butir.
- Parasitoid Encarcia formosa, satu ekor serangga betinanya mampu menghasilkan telur sebanyak 100-200 butir.
Untuk memperkuat kondisi tanaman agar mampu bertahan dari infeksi virus yang ditularkan oleh kutu kebul maka diperlukan penyemprotan mengunakan nutrisi organik secara rutin dengan interval 7 hari sekali. Pemberian nutrisi organik bertujuan untuk memberikan asupan yang cukup pada tanaman, sehingga tanaman tetap sehat. Tanaman yang sehat memiliki daya tahan yang baik dari serangan hama penyakit.
Kutu sisik (Pseudococcus sp.)
Hama ini lebih menyukai berapa pada bagian batan atau cabang tanaman buah naga yang tidak terkena sinar matahari. Batang atau cabang tanaman terserang telihat kusam.Pengendalian hama Peudococcus sp. bisa dilakukan dengan penyemprotan pestisida nabati 3-4 hari sekali, seperti nimba, tagetes, eceng gondok, atau rumput laut. Untuk memulihkan tanaman yang terserang, berikan nutrisi tanaman organik, baik melalui akar, dengan cara dikocor, maupun melalui tubuh tanaman, dengan cara disemprot.
Kutu Batok (Aspidiotus sp.)
Hama kutu batok menyerang tanaman buah naga dengan cara mengisap cairan batang atau cabang, sehingga pada bagian tanaman terserang berwarna kuning.Pengendalian hama Kutu Batok (Aspidiotus sp.) bisa dilakukan dengan penyemprotan pestisida nabati 3-4 hari sekali, seperti nimba, tagetes, eceng gondok, atau rumput laut. Untuk memulihkan tanaman yang terserang, berikan nutrisi tanaman organik, baik melalui akar, dengan cara dikocor, maupun melalui tubuh tanaman, dengan cara disemprot.
Bekicot
Hama bekicot menyerang tanaman buah naga terutama pada musim hujan. Bekicot menyerang tanaman buah naga pada malam hari dengan cara menggerogoti batang atau cabang tanaman sehingga bagian tanaman yang luka berpotensi terinfeksi oleh penyakit sekunder yang disebabkan oleh fungi maupun bakteri.Pengendalian bekicot bisa dilakukan secara fisik yaitu dengan melakukan pengontrolan lahan dan mengambil berkicot yang menempel pada tanaman Lebih efektif pengendalian dengan cara ini dilakukan pada malam hari, karena bekicot memiliki aktifitas yang tinggi pada malam hari.
Semut
Pada umumnya, semut akan muncul pada saat tanaman buah naga mulai berbunga. Bunga buah naga memiliki aroma khas dan mengeluarkan cairan yang berasa manis. Semut menyerang dengan mengerubungi bungan yang baru kuncup dan mengakibatkan kulit buah akan berbintik-bintik cokelat. Hal ini tentunya mengakibatkan kualitas buah turun dan harga menjadi rendah. Pengendalian dilakukan dengan menaburkan kapur di sekitar batang utama.Burung
Gangguan burung umumnya jarang terjadi sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Biasanya burung menyerang buah naga yang telah masak. Pemanenan tepat waktu dapat mengurangi resiko serangan burung tersebut.PENYAKIT BUAH NAGA
Buah naga tergolong tanaman yang agak tahan terhadap serangan penyakit. Namun, bukan berarti tanaman buah naga tidak berpotensi terserang penyakit, apalagi jika lingkungan budidaya tidak sesui dengan syarat pertumbuhannya. Umumnya penyakit mulai menyerang tanaman akibat sanitasi kebun tidak dijaga dengan baik. Jika tanaman terserang penyakit maka harus segera dilakukan penanganan agar tidak menyebar ke tanaman yang lain. Berikut beberapa penyakit yang biasa ditemui pada tanaman buah naga dan cara pengendalian yang dapat dilakukan.Busuk Pangkal Batang
Penyakit busung pangkal batang umumnya menyerang pada saat awal penanaman. Gejala serangan ditandai dengan adanya pembusukan pada pangkal batang sehingga menyebabkan batang berair dan berwarna kecokelatan. Pada daerah terserang terdapat bulu-bulu putih halus yang merupakan miselium cendawan. Penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan Sclerotium rolfsii Sacc. dan lebih sering menyerang tanaman pada saat cuaca lembab.Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan pengaturan drainase dan kelembaban pada saat musim hujan. Penyemprotan tanaman menggunakan pestisida nabati, seperti daun serai, bawang putih, kunyit, serta bawang merah. Bahan-bahan tersebut direbus dan disemprotkan pada tanaman. Upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan pemanfaatan agensia hayati, seperti Trichoderma sp. dan Gliocldium sp.
Busuk Bakteri
Serangan penyakit ini desebabkan oleh infeksi bakteri Pseudomonas sp. Gejala tanaman yang terserang penyakit busuk bakteri ditandai dengan adanya pembusukan pada pangkal batang, terdapat lendir putih kekuningan pada daerah serangan, serta tanaman tanpak kusan dan layu.Pengendalian terhadap serangan bakteri ini dilakukan dengan melakukan sanitasi kebun secara rutin, perbaikan drainase untuk mencegah adanya genangan air, pencabutan tanaman terserang dan tanah disekitar titik tanam dibuang jauh dari areal budidaya. Usahakan pembuangan tanah tersebut jangan sampai tercecer. Lubang bekas titik tanam ditaburi dengan kapur agar pH tanah lokal meningkat. Penyemprotan tanaman menggunakan pestisida nabati, seperti daun serai, bawang putih, kunyit, serta bawang merah. Bahan-bahan tersebut direbus dan disemprotkan pada tanaman. Upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan pemanfaatan agensia hayati, seperti Trichoderma sp. dan Gliocldium sp.
Layu Fusarium
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporium. Gejala serangan antara lain cabang tanaman berkerut, layu dan busuk berwarna cokelat. Secara umum gejala yang tampak hampir sama dengan serangan penyakit busuk bakteri.Pengendalian terhadap serangan bakteri ini dilakukan dengan melakukan sanitasi kebun secara rutin, perbaikan drainase untuk mencegah adanya genangan air, pencabutan tanaman terserang dan tanah disekitar titik tanam dibuang jauh dari areal budidaya. Usahakan pembuangan tanah tersebut jangan sampai tercecer. Lubang bekas titik tanam ditaburi dengan kapur agar pH tanah lokal meningkat. Penyemprotan tanaman menggunakan pestisida nabati, seperti daun serai, bawang putih, kunyit, serta bawang merah. Bahan-bahan tersebut direbus dan disemprotkan pada tanaman. Upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan pemanfaatan agensia hayati, seperti Trichoderma sp. dan Gliocldium sp.
PANEN BUAH NAGA
Panen merupakan kegiatan memetik buah yang telah siap panen atau mencapai kematangan optimal sesuai dengan standar yang ditentukan pasar. Tujuan dari kegiatan panen ini adalah memperoleh hasil dari kegiatan budidaya, yaitu dengan memetik buah yang akan dipanen sesuai dengan tingkat kematangan yang dikehendaki. Umumnya produk hortikultura merupakan produk yang cepat sekali rusak. Meskipun mutunya bagus, tetapi jika pemanenan dilakukan dengan tidak benar maka akan menurunkan kualitasnya. Pada bagian ini akan dibahas tentang panen buah naga Super Red (Hylocereus costaricensis).Setelah berumur 1,5-2 tahun tanaman buah naga mulai berbunga. Buah naga Super Red siap panen memerlukan waktu antara 50-55 hari sejak muncul bunga. Setelah bunga muncul pada bagian cabang atau tangkai buah diberi tanda tanggal munculnya bunga tersebut mengguunakan kertas dan ditulis dengan spidol, lalu kertas dibungkus dengan plastik bening agar tidak rusak. Biasanya pada 2 tahun pertama, setiap tiang mampu menghasilkan 8-10 buah naga dengan bobot 400-600 gram/buah. Umur produktif tanaman buah naga berkisar 15-20 tahun.
Ciri-Ciri buah naga siap panen antara lain:
- Umur buah sejak telah mencapai 50-55 hari setelah muncul bunga;
- Warna kulit buah mengkilat dengan sisik berubah dari hijau menjadi kemerahan;
- Mahkota buah telah mengecil;
- Kedua pangkal buah keriput dan kering;
- Bentuk buah bulat sempurna dan besar dengan bobot diperkirakan 400-600 g.
Pemanenan buah naga harus dilakukan dengan benar untuk menjaga kualitas buah. Cara dan tahap pemanenan adalah sebagai berikut :
- Kenakan sarung tangan agar tidak melukai kulit buah.
- Gunakan gunting atau alat potong lain yang tajam untuk memotong tangkai buah.
- Potong buah tepat pada tangkainya, lakukan dengan hati-hati, jangan sampai melukai kulit buah maupun percabangan tempat buah tersebut.
- Bungkus buah yang telah dipanen dengan koran dan diletakkan ke dalam keranjang dengan posisi tangkai buah menghadap ke bawah. Bagian bawah atau dasar keranjang diberi alas menggunakan daun kering atau kertas koran.
- Bagian atas buah juga diberi alas untuk meletakkan buah pada lapisan di atasnya, bisa menggunakan daun kering atau kertas koran, sehingga dapat mengurangi tekanan buah pada lapisan di atasnya.
- Tinggi lapisan buah pada keranjang tidak lebih dari tiga lapis agar buah bagian bawah tidak menerima beban terlalu berat.
BUAH NAGA
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar